"Saat aku mati nanti"
Kata-kata itu masih terngiang di telinganya.
"Tidak"
"Apa jadinya aku tanpa dirinya"
Ingatannya kembali pada saat Seokjin mulai datang ke hidupnya.
Bagaimana mereka bisa berbicara tentang apa saja.
Bagaimana ia menginspirasi lirik-lirik lagunya.
Tanpa ia sadari, Seokjin telah menjadi bagian yang teramat penting dalam hidup Namjoon.
"Magic Shop?"
Seokjin mulai memainkan piano mengikuti irama lagunya.
Siang itu mereka kembali berada di studio.
Entah sejak kapan tempat itu merupakan tempat yang nyaman untuk mereka.
Naega nain ge silheun nal yeongyeong sarajigo sipeun nal
Muneul hana mandeulja neoui mam sogeda
Geu muneul yeolgo deuleogamyeon i gosi gidalil geoya
Mideodo gwaenchana neol wilohaejul Magic Shop...
"Wow....indah..." Seokjin menghela napas.
"Jungkook yang membuatnya"
"Jinjja?"
Namjoon mengangguk dan tersenyum.
"Jika kau percaya...kau bisa mengubah ketakutan menjadi sesuatu yang indah...."
Seokjin tertegun sejenak kemudian membalikkan badan dan duduk di sofa.
"B-bagaimana Jackson?" Ia mengalihkan perhatian.
"Eoh? Tiba-tiba?" Namjoon terkekeh.
"Seokjin-ah...."
"Kau pernah punya pacar?"
Ia menarik kursi dan duduk di seberang Seokjin.Seokjin menggeleng sambil terus menatapnya.
"Ahhhh.....ada sesuatu yang ingin kau ceritakan ya?"
"Cerita saja Namjoon-ah..."
"Aku ini pendengar yang baik..."Ia mulai memasang wajah serius dengan tubuh yang menyandar dan kedua tangan yang terlipat bak seorang psikolog.
"Aisshhh...." Gumpalan kertas kecil itu pun melayang ke arahnya.
"Okay...serius..." Ia berdehem sebelum memulai ceritanya.
"Aku dan Jackson sudah hampir dua tahun berpacaran"
"Tapi akhir-akhir ini aku selalu merasa ada sesuatu yang berbeda"
"Seperti.....apa yang kami jalani hanya sebatas formalitas saja"
"Ia juga lebih sering membatalkan janjinya sepihak"
Seokjin memiringkan kepalanya.
"Jackson masih sering mengirim pesan"
"Tapi entah kenapa itu terasa hanya sekedar basa basi"
"Aku tidak tahu kau mengerti atau tidak apa yang kumaksud"
"Hanya....itu yang selalu mengganggu pikiranku akhir-akhir ini"
"Maaf jika aku membebanimu dengan cerita ini" Namjoon terkekeh dan mengusap tengkuknya malu.
"Jackson punya kekasih lain?"
Pertanyaan polos itu membuatnya kembali menegakkan kepala dan menatap Seokjin kaget.
"A-maaf...maaf.....aku terlalu lancang ya" Seokjin melambaikan kedua tangan di depan dadanya.
"Itu hanya pengalaman salah satu temanku saja"
"T-tidak....."
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu sebelumnya""Mungkinkah?" Namjoon memiringkan kepalanya. Kerutan tipis muncul di keningnya.
"Entahlah.....jangan berpikiran buruk dulu Namjoon-ah..."
"Jika masih bisa dibicarakan akan lebih baik kan..."
Seokjin tersenyum dan mengulurkan tangan mengusap-usap kepalanya.
Namjoon memejamkan mata dan menarik napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan.
"Kau selalu berhasil menenangkanku Seokjin..."