"Kita makan dulu?"
"Kau sudah lapar?"Namjoon akhirnya berhenti berjalan dan menoleh. Mata dan hidungnya merah tapi ia tersenyum. Berusaha menutupi kesedihannya.
"Aku mau jus strawberry" Seokjin tersenyum lebar.
"Aku pesan burger juga kalau begitu"
"Tapi tanpa kentang goreng"Keduanya hanya tersenyum.
Duduk di bangku yang sama dengan waktu itu.
Menunggu pesanan dengan canggung.
Tidak berbicara satu patah katapun.Namjoon sibuk mengalihkan perhatiannya kemana-mana sedangkan tatapan Seokjin hanya pada pria di hadapannya.
"Hey...." Ia memiringkan kepalanya.
"Kau tidak baik-baik saja kan?"
"Hmm?"
"Maksudmu?" Namjoon membulatkan mata dan tersenyum."Namjoonie....."
"Kau belum menatapku dari tadi.....""Kau marah?"
Belum sempat Namjoon menjawab, dua buah jus dan porsi makanan pun datang.
Ia mengucap terimakasih pada sang pelayan dan membagikan makanan di hadapannya.
"Ayo dimakan sayang..." Ia tetap tersenyum.
Seokjin menggigit burgernya. Mengunyahnya pelan dan menyeruput jus berwarna pink itu sedikit demi sedikit.
"Mual?" Namjoon menatapnya khawatir.
Seokjin menggeleng dan tersenyum.
"Semangat makannya sayang..."
"Kita belum bermain apa-apa!"
Ucapan Namjoon yang bersemangat itu sekejap juga membangkitkan semangat Seokjin.
Senyumnya semakin melebar.
"Aaaarrrgghhhhhh......sedikit lagiiiii!!!"
Namjoon mengacak rambutnya ketika bola-bola yang ia lempar hampir bisa membawa pulang boneka alpaca kecil yang bertengger di rak paling atas.
Seokjin terbahak melihat tingkah menggemaskan pria di sebelahnya.
"Lihat ini Namjoonie"
Seokjin melempar bola-bola itu dengan pasti.
Namjoon menunggunya beberapa langkah di belakang.
Sesaat kemudian Seokjin mengambil boneka alpaca berwarna biru itu dari penjaga gerai, membungkuk mengucap terimakasih dan berbalik dengan senyum lebarnya.
Ia berjalan sambil melompat-lompat kecil menghampiri pria yang sedang menatapnya kesal sambil melipat kedua tangannya.
"Aiigoooo.....ada apa dengan wajah jelek ini eohhh?" Ia menempelkan moncong boneka itu di hidung Namjoon lalu terbahak.
Namjoon yang tidak tahan melihatnya pun ikut tertawa. Mengecup lembut dan mencubit pipinya.
"Simpan baik-baik ya Namjoonie....."
Seokjin memasukkan boneka itu ke dalam saku jaket Namjoon lalu menggandeng tangannya dan kembali berjalan.
"Selalu seperti ini...."
"Setiap aku berusaha melakukan sesuatu untuk Seokjin....selalu ia yang berbalik melakukan segalanya untukku"
"Kau tidak berguna untuknya Kim Namjoon!"
Langkahnya berhenti.
Namjoon melepas gandengan tangan itu dan berbalik meninggalkan Seokjin.
"Sekali lagi"
"Biarkan aku mencobanya sekali lagi"
"Aku bisa membahagiakanmu Kim Seokjin!"
"Tunggu aku. Jangan pergi!"
Setengah berlari ia tersenyum mundur dan berbalik ke gerai permainan tadi.
"Namjoonie stop....."
"Jangan seperti ini....." Ia menunduk dan terisak sementara pria itu sudah berada di depan gerai.
Tak lama Namjoon kembali melompat-lompat sambil melambaikan boneka alpaca berwarna pink di tangannya.
Seokjin terkejut menatapnya.
Ia mengambil boneka itu kemudian tertawa.
Seiring dengan isakannya yang semakin keras.
"Ah! Salju pertama....."
"Kau melihatnya?"Seokjin mengangguk.
"Tandanya kita akan selalu bersama"
Namjoon tersenyum lebar."Nanti kita akan memiliki banyak barang-barang couple"
"Kita akan kesini tiap tahun"
"Janji!"
Rasa sakit di hati Seokjin pun kembali mendengar ucapan Namjoon.
"Tidak Namjoon....tidak...."
Ia mendorong Namjoon yang akan memeluknya."Ini terakhir kalinya kau melihatku"
"Besok kau akan pergi kan?"
"Mungkin ini cara semesta untuk memisahkan kita"
"Untuk membiasakanmu tanpa aku"
Namjoon tak bergeming. Ia tetap tersenyum.
"Jangan tatap aku seperti itu Namjoon-ah..."
"Tidak..."
"Kau tatap aku..."
"Tatap aku dan katakan kau ingin berpisah denganku"
"Tatap aku dan katakan kau sudah tidak mencintaiku"
"Buat aku rela dengan kepergianmu Seokjinnie..."
Ucapannya yang begitu tenang membuat Seokjin kembali terisak. Ia menunduk.
"Aku mencintaimu Namjoonie..."
"Sangat....."
"Tapi kita tidak punya pilihan lain"
"Apapun yang akan terjadi padaku akan memisahkan kita!"
Suaranya mulai meninggi."Lepaskan aku Namjoon..." Ia menghela napas.
Namjoon menggeleng.
"Namjoon kumohon...."
Ia tetap tak bergeming dan kembali tersenyum.
"Kumohon......" Seokjin mendorongnya dan berjalan mundur sambil terisak.
"Berbaliklah Namjoonie...." Ia menunduk. Suaranya mulai tenang.
Tidak ada pergerakan dari pria di seberangnya. Air matanya mengalir tak terbendung.
"Kim Namjoon!"
Ia tersentak. Menelan ludahnya dan menghela napas panjang kemudian membalikkan badannya perlahan.
"Hitung sampai 10...."
"....."
"Hitung Namjoon-ah...."
DEG DEG DEG
"S-satu....."
"Dua....."
"Selamat tinggal Namjoonie...."
"Sepuluh...."
Namjoon segera berbalik.
Seperti biasa Seokjin sudah tidak berada di belakangnya.
Hanya trenchcoat cokelatnya tergeletak di atas rerumputan.
