"Yyyaaaah.....sampai kapan kau akan tertawa terus Seokjin-ah..."
"Aku tidak sadar jika itu kentang..."
Tawa Seokjin semakin keras. Suara khas wiper jendela.
Namjoon yang sedang menyetir itupun tidak bisa menahan tawanya.
Mereka tiba di depan sebuah rumah berpagar putih pendek.
Taman kecilnya dihiasi rumput dan bunga-bunga berwarna biru.Empat buah anak tangga mengantarkan mereka ke depan sebuah pintu panel yang juga berwarna putih.
"Mau mampir dulu?" Seokjin menoleh sebelum memutar kuncinya.
"A-apakah tidak apa-apa?"
"Sudah terlalu malam?" Namjoon mengintip ke dalam rumah itu dari luar jendela.
"Aku tinggal sendiri kok..."
Seokjin membuka lebar pintunya dan menyalakan lampu mempersilahkan tamunya masuk.
"Permisi..." Namjoon setengah membungkuk dan berjalan melalui Seokjin.
"Duduk dulu ya..aku akan berganti pakaian"
"Maaf agak berantakan" Seokjin tersenyum dan berlalu menuju kamarnya.
Namjoon mengangguk kemudian duduk di sofa putih dengan beberapa bantal kotak dan selimut tebal pink pastel yang diletakkan bebas di sandarannya.
Rumah sederhana bertemakan country farmhouse dengan dominan warna putih dan coklat muda itu terasa sangat nyaman.
Pandangannya berkeliling pada hiasan dindingnya.
Sebuah diffuser menyala di nakas sebelahnya.
Diambillah sebuah pigura foto kecil di belakang benda yang mengeluarkan uap beraroma lavender itu.
"Keluargamu?"
Namjoon menunjuk sambil kembali meletakkan pigura itu ke tempat semula.
Seokjin mengangguk dan menyerahkan cangkir berisi teh chamomille.
"Mereka sudah tiada..."
"M-maaf...."
"Seokjin-ah...."
"Tidak mau bercerita kenapa tadi kau menangis?"
Seokjin menggeleng. "Untuk nanti saja jika kita bertemu lagi..."
DRRRTTT DRRTTTT
Getaran ponsel membuat Namjoon meletakkan cangkir teh itu dan merogoh saku celananya.
Membuka dan langsung menutup kunci benda kotak itu lalu mengantonginya kembali."Kau tidak akan membalasnya?"
"Kekasihmu?" Seokjin menyeruput tehnya.
Namjoon mengangguk mengambil cangkirnya.
"Mau bercerita?"
"Aku pendengar yang baik lho..." Seokjin melebarkan senyumnya sombong.
"Aku tidak mau merusak malam ini" Namjoon menyeruput tehnya.
"Semoga kalian baik-baik saja ya..."
Namjoon menoleh tepat saat Seokjin tersenyum manis dan memiringkan kepalanya.
DEG
"Terimakasih tehnya Seokjin-ah..."
"Aku pulang ya..."
"Terimakasih kencannya Namjoon-ah..." Seokjin tersenyum mengejek.
Namjoon membalikkan badannya dan mulai menuruni tangga.
Satu langkah dan ia berbalik kembali menghampiri pria yang masih tersenyum di ambang pintu itu dan mengecup singkat pipinya.
"Selamat malam Seokjinnie..."
"Tidur nyenyak Namjoonie..."