Namjoon membuka pintu dan mempersilahkan Seokjin masuk ke dalam studionya.
"Tidak apa-apakah?" Seokjin melangkah ragu-ragu sambil sesekali menoleh.
"Aku sudah minta ijin pada manager dan CEOku...mereka tidak keberatan" Ia tersenyum lebar.
Studio yang didominasi kayu itu tidak terlalu besar.
Sofa dan meja kopi di sebelah pintu masuk.
Lemari pajangan berisi banyak sekali figur Bear Brick dengan berbagai ukuran dan piano keyboard di seberangnya.
Meja kerja yang menghadap pintu masuk dengan dua buah monitor itu berserakan kertas-kertas, tanda Namjoon sedang bekerja.
"Kita makan disini tidak apa-apa ya..."
Namjoon membereskan beberapa majalah dan kertas yang menutupi meja kopi pendek itu.Seokjin mengangguk sambil meletakkan bungkusan makanan itu di atas meja dan mulai membagi-bagikannya.
"Aku tidak pernah bertanya mengenai pekerjaanmu ya..."
"Maaf...""Aku seorang komposer Seokjin-ah..."
"Woah....kau menulis lagu?"
Namjoon mengangguk sambil menggigit ayam gorengnya.
"Aku suka sekali menyanyi"
"Aku bahkan menulis lirik dan melodi sendiri""Benarkah?"
Seokjin mengangguk.
"Nanti dengarkan ya..." Ia tersenyum lebar sambil mengunyah makanannya."Tentu saja..." Namjoon tersenyum dan mengambil butiran nasi di ujung bibir pinknya.
Makan siang itu selesai.
Namjoon kembali duduk di depan layar monitor berniat meneruskan pekerjaan yang cukup membuatnya pusing.
Tapi sesuatu mengalihkan perhatiannya.Tatapannya tidak lepas dari pria yang masih berlutut di depan meja kopinya.
Ia memisah-misahkan sisa makanan, mengumpulkannya dalam satu kotak dan menutupnya rapi sebelum membungkusnya dengan kantong plastik.
"A-aku suka memberikan sisa makanan pada kucing liar..."
"Menjijikkan ya?"
Seokjin yang terkejut melihat Namjoon sedang memperhatikannya sontak menyembunyikan kantong plastik itu di belakang tubuhnya.Namjoon menggeleng dengan senyum lebar di bibirnya. "Kiyowo...."
"A-aku pulang ya..."
"Sepertinya kau sedang sibuk...""Jangan....please....aku butuh seseorang untuk menemaniku"
"Sini...duduk disini..." Namjoon menepuk-nepuk bangku di sebelahnya.
"Crystal Snow...."
"Ini lagunya?""Dengarkan ya..." Namjoon memutar lagu itu dan menatap Seokjin yang mendengarkan sambil menopang dagunya.
"Mmmm....seperti ada yang kurang disini..."
Seokjin menghentikan pemutar lagu itu.
"Akhirnyaaaaaaa ada yang sependapat dengankuuu!" Namjoon menangkup kedua pipi pria di sebelahnya itu.
"Yyaaaaahhh....kau kenapa" Seokjin terbahak kaget.
"Namjoon-ah......boleh aku mencoba sesuatu?"
"Kau yakin?"
Seokjin memasuki ruang rekaman.
"Hidup ini hanya sekali Namjoon-ah" Ia mengedipkan matanya dan tersenyum.
"Hyung ada apa tiba-tiba memanggil..."
Jimin membuka pintu dan terdiam ketika melihat Seokjin sedang duduk di sebelahnya.
Di belakangnya, Taehyung, Jungkook, Yoongi dan Hoseok jatuh terduduk karena menabrak Jimin yang tiba-tiba berhenti.
Suara tawa melengking Hoseok terdengar.
"Yeorobun..."
"Kenalkan ini guide kita yang baru" Namjoon tertawa sambil mendorong pinggang Seokjin."Aniyaaa!"
"Hallo...aku Kim Seokjin" Ia membungkuk."Aku Jimin...senang bertemu denganmu..."
Ia segera menghampiri dan menjabat tangannya. Matanya hilang ketika ia tersenyum lebar."Jungkook...hallo..."
"Taehyung....hai..."
"Hoseok....halloooo..."
"Yoongi..."
"Coba dengarkan ini"
"Bagaimana menurut kalian?" Namjoon memutar hasil rekaman tadi.Hoseok dan Yoongi berdiri masing-masing di sisi Namjoon dan Seokjin.
Jimin, Jungkook dan Taehyung berangkulan sambil bergerak kanan ke kiri mengikuti irama di belakangnya.
Mereka mendengarkan dengan seksama hingga triple high notes itu membuat mereka menengok bersamaan pada sang empunya suara.
"Oooooo Jin hyuunngggg...."
Jimin menghampiri dan menjabat tangannya sambil tertawa riang.Jungkook, Taehyung dan Hoseok masih menganga di tempatnya.
Yoongi akhirnya bisa tersenyum lega. Ia berjalan gontai dan merebahkan dirinya di sofa.
"Wae...wae...wae?" Seokjin tertawa bingung.
"Akhirnya selesai juga!"
Jimin, Jungkook, Taehyung dan Hoseok berangkulan sambil berputar-putar kegirangan.
Namjoon menatap Seokjin yang tengah terbahak melihat tingkah para member dengan rasa kagum dan bangga.