CHAPTER XI

139 41 52
                                    

"You are what you do, not what you say you'll do."

Carl Jung

Matahari telah meninggi, membawa sinarnya yang cerah dan cukup hangat menyinari sebagian permukaan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari telah meninggi, membawa sinarnya yang cerah dan cukup hangat menyinari sebagian permukaan bumi. Mengusik ketenangan dan kedamaian para mahluk yang bergumul dalam kehangatan menghindari dinginnya udara malam. Termasuk Sasya, gadis itu harus rela pagi-pagi sekali terdampar di depan kediaman Raja demi sesuatu yang sangat mendesak dan penting.

"Your Highness, Yang Mulia Raja telah menunggu Anda."

Sasya tersadar, wajahnya menoleh ke samping, tempat tangan kanannya Raja menginterupsinya. Altheo tersenyum tipis, dan membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Mari, Tuan Putri. Tolong jangan membuat Raja menunggu lama."

Marquess tersebut mempersilahkan Sasya untuk berjalan menuju ruang kerja majikannya terlebih dahulu. Sementara Sasya, gadis itu tidak mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Setelah melirik sekilas, ia menyeret gaun mengembang berwarna ungu dan putih yang membalut tubuhnya untuk berjalan. Seperti apapun keadaannya, bertemu dengan seorang Raja tetap harus memiliki tata krama yang tinggi.

Sepanjang perjalanan, suasana lorong terasa sangat sepi, tidak ada satupun pelayan yang terlihat membersihkan atau sekedar berpapasan. Hanya terdengar suara langkah sepatu hak dari kayu yang dipakai  kedua kaki Sasya di balik kerangka gaunnya.

"Silakan," ujar Altheo sedikit membungkukkan tubuhnya setelah membukakan pintu besar berukiran relief rumit ruangan kerja majikannya. Pria itu mempersilakan Sasya untuk segera memasuki ruangan.

Gadis itu berlalu begitu saja, mengacuhkan pria paruh baya yang tetap bertahan tersenyum lebar yang setia mengikuti langkahnya.

"Duduklah!" perintah Louis sembari meletakkan gelasnya di meja.

Sasya mendudukkan dirinya di sofa berlapis beludru lembut setelah melakukan curtsy tanpa mengucapkan salam penghormatan. Raja itu memerintahkan kepada sang tangan kanan untuk mengisi gelas kosong di atas meja yang berada di depan Sasya duduk.

Altheo dengan sigap melakukan perintah tersebut. Meskipun seorang pria, kelihaiannya dalam menyeduhkan teh kedalam gelas dari poci berbahan kaca di tangannya setara seperti seorang pelayan. Ia juga menggeserkan beberapa piring cemilan berwarna-warni sebagai camilan pendamping teh.

"Pergilah," titah Louis saat memperhatikan ekspresi wajah Sasya yang terlihat tidak menyukai kehadiran Altheo yang berdiri di belakangnya.

Pimpinan keluarga Delazio itu terlihat bergeming di tempatnya seperti sedang berpikir. Bibirnya hendak mengatakan sesuatu, tetapi tertahan saat melihat ekspresi Sasya yang sangat tidak bersahabat ketika tak sengaja mata coklatnya bertabrakan dengan mata ungu berkilat yang menatapnya tajam itu. Tak lama kemudian, Altheo tersenyum manis dan mengangguk pasrah.

Just the Way You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang