CHAPTER XXII

117 35 51
                                    

"Tidak ada yang abadi jika berhubungan dengan manusia, kecuali ... cinta seseorang yang tidak pernah tersampaikan."
Luciano Caster

"Penyihir? Uncle yakin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penyihir? Uncle yakin?"

Sasya berjalan memasuki balkon, dengan kedua tangan membawa piring yang masing-masing berisikan cookies dan manisan. Kemudian meletakkannya di meja.

"Tentu, asumsi paman selama ini tidak pernah salah," jawab pria yang dipanggil Paman oleh Sasya.

Gadis dengan rambut yang dikepang dua itu mendengkus, mendudukkan tubuhnya di atas dipan kayu, berhadapan dengan pria yang sedang menyesap teh. "Ayolah Uncle Chris, penyihir itu terlalu ... aish," ucapnya enggan melanjutkan kalimatnya.

Chris terkekeh kecil sembari meletakkan gelasnya di meja. "Apa? Mereka terlalu tidak mungkin untuk ada di zaman sekarang ini. Benar 'kan?" tebak pria tersebut.

"Entahlah," balas Sasya tak acuh, mengundang tawa sang paman untuk lolos dari bibirnya.

"Jika menurutmu mereka tidak nyata, bagaimana dengan Nenekmu Ursula dan pengasuhmu Feria, hum?" tanya Chris skeptis. Sasya tergeming, ia memilih bungkam dan tidak berniat menjawab pertanyaan dari Pamannya.

Chris mendengkus sebal, merogoh saku kemeja tunik yang ia pakai. Mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. "Ambil ini!"

Sasya dengan sigap menangkap benda yang di lemparkan padanya. Sebuah gelang untaian mutiara dengan batu safir seukuran kuku jari kelingking perempuan dewasa sebagai pemanisnya. Sasya memperhatikan gelang itu dengan saksama, benda itu adalah benda yang sama seperti yang ia dapatkan tiga hari yang lalu saat menyambut kedatangan Chris dan Marble.

Dahi Sasya mengerut, seingatnya benda itu ia simpan di bawah bantal, lalu mengapa sekarang malah berada di tangan sang Paman. "Ini ... benda yang sama dengan Aunty Marble berikan kemarin 'kan?"

"Paman mengambilnya tadi ketika kau sedang membersihkan diri," ucap Chris seakan mengetahui maksud dari kerutan di dahi keponakannya. "Pelayanmu juga ikut, santai saja," sambungnya saat mendapati lirikan tajam dari Sasya.

"Sisa energi penyihir menempel di tubuhmu. Gelang itu membantu untuk menetralkan efek jangka panjang yang akan kau dapatkan di hari kemudian."

Sasya memutarkan matanya malas. "Aku bahkan tidak meminta itu," gumamnya tidak menunjukkan keminatan yang tinggi.

"Kenapa Asya? Apa kau masih merasa mereka tidak cukup nyata sekarang? Selama ini kau tidak menunjukkan tanda-tanda setuju setiap kita membahas permasalahan ini," ucap Chris menghela napas panjang.

Just the Way You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang