"Keirian hati menghancurkan akal sehat."
Evany YangSuara dentingan lonceng terdengar menggema di seluruh ruang, teredam dan tertahan di dalamnya berkat tumpukan buku dan kertas yang memiliki beragam warna sampul, jenis dan ukuran. Decakan malas terdengar bersamaan dengan dentingan lonceng yang sengaja dibunyikan berkali-kali itu.
"Hentikan tingkah konyol mu itu, Eralita," bisik Arnelita tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas yang sedang dipegangnya.
Eralita yang sedang menelungkupkan sebagian wajahnya di atas meja hanya menarik napas kesal.
"Sampai kapan kita akan tetap di dalam ruangan ini, Ibu?" tanya Eralita merengek seperti anak kecil.
Gadis yang merupakan anak pertama pemimpin Auramour itu sangat membenci semua hal yang menyangkut tentang buku, terutama baunya yang khas. Cukup untuk membuat kepalanya pusing dan merasa mual.
"Menurutmu."
Tidak, Arnelita bukan sedang bertanya. Ucapan wanita itu lebih merujuk pada sindiran halus yang mengundang decakan malas terdengar kembali dari bibir sang anak yang sudah merasa mulai bosan.
Iris emas milik Eralita bergulir menatap beberapa tumpukan kertas yang tingginya masing-masing hampir menutupi kepala sang Ibu. Diperlukan waktu berjam-jam lagi untuk membaca dan mengerjakan kertas berisi beban-beban pekerjaan yang rumitnya tiada tara.
Menjadi Ratu bukanlah hal yang menyenangkan, begitu menguras energi, waktu, dan pikiran. Sepertinya, menghilangkan opsi menjadi istri seorang Raja ataupun orang penting di masa depan bukanlah hal buruk. Eralita membatin ngeri.
"Masih hidup saja sudah cukup merepotkan perasaan ku, apalagi sudah mati seperti ini. Benar-benar brengsek yang tidak berguna," gumam Eralita geram membayangkan wajah Dereck yang tersenyum manis padanya.
"Jaga bicaramu, Eralita. Zaman sekarang angin sudah memiliki mulut dan telinga," tegur Arnelita yang masih mendengar gumaman sang anak.
Ratu itu berujar tanpa menoleh sedikit pun, kedua tangannya sibuk memberikan cap stempel pada kertas-kertas yang berserakan di atas meja.
"Ibu ini, aku kan sedang mengutarakan isi hatiku sekarang. Huh, percuma saja, wanita tua yang kolot seperti Ibu tidak akan mengerti perasaan anak muda seperti ku ini," cetus Eralita menatap sang ibu sinis.
Arnelita menggelengkan kepalanya pelan, mengacuhkan ocehan tidak bermutu sang anak yang sedang berusaha menutupi kegusaran hatinya. Ibu dari empat anak dengan masing-masing berkepribadian aneh itu menggulirkan wadah kaca yang berisi manisan buah warna-warni di depan Eralita duduk.
"Makanlah dan tutup mulut berbisa milikmu itu," ujarnya kembali fokus pada pekerjaannya. Mata Eralita melotot tidak suka.
"Ibu mencoba membungkam mulutku dengan semangkuk camilan tidak enak ini? Benar-benar tidak berguna!" sungutnya tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just the Way You Are
Fantasy𝐕𝐄𝐑𝐒𝐈 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 Judul sebelumnya : EUNOIA (Rebirth without Revenge) ◦•●◉✿ ---------------✿◉●•◦ Setelah lamaran datang dari kerajaan asing yang jauh, kehidupan Sasya yang tidak dapat dikatakan normal sebagaimana semestinya seorang putri raja...