CHAPTER XV

91 19 0
                                    

"Wanita akan menjadi mahluk paling rumit di dunia jika sudah menggunakan logikanya."
Sermia

Matahari telah merangkak turun dari singgasananya, meninggalkan bentangan langit biru dengan awan jingga keemasan yang menggantung bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari telah merangkak turun dari singgasananya, meninggalkan bentangan langit biru dengan awan jingga keemasan yang menggantung bebas. Sasya mendengkus lelah, ia duduk bersandar dan meregangkan tubuhnya. Suara detak jam memenuhi ruangan yang terlihat temaram itu. Hanya diterangi oleh sebuah lilin kecil di tengahnya.

Sasya melepaskan jepit mutiara di rambutnya. Untaian rambutnya yang basah dan lepek langsung tergerai bebas melewati bahunya. Gadis itu menghela napas berat, menikmati sekujur tubuhnya yang lelah dan luar biasa pegal. Setiap inci tubuhnya seperti ditimpa oleh batu-batu besar, sulit untuk digerakkan.

Hari ini Sasya resmi menjabat sebagai duta perdamaian, sekaligus hari pertamanya bekerja pada urusan politik kerajaan. Saat ia terbangun di tengah malam dan menemukan pakaiannya penuh darah, pagi harinya belasan pelayan utusan Ratu datang untuk meriasnya. Menjadikannya wanita yang maskulin di acara yang katanya penting itu.

Beberapa saat setelah pelantikan selesai, Sasya seperti orang linglung, ditarik kesana-kemari untuk menemui banyak orang, menandatangani puluhan dokumen tebal, menyambangi beberapa tempat dan melakukan hal yang paling tidak disukainya yaitu, menghadiri perjamuan yang sudah disiapkan khusus untuk dirinya.

Ini sungguh hal yang Sasya benci, dan ini memuakkan. Ia sedikit menyesal memilih pekerjaan yang menguras tenaga itu. Namun hanya sebentar, setelah kewarasan menghampirinya. Meyakinkannya dengan apa yang membuatnya tetap teguh pada apa yang sudah dipilihnya. Pilihan yang tidak tahu mengapa harus ia ambil dan pilih, seakan itu adalah satu-satunya yang harus ia pilih dengan sesuatu yang seperti menuntun dirinya.

"Nona, apa Anda ingin berendam sekarang?"

Sasya menoleh ke samping, pelayan tersenyum tipis kearahnya. Wajah yang putih bertabur frackles dengan tubuh kurus kering terbalut gaun di bawah lutut membuat pelayan itu terlihat seperti anak kecil. Sasya menggelengkan kepalanya pelan. "Nanti saja, Alyosha."

Alyosha adalah pelayan yang menggantikan Maria─ mantan pelayan sekaligus pengasuh Sasya yang kini telah mendapat pekerjaan baru sebagai seorang Butler.

Semua perubahan yang terjadi berdasarkan titah sang Ratu, tidak bisa digantikan atau diganggu gugat. Sasya hanya diam, berani mengambil pekerjaan yang bersangkutan dengan internal kerajaan, berarti menyerahkan seluruh hidup dan kebebasannya beserta seluruh pekerja di bawahnya kepada Ratu sebagai wakil Raja. Semuanya tanpa terkecuali, termasuk cara berpakaian dan pola makan.

"Aku ingin susu almond," pinta Sasya dengan suara pelan.

Pelayan itu mengerti dan pergi mengambil apa yang diinginkan majikannya. Tidak sampai lima menit, pelayan itu telah kembali dengan baki kayu di tangannya. "Silahkan, Nona."

Just the Way You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang