CHAPTER XXV

233 31 33
                                    


"The secret of happiness, you see, is not found in the seeking more, but in developing the capacity to enyoj less."
Socrates

"Habisi para pengkhianat itu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Habisi para pengkhianat itu!"

Teriakan keras itu menggema di udara. Ratusan orang yang berada di lapangan menyambut suara lantang itu dengan teriakan setuju menggebu-gebu.

Di bawah langit sore awal musim dingin yang mendung, mereka rela datang berbondong-bondong dengan pakaian tebal ke pelataran halaman istana demi menyaksikan ratusan pengkhianat yang dieksekusi hari itu. Dendam dan amarah yang berkobar-kobar terpancar di wajah mereka yang menahan hawa dingin.

Sebuah panggung besar dari kayu sengaja di bangun sebagai tempat pemenggalan leher-leher orang yang terbukti bergabung dengan pemberontak ketika kudeta terjadi tempo hari. Sebuah tindakan kudeta yang menewaskan Raja, Ratu dan Pangeran Mahkota dalam satu hari bersamaan.

Dua puluh algojo bertubuh kekar dengan kapak besar tajam mengkilap berdiri rapi di atas panggung. Berdiri di sebelah potongan-potongan batang kayu setinggi lutut, menunggu dengan sabar para tahanan yang akan mereka penggal lehernya keluar dari penjara bawah tanah.

Suasana semakin ricuh saat para tahanan yang di rantai satu sama lain beriringan menaiki panggung. Langkah mereka sangat lambat sebab menyeret bandulan bola baja besar di bagian paling belakang.

Orang-orang secara brutal melempari para tahanan dengan kerikil dan gumpalan tanah liat hingga jadi seperti hujan yang menyakitkan. Cacian dan umpatan segala kata yang buruk juga terlontar secara emosional sebagai bentuk kekecewaan mendalam.

Kepala para tahanan dibungkus oleh kain hitam. Tubuh mereka yang dibalut kemeja putih buluk menjadi berdarah-darah karena hantaman bertubi-tubi ratusan kerikil itu. Di dalam bungkusan kain mereka hanya bisa menangis kesakitan tanpa bersuara, sebab lidah mereka telah dipotong sehari sebelumnya.

Saat seorang prajurit membacakan nama-nama para tahanan dan kejahatan yang dilakukannya dari atas mimbar tak jauh dari panggung, amarah beberapa orang tidak dapat terbendung. Beberapa diantara orang-orang itu bertindak nekat dengan menerobos barikade prajurit dan memukuli para tahanan sembari berteriak-teriak.

Sesaat, kondisi pelataran sempat tidak terkendali. Orang-orang dari pihak rakyat yang merasa paling dirugikan saat peristiwa kudeta berlangsung mendadak menjadi bebal dan sulit ditaklukkan. Barulah ketika setengah batalion prajurit tambahan diturunkan, tindakan anarkis orang-orang dapat dihentikan.

Aksi orang-orang itu dipicu oleh banyak hal, salah satunya karena diantara nama-nama para tahanan, terselip beberapa orang yang selama ini menjadi figur pemerintahan. Seperti para Duke, Baron, Perdana Menteri, Komandan militer, tangan kanan raja hingga pihak Gereja yang diagung-agungkan. Kumpulan manusia yang selalu dijadikan panutan malah membelot dan melakukan kejahatan.

Just the Way You Are Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang