"Don't judge each day by the harvest
you reap but by the seeds that you plant."
Robert Louis Stephenson"Lemah!"
BRAK!"Arrgghh ...." Sasya mengerang ketika tubuhnya menghantam roda kereta terbalik yang masih berputar.
Gaun putih gading dengan lengan pendek mengembang yang ia pakainya sudah penuh dengan bercak darah pada hampir semua bagiannya. Diikuti dengan hancurnya riasan wajah dan rusaknya rambut hitamnya yang telah disanggul rapi sebelumnya.
"Sial!" Gadis itu mengumpat saat merasakan sesuatu yang kental dan hangat mengalir keluar dari lubang hidungnya.
"Apa hanya ini kekuatan gadis yang paling ditakuti seluruh Auramour, huh?" cemooh lelaki pelaku penendangan sebelumnya. Pedang panjang ya ia pegang dengan ujung berlumur darah di acungkan ke leher Sasya.
"Urghh ... kau," ringis Sasya saat ujung pedang tersebut menusuk lehernya, membuat sayatan sepanjang bahu sampai dagu.
Pemilik pupil emas mengkilap itu tersenyum lebar saat melihat darah Sasya merembas keluar dari luka yang ia torehkan.
"Yang Mulia!"
TRANG!
Laird menangkis pedang yang bermain di leher Sasya dengan pedangnya, menyembunyikan sang majikan yang kesakitan di belakang tubuhnya yang kekar.
"Bangunlah Yang Mulia, kita hampir sekarat sekarang!" desak Laird menatap ke arah belakangnya berawas.
Laird mengumpat saat lelaki berpupil emas sengaja menggoreskan ujung pedangnya di pipinya dengan cepat. Ekspresi kesakitan dan kalut mendominasi wajah prajurit berambut madu tersebut. Rekan-rekannya sudah mulai tumbang saat tubuh mereka tertebas pedang dari kubu para pemberontak.
"Pengkhianat!" geram Sasya saat berhasil bangkit dengan susah payah sembari menghunus pedang yang tersampir di punggung Laird.
"Mati saja kau bedebah sialan!"
Sasya melayangkan pedangnya pada pria pemilik sepasang pupil emas. Suara kuat dentingan kedua pedang yang saling beradu tersebut begitu memekakkan telinga. Gerakan saling menyerang dan menangkis begitu mendominasi pertarungan tajam tersebut. Baik Sasya maupun pria itu tidak terlihat ingin kalah masing-masing dengan cepat.
Laird tergeming di tempatnya sembari menghirup udara di sekitarnya dengan rakus, mengisi rongga dadanya dengan terburu-buru sembari siaga mengangkat pedangnya sejajar di depan dadanya. Matanya yang tajam mengawasi pertarungan antara sang majikan dengan pria pengkhianat dengan saksama seakan enggan melewatkan satu adegan pun di depannya, berjaga-jaga jika Sasya terpukul mundur ia akan menggantikan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just the Way You Are
Fantasy𝐕𝐄𝐑𝐒𝐈 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 Judul sebelumnya : EUNOIA (Rebirth without Revenge) ◦•●◉✿ ---------------✿◉●•◦ Setelah lamaran datang dari kerajaan asing yang jauh, kehidupan Sasya yang tidak dapat dikatakan normal sebagaimana semestinya seorang putri raja...