11: Gengsi

48.6K 735 19
                                    

4 bulan sudah Eca menjalani hidupnya yang selalu di ganggu seorang laki-laki yang dia temui saat pertama kali masuk sekolah. Tepat hari ini kelas sepuluh dan dua belas ada kegiatan outing class ke salah satu tempat bersejarah.

Eca turun dari motor vespa kesayangan Zein. Melepas helm nya lalu menyerahkannya kepada Zein.

"Kalau besok mogok lagi, Eca mau diturunin detik itu juga" ujar Eca lalu pergi meninggalkan Zein di parkiran.

Zein menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Nasib nasib" gumamnya sambil mengelus dada.

Ya tanpa di duga-duga, hubungan mereka semakin dekat tiga bulan terakhir ini. Eca yang sekarang terkadang berani memarahi Zein yang padahal awalnya Eca takut kepadanya.

Dan hari ini mereka pergi ke sekolah bersama karena ka Oja sedang liburan bersama teman-teman nya ke luar kota. Tapi hal tak terduga terjadi, yaitu motor Zein sempat mogok di tengah jalan, si biru tua itu julukan yang Eca berikan kepada motor vespa antik kesayangan Zein tersebut, alasannya karena motor itu berwarna biru dan sudah tua.

Hari ini mereka akan mengunjungi beberapa tempat bersejarah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas.

Kebetulan hanya kelas sepuluh dan kelas dua belas saja, dan kelas sebelas nanti sore akan terbang ke Bali untuk melaksanakan outing class dan untuk liburan juga.

Meskipun Zein sudah bukan murid dari sekolahnya itu, tapi tetap saja dia harus ikut acara tersebut karena ya dia hanya ingin ikut saja.

Acara outing class ini akan di laksanakan di Bandung, yang tentu membuat beberapa orang merasa senang termasuk Eca, dia berharap dia bisa meminta izin kepada panitia dan para guru untuk mengunjungi ayahnya.

Mereka pergi menggunakan bus, dan siswa atau siswi yang membawa motor, motor di simpan di parkiran sekolah.

Jadwal pemberangkatan sekitar pukul delapan.

Eca langsung bergabung bersama teman-teman kelasnya.

Zein pun sama begitu, dia bergabung bersama teman-teman nya dan mantan teman sekelasnya. Keenam biang kerok itu mendapat izin dari kepala sekolah untuk menjadi murid sekolahnya lagi dalam satu hari.

Tapi sayangnya mereka berbeda bus karena sesuai dengan kelas mereka, terkecuali Zein dan Ejay yang selalu bersama.

"Bu saya mau pindah ke bus 1 ya bu..." ucap Zein memohon kepada wali kelasnya.

Bu Risma wali kelas Zein langsung menggeleng.

"Bersyukur udah dapat izin untuk ikut acara hari ini, gausah banyak nawar" kata Bu Risma membuat Zein berdecak.

"Saya maunya di bus satu bu" ucap Zein.

"Udah masuk sana, bus manapun sama aja tujuannya" kata bu Risma.

"Iya bu, memang semua bus disini tujuannya sama, tapi kalau tujuan hidup saya ada di bus satu bu" ujar Zein yang langsung mendapat pukulan cantik dari bu Risma.

"Masuk atau mau di tinggal" bu Risma memaksa Zein untuk masuk kedalam bus.

Zein dengan perasaan berat hati hanya bisa pasrah saat pintu bus mulai di tutup. Zein menghela nafasnya pelan lalu terduduk lesu, dia menoleh menatap Ejay di sebelahnya yang santai santai saja sambil memakan kacang tanah.

"Kacang nya sen" ucap Ejay sambil menyodorkan bungkusan kacang tersebut.

"Berisik lu" balas Zein dengan kesal.

Ejay terkekeh, dia lalu menatap keluar jendela dan pas sekali dengan bus satu yang mulai memutar dan tidak sengaja Ejay berpapasan dengan Eca yang juga sedang memandang keluar jendela.

BULLY [18+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang