23: Kabar duka

27.4K 520 16
                                    

Eca berlari kecil di lorong rumah sakit diikuti Ejay dari belakang.

"Eca pelan-pelan Eca" beritahu Ejay.

Eca terus berlari hingga berhenti saat menemukan orang-orang yang dia kenal.

Seseorang memeluk Eca dengan tangisan yang pecah. Eca hanya bisa berdiam dengan muka shock.

"Bian... Bian udah gaada ca" beritahu mama nya Bian dengan tangisnya yang semakin keras. Eca terdiam mematung mencoba mencerna semua perkataan mama Bian dan apa yang terjadi dihadapannya sekarang.

Bilang ini mimpi, tolong bangunkan aku tuhan. Batin Eca.

Eca merasa Ejay memeluknya dan mencoba menyadarkannya, tapi karena Eca tidak bisa mengontrol kesadaran dirinya, dia lalu pingsan dalam pelukan Ejay.

💦💦💦

Sekitar pukul sepuluh malam Eca mendapat telpon dari sang ayah. Ayahnya memberitahu dirinya untuk pulang ke rumah dengan Ejay.

Tanpa berlama-lama setelah mendapat pesan seperti itu Eca dan Ejay langsung naik motor menuju rumah ayahnya tepat malam itu juga.

Sesampainya dirumah, Eca langsung masuk dan menemui ayahnya Eca khawatir jika ada sesuatu yang terjadi pada ayahnya.

Dirumahnya hanya ada ayahnya dan juga om nya.

Eca mendekati ayahnya lalu bertanya ada apa.

Dan jawaban ayahnya benar-benar membuat Eca tak bisa berkata-kata.

"Tadi setelah isya ayah dapat telpon dari papa nya Bian"

"Papa Bian? Ada apa?" tanya Eca.

Ayahnya menghela nafas berat lalu memegang pundak Eca.

"Eca jangan kaget"

Eca mengernyit bingung.

"Maksud ayah?"

"Bian dilarikan kerumah sakit tadi maghrib"

"Bian kenapa yah?"

"Katanya Bian ga sadarkan diri, dan... kayanya Bian minum racun"

Deg

Saat itu juga Eca langsung lemas dan tidak bisa berkata apa-apa.

Ejay yang memang sedang mengobrol dengan om nya Eca tidak mendengar apa yang sedang ayah dan anak itu bicarakan.

Setelah melihat ekspresi wajah Eca yang berubah menjadi pucat pasi itu Ejay langsung mendekatinya.

"Kenapa?" tanya Ejay.

Eca tak menjawab.

Ejay menatap ayah mertuanya tersebut.

"Bawa Eca kedalam kamar, kalian menginap disini malam ini" kata ayahnya.

Ejay tanpa basa-basi langsung menggendong Eca kedalam kamar. Menidurkannya lalu mencoba menyadarkannya.

"Eca jangan melamun"

Eca tiba-tiba menggenggam tangan Ejay dan menangis.

Ejay kebingungan.

"Eca mau ketemu Bian" ujar Eca. Ejay mengernyit bingung.

"Udah malem ca, besok lagi kita ketemu Bian" kata Ejay.

"Bian... Bian di rumah sakit" beritahu Eca. Ejay terkejut.

"Kenapa?" tanya Ejay.

Eca menggeleng.

"Eca gatau, Eca belum percaya apa yang dikatakan ayah sebelum Eca melihat langsung" jawab Eca.

BULLY [18+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang