48: Keputusan

15K 439 52
                                    

Ejay menyuapi Eca makan siang. Eca tak henti nya menatap Ejay.

"Kenapa?" tanya Ejay.

"Eca kangen" jawab Eca membuat Ejay tersenyum.

"Aku juga"

"Makasih" kata Eca.

"Untuk apa?" tanya Ejay membuat Eca menghela nafasnya pelan.

"Karena masih mau bertahan, dan selalu jagain Eca" jawab Eca membuat Ejay terdiam.

"Udah jadi tanggung jawab aku sebagai suami" kata Ejay.

"Eca sayang kaka"

Ejay tak bisa berkata-kata lagi, saat mendengar Eca berbicara seperti itu rasanya sangat berat sekali menerimanya.

"Aku lebih sayang"

"Kaka gaakan tinggalin Eca kan?" tanya Eca membuat Ejay menatapnya.

"Kamu baru siuman ca... Jangan bicara tentang masalah itu dulu" kata Ejay.

"Eca cuman mau mastiin ucapan terakhir kali ka Ejay aja saat di rumah sakit" kata Eca sambil menunduk dan tersenyum hambar.

"Bahwa ka Ejay gaakan ninggalin Eca"

Ejay terdiam lagi.

"Udah ini makan obat ya?"

Eca mengangguk pelan.

💦💦💦

Sudah tiga hari dari Eca siuman, Ejay merasa hari-hari ini adalah kesempatan dirinya untuk meminta maaf kepada Eca.

Tapi Eca selalu membicarakan tentang masalah hari itu yang membuat Ejay cape mendengarnya.

Hari terasa begitu cepat bagi Ejay tidak terasa hari ini tepat satu minggu Eca bangun dari koma nya.

Hari dimana yang sebenarnya Ejay hindari, tapi takdir berkata lain.

Ejay masuk kedalam kamar dimana disana ada ayah dan kaka iparnya dan juga anak-anak yang sedang bermain di dalam kamar.

Semuanya menatap dirinya.

"Ka Ejay udah makan?" tanya Eca dan Ejay mengangguk.

"Udah" jawab Ejay, dia lalu berjalan mendekat dan duduk di samping Eca.

"Kata ka Fena, susu anak-anak habis nanti tolong beli ya ka" kata Eca dan Ejay mengangguk.

Eca merasa jika Ejay ingin menyampaikan sesuatu padanya terlihat dari raut wajah lelaki itu yang gelisah.

"Ada apa ka?" tanya Eca.

Ejay menoleh lalu menggeleng.

"Engga ko"

Eca menatap Ejay dan melihat sesuatu di dalam baju laki-laki itu dibagikan belakang, seperti ada benda yang di sembunyikan.

Eca perlahan meraba tubuh bagian belakang Ejay lalu mengambil sesuatu yang dia sembunyikan di dalam baju itu.

"Ca jangan" kata Ejay. Semua mata langsung tertuju padanya.

"Ini apa?" tanya Eca sambil membaca keterangan dari surat tersebut.

Eca lalu membukanya dan Ejay hanya bisa terdiam karena percuma juga kalau dia merebut nya dari Eca.

Ekspresi Eca langsung berubah saat surat itu terbuka. Dengan tangan gemetar dia tetap bertahan membaca isi suratnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Saya Reyzal Al-Fathir Albiansyah dengan ini menyatakan bahwa saya menceraikan engkau Recha Anantasya Fathan Syaidan pada tanggal 13 Juni dengan saksi Zein Andhika Sofyansyah.

BULLY [18+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang