19: Rumah baru

32.3K 713 23
                                    

Satu minggu telah berlalu, Eca dan Ejay masih tinggal di rumah ayahnya Eca hingga hari ini. Tapi saat ini mereka sedang mengunjungi rumah pertama keluarga Eca.

"Ini rumah peninggalan ibunya Eca" beritahu ayah Eca kepada Ejay sambil melihat-lihat rumah tersebut.

"Memang sudah lama kosong, tapi insya Allah baik-baik aja" lanjutnya.

"Kamu sama Eca tinggal disini mau?" tanya ayahnya Eca.

Ejay terdiam sejenak. Dia memikirkan segala hal, untuk kebaikan Eca tentunya.

"Lagi pula ini memang rumah warisan yang sudah diwariskan kepada Eca sebelum ibunya meninggal, jadi semuanya sudah atas nama Eca" kata ayahnya.

"Ejay ngobrol dulu sama Eca yah, dia mau tetep tinggal di Bandung atau mau ke Jakarta" ujar Ejay.

Ayahnya mengangguk.

"Iya, kamu ngobrol dulu aja sama Eca nanti gampang kalau masalah pindahan mah"

Ejay mengangguk lalu mereka berdua berjalan keluar rumah.

Eca sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah tersebut sambil memandangi keadaan sekitar.

"Dulu Eca main ayunan disitu, Eca kangen tapi ayunan nya udah gaada" kata Eca membuat ayahnya langsung mengelus kepalanya.

"Lagi pula kamu udah besar ngapain main ayunan" balas ayahnya.

"Hih ayah main ayunan mah ga mandang umur"

Ayahnya terkekeh lalu duduk disebelah Eca.

"Sudah minum obat?" tanya ayahnya. Eca mengangguk.

"Bagus, harus kuat ya..."

Eca tersenyum sambil mengangguk.

"Eca" panggil Ejay.

"Iya ka?"

"Kalau kita tinggal disini kamu mau ga?" tanya Ejay sambil berjongkok dihadapan Eca.

Eca langsung tersenyum sumringah.

"Mau" jawab Eca sambil mengangguk.

Ejay tersenyum.

"Ejay sama Eca mau tinggal disini yah"

💦💦💦

Brak

Suara benda terjatuh, Ejay yang sedang berada di ruang tamu buru-buru masuk kedalam kamar.

"Ca kenapa?" tanya Ejay dengan raut wajah panik.

Eca yang sedang duduk di kasur lalu menoleh kearah Ejay.

"Gapapa, handphone Eca jatuh" jawab Eca membuat Ejay menghela nafasnya lega.

"Hati-hati ya..."

"Iya ka tenang aja"

Ejay lalu kembali ke ruang tamu untuk membereskan barang-barangnya.

"Hari ini kita belanja dulu ya, kalian kan mau pindah" kata ayah Eca.

Ejay menoleh lalu terdiam sejenak.

"Udah gapapa, gausah takut uangnya kurang" kata ayah Eca.

Ejay menunduk.

"Eh gapapa, gausah kaya gitu"

Ejay tersenyum kecil.

"Iya ayah"

Ayah Eca tersenyum saat mendengar Ejay memanggilnya ayah, dia langsung menepuk pundak Ejay beberapa kali.

"Kasih tau Eca, dan jangan lama-lama siap-siapnya"

BULLY [18+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang