10. Kembali Terluka

2K 86 0
                                    

🍀🍀🍀


Satu bulan sudah Vina dan Andra menjalankan rencananya.  Ya, rencana yang sudah Andra susun berjalan dengan mulus. 

Didalam drama itu, Andra dan Vina menjalankan seolah sepasang kekasih.  Jika dihadapan Galvin dan sahabatnya, Vina akan bersikap seolah pacar Andra, namun jika diluar dan tengah berdua, Vina akan memanggil Abang kepada Andra dan Andra yang memanggil Adek pada Vina. 

Bukan apa-apa, Andra hanya ingin tau seberapa besar Cinta Galvin pada Vina yang selalu laki-laki itu tepis karena ego nya yang terlalu tinggi.  Namun nyatanya, sampai detik ini, Galvin belum bereaksi apapun. Sering kali Vina ingin menyudahi drama ini, namun Andra melarangnya. Karena menurut Andra, ini sudah terlanjur. 

“Nak, ini tolong antarkan ke rumah Galvin, ya. Kemaren Tante Santi bilang mau ke luar negri urusan bisnis, jadi otomatis dirumahnya,  Galvin sendiri.” ucap Nurul pada Vina yang kini tengah menonton TV. 

Jika ditanya kemana Papah, Vina? Maka jawabannya ada, hanya saja jarang sekali bisa berkumpul karena pekerjaannya.  Sedangkan Papah Galvin entah ada dimana. Santi dan Bram berpisah saat Galvin berusia 14 tahun. Dan selama itu pula Galvin tidak bertemu Bram—Papahnya. 

“Males ah, Mah. Mamah suruh aja Galvin ambil makanan kesini. Udah dikasih, masa iya dianterin! Gak tau terima kasih amat!” oceh Vina menatap Nurul malas. 

“Eh Vina, kenapa kamu ngomong gitu? Galvin itu sahabat kamu. Jangan gitu ah, Mamah gak suka!” ucap Nurul ketus. “Mau atau nggak, kamu harus anterin makanan ini ke rumah Galvin. Kasian, pasti dia lapar.” ucap Nurul lagi yang kini memilih berlalu setelah menyimpan makanan yang sudah iya siapkan, tadi. 

Sebetulnya Nurul juga merasa heran, kenapa akhir-akhir ini Galvin tidak pernah lagi ke rumahnya? Padahal jika di ingat, dulu Galvin sering sekali ke rumahnya hanya untuk menemui Vina.  Tapi sekarang? Sudah Nurul hitung hampir sebulan ini Galvin tidak pernah ke rumahnya, lagi. 

Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? 

🍀🍀🍀


10 menit Vina berjalan untuk sampai ke rumah Galvin, dan kini Vina sudah sampai tepat didepan rumah Galvin yang gede.  Ya iyalah, gede.

“Males sebenernya gue. Tapi gak papa, jujur aja gue juga kangen kok sama tu bocah. Cinta mah gini ya? Susah bener ilangnya!” gumam Vina sebelum melangkahkan kakinya masuk lebih dalam, lagi. 

Didepan rumah Galvin terlihat ada motor Galvin yang terparkir rapih. Motor yang dulu sering dirinya duduki namun sudah tidak pernah lagi selama satu bulan ini. 

Huft...

Vina hanya bisa menghela nafas pasrah. Ya mau bagaimana lagi, kan? Sekarang Galvin bukan lagi miliknya. Galvinnya sudah punya pawang, cuy! 

Vina mah bisa apa? 

Tok... Tok... Tok...

Tiga kali Vina mengetuk pintu. Dam akhirnya pintu terbuka. Menampilkan sosok gadis imut dengan rambut digelung asal yang kini tengah menatap ke arah Vina. 

‘Ngapain dia disini?’ batin Vina. 

Gadis itu adalah Cla. Cla mengenakan kaos putih dengan jins hitam. Sungguh cantik sekali gadis ini. Pantas saja kalau Galvin sampai suka. 

GALVINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang