12. Asing

2.5K 92 1
                                    

Vote ya, kalian baikkk!!!

🌿🌿🌿

Hari terus berganti dan waktu terus berlalu. Hari ini tepat satu minggu Vina dan Galvin tidak pernah saling sapa. Masih sama, mereka masih duduk dengan satu meja jika berada dikantin, yang membedakan, kini keduanya seolah orang asing yang tidak pernah saling kenal.

Vina? Vina kini acuh pada Galvin. Tidak pernah lagi memperdulikan apapun soal Galvin. Ya, seperti ucapannya kala itu. Dan Vina tidak pernah mengingkari ucapannya. 

Prinsip Vina tetaplah sama. ‘Jika gue marah, gue akan tetap menyapa, memberitahu dan memperdulikan, dan kalau gue kecewa, gue akan diam seribu bahasa. Tapi, kalau gue udah benci, pada siapapun itu, teman, sahabat hatta keluarga sekalipun, gue gak akan pernah sudi buat kembali! Camkan itu!’

“Makasih.” ucap Vina saat sudah turun dari motor gede milik Andra. 

Apakah kalian tahu, Andra dan Vina masih tetap memerankan drama yang Andra buat. Dan harus juga kalian tahu, Vina sudah semakin menunjukan kemesraan bersama Andra dihadapan sahabatnya.

Sering kali Andra bilang, kalau untuk drama itu lebih baik sudahi saja. Toh Galvin pun sudah tidak perduli lagi, kan?  Tapi tidak dengan Vina. Vina semakin gencar memohon pada Andra agar Andra mau sebentar saja membantunya. Entah apa yang sedang gadis itu rencanakan. Andra pun tidak mengetahuinya.  Tapi sudahlah, yang penting Adik angkatnya itu bahagia, saja. 

“Sampai kapan?”

Pertanyaan Andra membuat Vina diam sebentar. Sedetik kemudian, Vina mengerti maksud pertanyaan Andra.

Vina mengangkat bahunya acuh. “Sampai gue udah berhasil. Tapi entah itu kapan!” jawab Vina dengan enteng.

Andra menghela nafas kasar. Bukan dirinya tak mau membantu Vina. Hanya saja Andra juga kasihan dengan gadis itu. Vina merencanakan sesuatu yang belum tentu berhasil. Dan itu tanpa sepengetahuan Andra.

“Nggak sebaiknya lu akhiri aja, Dek? Gak cape, lu? Gue aja yang liat cape, lagian si Galvin juga gak peduli, kan?” tanya Andra menatap wajah Vina malas. Keras kepala sekali Adiknya itu. 

Vina menggeleng ribut mendengar perkataan Andra. Dirinya sudah merancang rencana ini dengan sangat baik. Mana mungkin Vina akan menggagalkannya secepat itu, kan? 

“Bang, please lah. Sebentar lagi, ya. Gue mohon!” ucap Vina dengan wajah melasnya.

Akhirnya Andra hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Vina ini memang sedikit keras kepala. Dalam hal apapun!

“Oke, terserah lu aja!” ucap Andra pada akhirnya.

“Nah gitu dong! Makasih Abang baik!” seru Vina dengan menampilkan cengiran khas miliknya. 

Andra hanya mengangguk sebagai jawaban. Saat ini dirinya hanya bisa pasrah saja. Entah suatu saat!

🌿🌿🌿

Hening menyelimuti keadaan kelas saat ini, jam pelajaran masih berlanjut. Bu Eti masih menjelaskan pelajaran yang entah berapa lama lagi akan selesai. 

Bu Eti sosok Guru tegas, lembut, baik, dan penyayang. Ya, dia akan lembut dalam tempatnya dan begitupun sebaliknya. Bu Eti Guru yang paling disegani didalam kelas Vina.

GALVINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang