33.

1K 38 2
                                    

Usahakan Follow dulu!



Hari terus berlalu, tidak terasa kini sudah masuk hari ke lima dimana Galvin menjauhi Vina. Menampakan wajah hanya saat berada dikantin dan didepan semua teman mereka. 

Sesuai janji Galvin waktu itu, asalkan Vina mau memaafkan dirinya, maka Galvin akan berusaha menjauh dari kehidupan gadisnya, itu. 

Jangan tanyakan bagaimana beratnya hari Galvin tanpa membuntuti Vinanya, nyatanya, ikhlas itu berat, tak semudah membalikan telapak tangan. 

“Berat banget hidup gue tanpa lu, Vin,” lirih Galvin dengan mata terpejamnya. 

Malam ini, Galvin memang menghabiskan waktu didalam kamarnya saja. Toh mau kemana? Sebenarnya, malam ini teman-temannya tidak terkecuali Vina tengah berkumpul dirumah Laras. Katanya, ada syukuran kecil-kecilan karena Adik Laras khitanan¹. Tapi, ya mana mungkin kan kalau Galvin ikut gabung dengan mereka? Bisa-bisa nanti Vina marah, lagi. 

Dikamar yang gelap ini Galvin berada. Bukan tidak ada lampu, tapi Galvin memang sengaja tidak menghidupkannya. Baginya, kegelapan adalah penenang disetiap keadaan. Entah apa sebabnya, tapi Galvin sangat menyukai kegelapan, itu. 

“Gue kangen lu, Vin,” lirihnya, lagi. 

Mata Galvin memang tertutup, namun bukan berarti Galvin terlelap. Nyatanya, mata Galvin enggan untuk beristirahat. Fikirannya terus berkelana ke sosok gadis yang bernama Vina. Sekuat itukah getaran asmara yang bergejolak didalam jiwa?  Se besar itukah rasa Cinta membuat seseorang merana? 

Drtt... Drtt...

Suara dari handphone miliknya mengalihkan atensi Galvin. Dengan malas, dia meraba ke arah nakas guna mengangkat panggilan yang entah dari siapa, itu. Mengganggu saja!

Tanpa melihat siapa yang menelpon, Galvin langsung mengangkat sambungan itu. Menempelkan benda pipih itu disisi telinganya. 

[Gue masuk,]

Tut...

Belum sempat Galvin mengucapkan apapun sambungannya sudah kembali dimatikan. Sebetulnya apa tujuannya menelpon? Izin, kah? Tidak bisakah orang itu izin dengan banyak kata yang dikeluarkan?

“Kampret!” ucap Galvin kesal. 

Tanpa dijelaskan, apakah kalian tau siapa orang itu? Orang yang dijuluki es batu, pria yang sangat irit bicara tapi jika berhadapan dengan Galvin dirinya bisa menjadi Ibu Kos mendadak yang bawelnya melebihi Santi. 

Ya, siapa lagi kalau bukan si kutub Agas?!

Saat ini Galvin yakin, Agas akan menanyakan beberapa hal yang sudah Galvin duga.  Lihat saja, apakah betul tebakan Galvin?

“Gue tanya sekali lagi, lu kenapa? Tingkah lu udah ngebuktiin kalau lu nggak baik-baik aja!”

Kan, apa Galvin bilang? Agas akan menanyakan hal ini.

GALVINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang