Seperti biasa, usahakan vote sebelum membaca dan komen sesudah membaca.Hapy Reading!!!
🎍🎍🎍
“Lihatlah anak manis, betapa mengenaskannya Ayahmu ditanganku!” ucap Bram tajam.
Iya, Om Misterius itu adalah Bram. Kalian tau siapa Bram? Iya, dia adalah Ayah kandung Galvin Mahendra. Entah apa tujuan Bram melakukan semua ini, entah apa juga yang sudah Darma perbuat sehingga Bram begitu jelas membenci sosok Darma—Papah Vina.
Vina menggeleng kala melihat pisau sudah siap menghantam bagian perut milik sang Papah. Namun kini Vina bisa apa? Dirinya pun kini di ikat dikursi dekat dengan Darma.
“Saya terima jika kamu membunuh saya, tapi tolong, lepaskan anak saya!” ucap Darma pasrah akan takdir apa yang sebentar lagi menghampirinya.
Kekehan kejam terdengar menyeramkan. “Tentu, setelah saya tancapkan benda ini tepat di perut kamu, itu, saya akan membebaskan anakmu!” ucap Bram tersenyum smrik mengacungkan pisau ditangannya. “Kamu tau, kenapa saya membawa anak gadismu kesini? Iya, pintar sekali, karena saya ingin dia melihat bagaimana kamu melepaskan nyawamu ditangan saya, Darma!” lanjutnya.
“Om, Vina mohon, lepasin kita berdua. Apa salah Vina sama Om? Apa salah Papah sama Om? Apa, Om?!” tanya Vina disela isakan yang kini mulai terdengar lirih.
“Kamu tau, apa kesalahan Papah kamu anak manis? Karena dia, saya kehilangan proyek terbesar yang hampir saya dapatkan!” bentak Bram diakhir kalimatnya.
“Apa maksud, Om?”
“Kamu tidak akan mengerti dunia bisnis, Vina! Sebaiknya diam disana dan lihat bagaimana Ayah tercintamu ini meregang nyawa!” bentak Bram, lagi.
Vina kembali menggeleng. Sekuat tenaga Vina melepaskan tali yang mengikat dirinya.
Pisau ditangan Bram sudah siap menancap perut Darma. Tinggal menunggu hitungan detik pisau itu menghantamnya.
Srek...
Dan ya, tepat Vina berhasil melepaskan tali, itu. Vina harus melihat pisau ditancapkan tepat disana, dibagian perut yang kini mengeluarkan darah segar.
“Akhhh... ” jerit Darma saat merasakan perih yang teramat diarea perutnya.
Vina mematung. Sementara Bram kini sudah tersenyum puas. Rencananya berhasil dengan sangat mulus. Tau kah kalian, setelah ini ada rencana baru yang kini sudah disusun rapih oleh Bram. Entah apa itu.
“PAPAH!” teriak Vina berlari memeluk tubuh Darma yang mulai terkulai lemas.
“Tinggalkan tempat ini! Misi kita sudah berhasil!” perintah Bram kepada anak buahnya.
“Biadab! Jangan pergi lu anjing!” teriak Vina.
Hendak mengejar namun cekalan Darma meruntuhkan kembali niat Vina. Di pangkuannya, Darma meringis menatap manik berair milik sang Putri. Dengan sekuat tenaga, Darma tersenyum hangat.
“Pa–pah gak papa, sayang. Ja... ngan nangis.” lirih Darma.
“Papah harus kuat ya, jangan nutup mata.” ucap Vina kelimpungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALVINA (End)
Teen Fiction"Kebodohan gue adalah, dimana gue ngelupain orang yang selalu ada dan mentingin orang yang baru ada." ... Galvin Mahendra. "Gak usah nyesel! Kagak guna, sumpah!" ... Vina Aureliya. °°°° WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA|||||