10. Who Are You?

32.8K 4.9K 248
                                    

I became Grand Duke's Sister
~

"Siapa? siapa? kau siapa?" Cael terus berseru menanti jawaban dari Ruha yang terbengong seperti orang bodoh.

Seringai di bibirnya semakin lebar, Cael mengambil satu langkah lebih dekat ke arah Ruha lalu mengamati wajah gadis itu dari jarak yang semakin lama semakin terkikis.

"Siapa? kau siapa?"

Ruha berkedip, tersadar dan segera menjauhkan kepalanya ketika wajah Claude---eh, Cael. Wajah Cael berada tepat di depannya bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan.

Sungguh Ruha masih syok melihat wajah Claude yang mendadak memiliki banyak ekspresi. Ruha tahu ini bukan Claude lagi tetapi alter egonya yang selama ini dibentuk oleh laki-laki itu tanpa dia sadari dan muncul disaat kedua orang tuanya meninggal karena jauh di dalam hati Claude ada penyesalan besar yang sukses membuatnya tenggelam dan ingin mati juga.

Menyadari sebuah tangan berada di lehernya dengan sigap Ruha menyingkirkan tangan itu, Cael nampak tertawa kesenangan saat bersentuhan dengan Ruha. Ekspresi senang berlebihan itu benar-benar terlihat begitu mengerikan terutama senyumnya, senyum seringai lebar seperti monster berdarah dingin yang akhirnya melihat calon mangsa setelah sekian lama.

"Siapa? siapa? namamu siapa? siapa kau? jawab aku, jawab!" Cael melompat ke depan Ruha saat gadis itu berusaha menghindarinya, dia berhasil menangkap bahu Ruha dan mengguncangnya kencang sekali.

Ruha merasa pusing karena guncangan itu, secepat mungkin ia menyahut. "Ruha. Aku Ruha."

"Ruha?" Cael berhenti mengguncang, seringainya kian melebar lalu tiba-tiba menangkup wajah Ruha. "Ruha... namamu, Ruha?"

Ruha mengangguk. "Iya, namaku Aruha Estoille."

"Ruha...? Ruha..." Cael bergumam lalu membawa ibu jarinya untuk di gigit, tak kuasa menahan senyumnya lebih lama.

"Ruha, Ruha..." Cael mendekatkan wajahnya menempelkan pipinya di samping pipi Ruha lalu terkekeh. "Ruha, nama yang cantik. Ruha, Ruha... Ruha~!" dia mengulangi nama itu berkali-kali dengan riang.

Jangan tanya seperti apa keadaan Ruha saat ini. Kedua kakinya bahkan gemetar, kepalanya mulai pusing karena alter ego Claude terus menerus mengulangi namanya, terus menerus menempelkan pipinya pada pipi Ruha lalu tertawa senang seolah habis memenangkan lotre puluhan juta.

"Ruha, Ruha..." Cael terkekeh, menempatkan ibu jarinya pada bibir bawah Ruha lalu mengusapnya dan membuat gadis itu terkejut. "Ruha cantik sekali, bibirnya juga lembut. Ruha~ Ruha~"

Tawa kecil nan mengerikan keluar dari bibir Cael. Sekarang pemuda itu mengitari tubuh Ruha, mengamati secara detail bentuk dan lekukkan tubuh gadis itu lalu berjongkok dengan tatapan terkagum-kagum.

"Ruha sangat cantik, Ruha cantik sekali. Apakah..." Cael berdiri lalu merangkul pinggang Ruha sehingga tubuh mereka berdua berdekatan tanpa adanya jarak.

"Jadi, apakah Ruha adalah istriku?" kekehnya bertanya.

Kedua mata Ruha melebar. "Sembarang! aku bukan--ukhh!"

Tanpa pikir panjang Cael mendaratkan cekikan di leher Ruha. "Ruha, Ruha kenapa mengatakan hal sejahat itu?" ekspresi di wajah Cael mendadak sedih. "Kalau Ruha bukan istriku, Ruha mati saja."

Apa? apa tadi katanya? Mati? Ruha tidak mau. Dengan sekuat tenaga Ruha mendoronh Cael menjauh hingga cekikan dilehernya terlepas namun Cael segera datang lagi dan memberi cekikan lainnya pada Ruha.

"Kalau Ruha bukan istriku, Ruha harus mati." Ujarnya menatap dingin, merasa kecewa pada kenyataan apabila Ruha bukan istrinya.

"Ruha sangat mengecewakan. Ruha mati saja, Ruha harus--"

I became Grand Duke's Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang