I became Grand Duke's Sister
~"Kak?" Claude menegur Ruha tepat saat mereka akhirnya berpapasan dari jarak dekat setelah beberapa hari. "Ada apa denganmu?"
Ruha tidak menjawab, dia nampak murung dan sedih. Tatapannya jatuh sekilas pada Claude lalu ia bergegas melepaskan tangannya dari cengkraman lembut pemuda itu hendak pergi tergesa-gesa.
"Aku melakukan sesuatu yang aneh saat demam?" tanya Claude digerogoti rasa penasaran sebab sejak malam itu sikap Ruha berbeda terhadapnya. "Karena itu kau marah?"
"Aku sibuk." Ruha menepis tangan Claude dingin.
"Hal apa?" sinis Claude, "hal apa yang membuatmu sibuk, kak?"
"Banyak." Sahut Ruha ketus, tatapannya mengarah pada tangan Claude yang masih memegang lengannya dengan erat. "Lepas!"
Claude menggertakkan giginya. "Bagaimana kalau aku tidak mau? Apa yang akan kau lakukan--"
"Aku akan menamparmu, Claude." Ruha memicingkan matanya tajam, ia merasa Claude sangat kelewatan sampai-sampai menghentikannya seperti ini. "Aku tidak akan segan melakukan itu."
Bukannya mengalah, tatapan tajam Claude semakin menusuk Ruha. "Tampar aku kalau begitu." Pintanya, "tampar aku, kak!"
"Aku bilang lepas!"
Ruha berhasil memberontak dan menatap nanar ke arah Claude. "Aku tak mengerti kenapa mendadak kau sangat ingin ikut campur tentang hidupku. Menjauhlah." Titahnya dengan nada penuh peringatan.
Bagaimana mungkin Ruha bisa menghadapi Claude dan bersikap seolah tak terjadi apapun di hadapan laki-laki itu. Wajah, mata, hidung, dan bibir yang sama persis dengan sosok Cael. Tidak! Mereka memang satu badan tetapi Ruha terlanjur menaruh perasaanya pada Cael namun sekarang yang ada dihadapannya dengan rupa persis Cael adalah Claude. Bagaimana bisa Ruha tetap baik-baik saja?
"Katakan padaku," sekali lagi Claude mencengkram lengan Ruha dan menahannya agar tidak pergi. "Apa perubahan sikapmu ini karena keputusan bibi Mauren yang menerima permintaan pertunanganmu dengan seorang pemuda bernama Aken?"
"Hah?" beo Ruha. "Per-pertu...?"
"Pertunangan." Lanjut Claude melengkapi kalimat Ruha. "Kau sudah dengar tentang kabar itu ya?"
Tidak, Ruha bahkan tidak diberitahu apapun tentang ini oleh siapapun. Kalau Claude tidak memberitahunya entah secara keceplosan atau memang karena dia mencoba peka terhadap perasaan Ruha yang sebenarnya galau karen Cael sudah tidak ada tapi malah mengira Ruha berubah karena pertunangannya dengan Aken sudah ditentukan.
"Aken? siapa itu?" Ruha mengernyitkan wajahnya jijik dan kesal. "Siapa orang dengan nama mengerikan itu? Bagaimana bisa bibi, BAGAIMANA MUNGKIN?" pekiknya mengakhiri.
Claude meringis, "lagi-lagi." Gumamnya menutup kedua telinga dan menahannya selama beberapa detik. "Jangan berteriak, kak, telingaku sakit."
Mengabaikan perkataan Claude tentang keluhan teriakannya, Ruha bertanya. "Siapa Aken? Siapa orang dengan nama aneh itu? Aku tidak pernah mendengarnya, siapa dia? Claude jawab!"
"Tch! Tadi saja kau tidak mau bicara dan mengamuk saat aku tanyai." Decihnya tak dapat menyembunyikan kekesalan walau wajahnya tak berekspresi.
Ruha berdecak. "Ini waktunya serius. Siapa Aken dan apa maksudnya pertunanganku?" Tanyanya tak habis pikir kalau memang benar bibi Mauren mengambil keputusan sepihak seegois itu tanpa bertanya kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I became Grand Duke's Sister
FantasyClaude Lucane menjadi Grand Duke di usia 18 tahun setelah menghabisi seluruh anggota keluarganya tanpa sisa pada suatu malam karena dendam yang dipendam sedari kecil. Sialnya setelah kecelakaan dicium tayo aku malah terbangun ditubuh Aruha Estoille...