I became Grand Duke's Sister

23. Cursed | warn; blood and violence

I became Grand Duke's Sister
~

"Calon tunangan Ruha adalah Raja dari Raven, Aken De Louis."

Setelah bibi Mauren memberitahukan hal itu padanya, Claude segera mencari tahu tentang Aken. Laki-laki itu merupakan cucu generasi terakhir dari keluarga Louis dengan silsilah Archeron menikahi Catarina lalu memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Kai, Kai lalu menikah dengan seorang puteri duke entah namanya siapa lalu melahirkan seorang putra lagi yang diberi nama Mikael lalu menikah dengan seorang gadis dan memiliki seorang anak laki-laki tunggal yakni Aken lalu Mikael dan istrinya meninggal karena kecelakaan sehingga gadis keturunan berhenti di Aken.

Tak hanya itu Claude juga mendapatkan informasi yang mengejutkan tentang sebuah buku yang menjadi panduan kehidupan kerajaan Raven semenjak Archeron dan Catarina meninggal bersama.

"Kau sungguh mengatakan itu?" Claude sendiri tak percaya mendengar kerajaan Raven jatuh dalam kesesatan. "Bagaimana bisa mereka mempercayai sebuah buku untuk menjalankan pemerintahan?"

"Saya mendapat informasi demikian, Tuan Claude." Ujar pria informan kepercayaannya itu.

"Baiklah."

Claude mengakhiri percakapannya disana namun pikirannya tak dapat berhenti traveling kemana-mana. Ada banyak gadis, kenapa harus Ruha? Padahal kalangan Raja biasanya mencari gadis setara untuk diajak bertunangan dan membangun lebih banyak aliansi.

Ini terlalu mencurigakan bagi Claude jadi malam harinya dia membongkar kamar orang tuanya untuk mencari surat keterangan lahir atau adopsi milik Ruha dan mendapati sebuah fakta mencengangkan.

"Kak Ruha berasal dari Raven?" Claude membaca dengan jelas akta lahir Ruha yang secara jelas menulis keterangan tempat lahir gadis itu. "Raven ke Estoria adalah tempat yang jauh bagi sebuah? seekor? ah, pokoknya mustahil bagi bayi untuk mengembara sendirian. Ini terlalu mencurigakan untuk dianggap sebagai kebetulan. Apa niat laki-laki itu?"

Claude tidak bisa berhenti berpikir negatif tentang Aken dan niatnya. Hampir setiap malam Claude menyimpan overthink berlebihannya sendiri tanpa mengatakannya pada siapapun. Saat mencoba mengatakan pada Ruha pun Claude tidak bisa seterus-terang langsung mengatakan tentang semua yang ia dapat dari informannya, Ruha pasti ketawa.

Tetapi malam ini Claude semakin yakin bahwa sesuatu yang tak beres sedang terjadi. Seluruh sendinya lemas usai mengonsumsi jus yang bibi Mauren berikan padanya. Entah wanita itu dipengaruhi atau bekerja sama dengan Aken tetapi Claude tahu kalau ini akan berakhir buruk atau mungkin sudah dimulai.

"Kak Ruha..." Claude menahan nafasnya sejenak sambil memaksa tubuh lemasnya bangkit, Claude bahkan hampir tidak bisa merasakan tangan dan kakinya sendiri.

"Sial!" umpatnya geram telah membuang waktu lama. "Dimana bibi Mauren? lemas... seluruh sendiku, aku tak bisa merasakannya."

Claude hampir seperti menyeret tubuhnya sendiri berjalan dari dinding ke dinding hingga akhirnya merosot gelinding di tangga rumah. Claude mengumpat pada arsitek sialan yang menyarankan rumah tinggal lantai sebagai tempat tinggalnya.

"Claude!" bibi Mauren berseru kaget saat melihat Claude turun dari tangga secara menggelinding. "Kau jatuh? Claude, bangun ayo!"

Claude mencoba berdiri dengan bantuan bibi Mauren tetapi kakinya terasa kenyal seperti jeli dan ia nyaris jatuh lagi kalau tak segera dibantu oleh bibinya itu.

"Dimana..."

"Dimana apanya, Claude?"

"Dimana kak Ruha?" kedua mata Claude melotot seram, bibi Mauren gelagapan dan buang muka ke arah lain menghindari tatapan Claude.