I became Grand Duke's Sister
~
Pagi tadi Claude sudah mengatakan kalau tak ada lagi yang bekerja di rumah mereka sampai Claude bisa mengambil alih bisnis keluarga, mencairkan banyak koin emas, dan menyewa banyak orang untuk bekerja dirumahnya.
Claude tidak suka berjanji maka dari itu dia memecat semua orang setelah memberi masing-masing dari mereka gaji terakhir. Mereka senang, mereka bersedia dipanggil lagi untuk kembali bekerja apabila keuangannya sudah membaik. Claude hanya membalas dengan anggukan tanpa membalas senyuman orang-orang itu.
Lalu sepanjang siang Claude tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali setelah kabur dari kamar Ruha tadi pagi. Barulah di pukul empat Claude mendatangi Ruha untuk mengajak kakaknya itu membeli perlengkapan sehari-hari di pasar.
Namun Ruha yang baru selesai mandi sore terkejut. "Ke pasar? sekarang!?" tanyanya dengan suara meninggi seolah keputusan Claude mengajak Ruha merupakan sesuatu kesalahan.
"Memangnya masih ada barang-barang yang di jual di pasar saat sore hari begini?"
Claude menghela nafas, tak heran sih kalau Ruha menjawab begitu karena gadis itu menolak diajak pergi kemana-mana. "Tentu saja ada. Kau lebih tua dariku tapi rupanya kau tidak lebih pintar dariku." Sarkasnya.
"Aku benar-benar merasa tidak berguna." Ucap Ruha nelangsa lalu mulai membenturkan pelan kepalanya ke arah dinding, tidak betulan membenturkannya, supaya ada efek dramatisnya saja.
"Kau perempuan jadi seharusnya kau tahu perlengkapan apa yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari." Ujar Claude berjalan melewati Ruha. "Ayo cepat!" serunya pada sang kakak perempuan.
"Aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang kehidupan sehari-hari loh!" balas Ruha berseru juga namun Claude mengibaskan tangannya tak peduli. Toh, Ruha tetap mengekor di belakangnya suka atau tidak suka.
"Claude..." Ruha menahan nafas yang bergumul di dadanya, ia letih berjalan jauh karena tak ada kendaraan sejenis kereta kuda pribadi atau penjaga di kediaman mereka.
Oh, Ruha lupa, Claude memecat semuanya tanpa terkecuali jadi mungkin kusirnya ikut pergi bersama kuda berserta keretanya sekaligus.
Langkah Claude terhenti, dia menoleh pada Ruha yang sekujur wajahnya memerah karena kelelahan. "Sebentar lagi sampai, kak. Tanganku sakit jadi tak bisa menggendongmu."
"TIDAK ADA YANG MINTA GENDONG!" erang Ruha mulai frustasi akan tingkah Claude yang kelewat percaya diri dan Geer itu.
Salah satu alasan Ruha tidak pernah tahu tentang berbelanja karena di dunia sebelumnya dia memiliki seorang kakak perempuan yang sangat amat ideal untuk dijadikan seorang istri.
Langkah Ruha terhenti, seketika suasana hatinya berubah murung. Apa kakaknya sedang menangis karena mengetahui adik satu-satunya ini sudah meninggal?
Kakaknya pasti menangis apalagi Ruha tahu sehancur apa tubuhnya hari itu. Ketika mengingatnya lagi, Ruha kembali merinding dan merasa ngilu pada tubuhnya sendiri padahal ia tahu tubuhnya ini masih sangat utuh dan tidak remuk.
"Kenapa?" Claude nampak khawatir, dia berjalan cemas menghampiri Ruha. "Kak?" tangannya mendarat di bahu Ruha menyadarkan gadis itu dari lamunan.
"Jangan bilang kau mau pingsan sekarang?"
Ruha menggeleng. "Aku tidak ingin pindah," ditepisnya tangan Claude dari bahunya lalu berjalan mendahului pemuda itu. "Dimana penjual bahan makanannya?"
Sesaat Claude tertegun, dia merasa Ruha mendadak aneh seperti ada sesuatu yang ditutup-tutupi tapi Claude tidak tahu apa itu dan tidak mau cari tahu. Claude sudah cukup pusing pada kehidupannya sendiri, ia tidak mau menambah lagi dengan ikut campur akan kehidupan Ruha.

KAMU SEDANG MEMBACA
I became Grand Duke's Sister
خيال (فانتازيا)Claude Lucane menjadi Grand Duke di usia 18 tahun setelah menghabisi seluruh anggota keluarganya tanpa sisa pada suatu malam karena dendam yang dipendam sedari kecil. Sialnya setelah kecelakaan dicium tayo aku malah terbangun ditubuh Aruha Estoille...