30. Out

16.1K 3.1K 317
                                    







I became Duke's sister
~



"Keluhan lainnya ada?" wanita ahli pengobatan itu menghela nafas tak habis pikir. "Baru kukatakan supaya kita tidak bertemu lagi." Ucapnya kemudian.

"Hehe.. mana kutahu," kekeh Ruha ringan sambil menahan matanya terbuka lebar agar memudahkan pemeriksaan. "Tadi mataku berdarah tapi sudah tidak."

Claude berada disisinya dengan raut wajah khawatir. "Periksa dengan benar, pastikan kau tidak melewatkan apapun."

Wanita itu menghela nafas merasa tertekan dengan tatapan Claude. "Ini bukan medis, ini sejenis sihir dan hal-hal diluar nalar akal manusia. Kau... bukan asli dari Carthion, ya?"

Ruha bingung mau menjawab apa sebab ia tak tahu jadi satu-satunya yang bisa dilakukannya saat ini adalah menatap Claude yang juga menatapnya lalu menatap ke arah wanita itu saat Claude menjelaskan.

"Kak Ruha diadopsi oleh ayah dan ibuku, aku punya surat adopsinya."

"Boleh aku melihatnya dan kalau boleh tahu dari daerah mana kakakmu yang cantik ini berasal?"

Ruha mengerutkan kening bingung. "Aku anak adopsi?"

Benar, sejak ada kehidupan yang tak seharusnya seluruh alur cerita berubah drastis. Ruha dari awal harusnya mati bukan hidup seperti ini, tapi MEMANGNYA ADA YANG MAU MATI DUA KALI!? Ruha mana mau!

"Claude?" panggil Ruha pada adik laki-lakinya itu, ah. Apakah sekarang masih pantas dia menyebutnya sebagai adik setelah semua yang pernah mereka lewati bersama?

"Kak Ruha diadopsi dari Raven. Tunggu sebentar, aku segera kembali dengan surat adopsinya." Ujar Claude berdiri lalu pergi menuju kamar orang tuanya.

Meninggalkan Ruha dalam perasaan bingung dan penuh tanya lantas gadis itu mencoba bertanya pada wanita ahli pengobatan herbal. "Kau tahu Raven?"

Wanita itu mengangguk. "Ya, orang-orang yang percaya akan sihir dan sesat tinggal disana karena itu Carthion tak pernah mau bekerja sama dengan orang-orang dari wilayah itu. Mereka gila." Ujarnya berkomentar jujur.

Ruha menggaruk kepalanya yang tak gatal mendengar ucapan yang tak sepenuhnya salah itu. "Kurasa pengaruhnya terletak pada perbedaan budaya. Aku benar, kan?"

"Mereka tak waras, singkatnya." Ujar wanita itu menanggapi.

"Aku benar-benar tak tahu tentang Ruha, di novel pun dia mati. POV lebih banyak diceritakan dari sudut pandang Claude tapi karena sekarang aku hidup... tiba-tiba saja aku terlibat disana dan disini. Menyebalkan!" batin Ruha mendecak-decak di dalam sana, kalau saja novel yang dimasukinya bergenre Harem pasti jauh lebih menyenangkan disukai oleh banyak pria sekaligus dalam satu waktu.

Ruha lantas meringis pelan, ia harus bagaimana sekarang? Mungkin lebih baik minta penjelasan hubungan—eh, salah. Maksud Ruha adalah penjelasan tentang jati dirinya yang sebenarnya. Jangan-jangan dia ratu mermaid di laut dan ayahnya adalah Squidward.

"Untuk jaga-jaga sebenarnya aku mengundang seseorang." Ujar wanita itu yang sampai saat ini tak pernah memberitahukan namanya pada Ruha atau pada siapapun, orang-orang mengenalnya sebagai wanita ahli pengobatan.

"Sok misterius." Cibir Ruha dalam hati.

"Seseorang?" alis Ruha terangkat bersamaan, ia bertanya-tanya mengenai seseorang yang dimaksud oleh wanita itu. "Siapa?"

Wanita itu menoleh ke arah pintu rumah yang dibiarkan terbuka lebar, "seharusnya dia sudah disini. Aku telah menghitung lama perjalanannya. Kira-kira apa yang membuatnya lama sekali?"

I became Grand Duke's Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang