I became Grand Duke's Sister
~Makan malam mewah sebagai bentuk penyambutan kedatangan Aken disiapkan langsung oleh bibi Mauren dan beberapa orang pelayan keluarganya yang dibawa datang untuk membantu memasak disini.
Sekitar lima belas menit kemudian meja sudah siap dan berbagai jenis hidangan tersaji diatasnya. Kursi Aken secara khusus ditempatnya di sisi Ruha namun saat gadis itu hendak duduk, Claude menyikut lengannya dan menduduki kursi gadis itu.
"Aku ingin dekat dengan jendela." Ujar Claude dengan wajah datar memandang lurus.
"Oh, tentu..." Aken menyahuti sambil tersenyum kharismatik. Senyum manisnya itu semakin berkembang saat dia bangkit dan memutari meja lalu sampai pada kursi lain disebelah Ruha duduk.
"Anda tidak keberatan jika saya disini, Nona Estoille?" Pertanyaan itu tentu saja dilayangkan untuk Ruha yang saat ini benar-benar gugup setengah mati.
Secara normal, tidak akan ada manusia yang tidak terpesona dengan ketampanan Aken bahkan Ruha untuk pertama kalinya mengalami mimisan dan membuat bibi Mauren khawatir setengah mati, Aken juga khawatir katanya.
Ruha mengangguk sebagai jawaban lalu memalingkan wajahnya ke arah lain dalam gerakan malu-malu yang diperhatikan tajam oleh Claude yang duduk disisi lain kursinya.
Aken tersenyum lalu membalikan piring untuk Ruha. "Bagaimana kondisi anda setelah mimisan?"
Bukan tanpa alasan Aken bicara formal terhadap orang lain, dia terbiasa di didik untuk menghormati orang lain sekalipun usianya lebih muda darinya. Pun gelarnya sebagai seorang Raja semakin mendorong Aken jarang berbicara non-formal.
"Aku baik-baik saja tadi itu karena kelelahan dan terkejut." Ujar Ruha asal tanpa menatap ke arah Aken, membuat laki-laki itu merasa geli.
"Anda terkejut melihat saya?" tanyanya cukup percaya diri tentang ketampanan miliknya yang selalu menjadi bahan perbincangan orang-orang.
Ruha berdehem pelan sebagai bentuk penghilang rasa gugup dalam dirinya lalu menjawab, "bisa dibilang agak sedikit benar."
"Wah~ kalian sudah mulai mengakrabkan diri satu sama lain ya?" Bibi Mauren memecah percakapan diantara keduanya, Claude melirik tajam sesaat sebelum memasukan potongan daging ke mulutnya dan sukses menarik perhatian bibi Mauren.
Wanita itu nampak memelotot ke arahnya tetapi suaranya sangat lembut saat mulai berkata, "Claude sayang, kenapa hidangan utamanya langsung di makan begitu saja?"
Tak ada respon dari Claude.
"Pstt! Claude!" Tegur Ruha berbisik mencoba memberitahu adik laki-lakinya itu agar berhenti makan namun tak digubris.
Aken terkekeh pelan. "Biarkan saja, kita disini untuk makan bersama. Jadi, apa yang kita tunggu lagi? Mari makan semuanya~"
"Selamat makan." Bisik Ruha pada Aken yang segera dibalas anggukan ringan oleh lelaki itu.
Claude mendengar bisikan itu, Ruha bahkan tidak pernah mengatakan selamat makan padanya selama mereka makan bersama selama ini. Walau masih bisa dihitung dengan jari tetapi tetap saja Claude merasa tidak suka terutama karena Aken merupakan orang dari barat, dari Raven.
"Kau tidak mengatakan apa-apa padaku?"
"Hah?"
Bisikan itu Ruha dapat tepat di telinganya saat Claude berpura-pura mengambil saus yang letaknya ada di depan Ruha namun agak jauh sehingga dia butuh tenaga ekstra untuk mengulurkan tangannya dan mendapatkan mangkuk saus itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/342258326-288-k636764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I became Grand Duke's Sister
FantasíaClaude Lucane menjadi Grand Duke di usia 18 tahun setelah menghabisi seluruh anggota keluarganya tanpa sisa pada suatu malam karena dendam yang dipendam sedari kecil. Sialnya setelah kecelakaan dicium tayo aku malah terbangun ditubuh Aruha Estoille...