29. Blood in your eyes

19.4K 3.2K 467
                                    

I became Duke's sister
~

"Seharusnya sudah tidak apa-apa." Aken menatap pantulan tubuh kekarnya di cermin, ia sengaja bertelanjang dada di pagi hari untuk mengecek perubahan signifikan di tubuhnya.

Noda hitam mulai hitam, tersisa seperempat bagian lagi di sisi kiri tubuhnya. Aken memutar bagian itu lalu melihat punggungnya yang bisa dibilang nyaris bersih secara keseluruhan namun anehnya tiba-tiba saja lehernya terasa seperti tercekik kencang sekaligus tersedak secara menyakitkan seolah ada kepingan jarum dan silet di dalamnya.

Lalu karena tak tahan akhirnya Aken berupaya memuntahkan sesuatu yang mengganjal itu tetapi rupanya gumpalan darah besar.

"Apa ini?" Aken meneguk ludah bercampur darah lalu bergegas mendatangi mejanya dan meraih buku suci itu.

Cepat-cepat Aken membukanya namun seluruh tulisan sudah menghilang, teracak berantakan hingga membentuk satu kata yang sama mulai dari halaman awal sampai halaman akhir buku itu.

“Өлген” gumam Aken membaca kata tersebut, ia tertegun. "Apa maksudnya? Өлген berarti mati. Siapa yang akan mati?"

Sekali lagi Aken memandang tubuhnya, kini tanda hitam itu memudar sempurna. Kulit putih bersihnya sudah kembali. Aken ingin senang tapi dia merasa curiga, apa yang sebenarnya terjadi dan disaat ingin mencari tahu melalui penasihat ia malah menemukan Rin, Calon Ratunya berdiri tepat di ambang pintu kamarnya.

"Mau kemana?" Rin menghadang Aken, "dimana buku itu?" tanyanya seraya mengulurkan tangan lurus ke arah lelaki itu.

"Minggir!" Desis Aken.

"Serahkan buku itu padaku!" Sentak Rin menahan lengan Aken dan menghempasnya ke arah dinding sambil memekik. "BUKU ITU SESAT!"

"Minggir." Masih dengan desisan serupa, Aken menubruk paksa bahu Rin namun gadis itu kembali bangkit dan menahan lengannya kuat. "Kubilang jangan ikut campur, jalang!"

"SERAHKAN BUKU ITU!" Rin memekik masih dalam upayanya merebut buku dari tangan kanan Aken namun tenaga lelaki itu mencengkram buku tersebut lebih erat.

Alhasil Rin nyaris terjatuh ke belakang saat pegangannya terhadap buku itu terlepas tiba-tiba. "Dasar bodoh!"

Rin bangkit masih belum menyerah, Aken tak lari melainkan membiarkan calon istrinya itu kembali menyerang berusaha merebut buku suci tersebut dari tangannya padahal sudah jelas tidak akan bisa.

"Sudah selesai?" senyum miring tersungging di bibir Aken saat menyaksikan betapa bodohnya Rin yang sedang melompat-lompat mencoba menggapai buku suci yang digenggamnya diatas ketinggian.

"Bukankah dalam kalimat itu sudah jelas tertulis takdir akhirmu tetap mati?" Ujar Rin tak habis pikir. "Bagaimana bisa kau sepercaya diri ini tak akan mati setelah melakukan ritual yang disuruh?"

"Aku harus peduli perkataanmu?"

Rin menghentakkan kakinya. "Buku itu muncul setelah Raja terdahulu Yang Mulia Archero dan Istrinya, Catarina meninggal. Sihir hitam milik mereka yang tadinya tersegel akhirnya terbebas dan menjerumuskan kalian dalam bentuk buku!"

"Maka biarlah." Sahut Aken menanggapi semaunya. "Lagipula aku tidak terlalu peduli mau terbuat dari apapun buku itu selama dia mengatakan kebenaran--"

"Kau salah. Kalian semua hanya dibodohi, buku itu sebenarnya menciptakan ilusi yang seharusnya tidak nyata tapi karena rasa parno dan takut kalian... ilusi yang seharusnya tak ada malah tercipta seolah-olah buku tersebut bisa menuliskan seluruh kejadian yang akan terjadi di masa depan." Jelas Rin sampai terengah-engah namun lagi-lagi bukan Aken namanya kalau mendadak mau mendengarkan perkataan orang lain sekalipun itu benar.

I became Grand Duke's Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang