Claude : MLS bet jadi bacaan.
I became Grand Duke's Sister
~"Hari apa ini?" Ruha bergumam pelan seraya membuka matanya, ia baru bangun di jam dua belas siang. "Duh, kepalaku sakit..."
"Kau sudah bangun, kak?"
"Hngh?" kedua mata Ruha mengerjapn pelan mendapati suara yang tak asing lagi ditelinganya. "Siapa disitu?"
"Jangan berlagak bodoh." Celetuk Claude malas. "Bangun dan makan sarapanmu. Berhubung belum ada pemasukan keuangan jadi aku memecat pekerja rumah kita."
"Lalu?" Ruha beranjak duduk seraya merenggangkan tangannya. "Apa hubungannyanya denganku?" tanyanya kemudian.
"Kau kakakku, kau perempuan, dan..."
"Dan?"
"Tugasmu bersih-bersih."
"Bersih--tunggu, APA!?"
"Ah, jangan berteriak!" Claude berdecak kesal merasakan telinganya kembali berdenging akibat suara cempreng Ruha. "Usiamu sudah dua puluh tahun tapi kau terus berteriak seolah kau adalah anak kecil."
Ruha meringis. "Maaf," sesalnya menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu beralih pada Claude yang memberikan piring berisi mie.
"Mie? lagi?"
Claude berdehem. "Karena belum di resmikan menjadi Grand Duke, aku belum bisa mengambil alih bisnis keluarga." Jelasnya singkat.
"Begitu..." gumam Ruha pelan merasa bosan melihat mie lagi pasalnya semalam dia habis bermimpi terlilit mie saat sedang demam dan paginya Claude menghadiahkan mie goreng padanya untuk sarapan.
"Bisa ditukar jadi sayur saja?" tawar Ruha.
"Rumput mau?"
Ruha menggeleng. "Baiklah! aku makan ini saja!" ketusnya lalu mulai makan tanpa ada rasa terimakasih sedikitpun sedangkan Claude tetap berdiri di ujung ranjang Ruha sampai gadis itu selesai makan.
"Apa itu?" pandangan Ruha jatuh ke tangan kiri Claude yang segera disembunyikan oleh pemiliknya. "Kenapa disembunyikan?"
"Bukan apa-apa." Jawab Claude. "Abaikan saja, ini terkena minyak panas."
"Bohong!" Ruha tidak mempercayai Claude, dia meletakkan piringnya dan menghampiri remaja laki-laki itu dan menarik tangan kirinya.
Claude meringis kesakitan. "Kubilang ini bukan apa-apa!" dia berupaya menyembunyikan tangannya lagi namun Ruha mencengkramnya kencang.
"Kau menggoreng tanganmu?"
Diamnya Claude seolah menjawab pertanyaan yang diajukannya. Ruha tak habis pikir dengan adik laki-lakinya ini. Bisa-bisa dia melakukan aksi mengerikan lagi dengan menggoreng tangannya sendiri ke minyak panas. Ruha pernah terkena minyak panas tanpa disengaja dan bentuknya persis seperti luka bakar di tangan Claude hanya saja kalau luka itu ada di tangan Claude sudah pasti bukan karena ketidaksengajaan.
Claude menghela nafas lelah. "Aku harus bagaimana lagi?"
Suara nafas putus asa terdengar setelah kalimat itu. "Aku merasa dihantui, kak. Kau tahu perasaan itu, suara-suara yang terus mengatakan bahwa aku tidak sempurna dan memalukan. Suara ayah dan ibu--"
"Mereka sudah mati." Ruha memotong cepat tak ingin membuat Claude mengingat lebih jauh lagi. "Rasa sakit hatimu yang membangkitkan suara-suara mirip suara mereka."
"Claude..." Ruha menarik nafas sejenak lalu meraih tangan Claude dengan hati-hati, dia mengusap luka bakar di tangan kiri pemuda itu. Claude terlihat agak meringis. "Rasanya sakit, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/342258326-288-k636764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I became Grand Duke's Sister
FantasyClaude Lucane menjadi Grand Duke di usia 18 tahun setelah menghabisi seluruh anggota keluarganya tanpa sisa pada suatu malam karena dendam yang dipendam sedari kecil. Sialnya setelah kecelakaan dicium tayo aku malah terbangun ditubuh Aruha Estoille...