I became Duke's sister
~
Sudah tiga bulan proses penyembuhan kaki Ruha berjalan. Namun sayangnya Ruha harus menerima kenyataan pahit tentang kakinya itu. Ahli pengobatan sudah mengingatkannya sejak pertama kali wanita itu datang dan mengecek lukanya, sama seperti hari itu. Wanita tersebut kembali mengingat Ruha juga hari ini."Nona Ruha, saya minta maaf sebelum menyampaikan ini." Wanita berumur 35 tahunan itu tersenyum tipis sembari mengusap punggung tangan Ruha yang digenggamnya, mencoba memberi dukungan emosional pada gadis itu.
"Hari ini setelah memeriksa luka anda, saya dapat memberi kepastian bahwa luka anda telah melewati 30% proses pemulihan. Untuk 60% sisanya kemungkinan besar setelah genap tujuh sampai delapan bulan." Ujar wanita tersebut menjeda sesaat dengan hela nafas ringan. "Berkat kecekatan Tuan Claude dalam membersihkan luka anda dan memberi bubuk anti peradangan yang saya berikan secara rutin, luka di kaki anda tidak mengalami infeksi. Namun..."
Ruha tahu kalimat selanjutnya yang akan dikatakan oleh wanita itu. "Aku cacat, kan?"
Wanita itu menggeleng cepat. "Nona tidak boleh berkata seperti itu. Ini hanya luka kecil, saya tahu dampaknya begitu mempengaruhi kehidupan anda di kemudian hari tetapi percayalah selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Anda jangan khawatir, setelah masa pulih total di bulan ke lima belas anda bisa mulai berlatih berjalan menggunakan bantuan tongkat."
Ruha tersenyum getir mendengarnya. "Tidak bisa sembuh seperti sediakala, ya?"
"Nona Ruha, jangan bersedih dan menyalahkan diri anda. Setelah enam bulan lagi jaringan sel baru akan tumbuh dan membentuk kulit baru namun tidak membentuk kembali betis anda yang pada dasarnya sudah terkoyak. Ibaratnya sebuah lubang tak akan bisa kembali utuh jika tidak di tambal, luka di betis kaki anda selamanya akan tetap demikian." Jelas wanita itu lalu mengakhiri dengan berdiri dan memberi salam hormat kepada Ruha.
Dia berpamitan akan pergi. "Jaga diri anda dengan baik, saya akan kembali bulan depan untuk melakukan pemeriksaan rutin." Ujarnya lalu berbalik meninggalkan Ruha sendirian di ruangan itu.
Selepas wanita itu pergi, Ruha kembali termenung sendiri dengan tatapan mengarah ke kaki kanannya yang terperban rapih karena baru diganti tadi pagi oleh Claude sebelum pemeriksaan di jam sepuluh pagi.
"Ruha adalah Chara tambahan yang seharusnya mati di awal karena itu aku tak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Tentang Aken juga, aku tidak mengetahuinya. Siapa dia dan apa hubungannya dengan sosok Aruha? Kurasa aku tidak tertarik. Namun, bisakah aku menciptakan alur hidupku sendiri dan mendapatkan kebahagiaan yang kuingin?"
Memikirkannya saja mampu membuat nafas Ruha terhela beberapa kali, ia pasrah lalu membaringkan kepalanya di atas bantal kasur. Tak ada perubahan signifikan semenjak malam itu, Ruha sampai saat ini masih tidak bisa tidur tenang dan sering menangis.
"Aku sangat takut. Aku ingin kembali jika bisa, aku..." Monolog Ruha terhenti saat pintu kamarnya terdengar dibuka oleh seseorang.
"Kak Ruha?" Claude melangkah pelan ke sisi kasur Ruha, mengira gadis itu sudah kembali tidur. "Aku memanggang beberapa daging di bawah, ayo makan dulu!" Ajaknya pada gadis itu.
Ruha nampak berpaling ke arahnya dan menjawab. "Iya," tak menolak seperti biasanya karena kebetulan Ruha memang sedang kelaparan.
Lantas Claude bergegas menyingkirkan selimut dari kaki Ruha secara perlahan lalu mengulurkan tangannya pada gadis itu agar tak perlu repot mencoba berjalan daripada kakinya berakhir copot? Uhm, Claude bergidik memikirkan kemungkinan yang satu itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/342258326-288-k636764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I became Grand Duke's Sister
FantasíaClaude Lucane menjadi Grand Duke di usia 18 tahun setelah menghabisi seluruh anggota keluarganya tanpa sisa pada suatu malam karena dendam yang dipendam sedari kecil. Sialnya setelah kecelakaan dicium tayo aku malah terbangun ditubuh Aruha Estoille...