34. Yang ditunggu-tunggu

44.2K 1.7K 50
                                    

Selamat datang di semesta Samudra dan Starla💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang di semesta Samudra dan Starla💐

Jangan lupa vote dan comment yaa❤️

••••

Jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat dari biasanya. Badannya lemas, mata memerah, serta hati yang tidak bisa tenang sedari ia masuk kedalam ruang persalinan.

Istrinya tengah berjuang di ruangan ini. Berjuang untuk melahirkan sang buah hati yang telah mereka nantikan selama ini, meskipun kehadirannya di dunia ini tanpa sengaja, namun bagi Samudra sangatlah berharga.

Salah satu jiwanya akan lahir. Akan bertemu dengannya pertama kali. Akan ada anak kecil yang memanggilnya 'Papa', sebentar lagi.

Namun, saat melihat Starla menangis, runtuh juga hatinya. Rapuh, sesak, dan tidak tega melihat istrinya kesakitan sedari kemarin sore. Melihat istrinya yang berkali-kali ingin menyerah, dan mendengar rintihan demi rintihan yang keluar dari mulut Starla membuat Samudra benar-benar tak berdaya sekarang.

Pukul 5 lebih 15 pagi hari, pembukaan sudah 9, dan Starla langsung dipindahkan ke ruang persalinan dengan Samudra yang juga akan selalu menemani istrinya itu.

Terhitung kurang lebih 15 jam Starla berjuang untuk pembukaan demi pembukaan. Dan selama itu ia merasakan kontraksi, sakit yang amat sangat terasa di punggung hingga perutnya, dan sempat menggigil sewaktu pembukaan di angka 7 tadi.

"Akhh, aku pengen ngedenn, Draa..."

"Ehh, jangan dulu, yaa, ibuu. Tahan sebentarr ajaaa, ini masih belum sempurna pembukaannya. Tahan, yaa, sebentar lagi kokk," sela dokter Sinta dengan panik. Karna jika Starla mengejan sekarang, itu akan membahayakan dirinya dan anaknya.

"Sabar, yaaa, sabar. Selangkah lagi, pasti bisa. Tahan duluu, sayang.."

Samudra menaruh kepalanya diatas kepala Starla. Sesekali mengecup puncak kepalanya dan tangannya yang menganggur mengelus perut besarnya.

Tangisan yang muncul karna kesakitan itu tidak bisa berhenti keluar dari mata cantik nan indah milik Starla. Rasanya benar-benar seperti---Ah, tidak bisa dijelaskan. Intinya ini sangat amat sakit.

"Kenapa lama banget? Aku nggak kuattt," ujar Starla ditengah isakannya.

"Ssstttt, nggak boleh ngomong kayak gitu. Starla yang gue kenal itu kuat, gue yakin."

"Nah, ini udah hampir pembukaan 10. Tarik nafas, yaa, ibu. Tapi jangan ngeden dulu."

Starla memejamkan matanya. Sungguh, baru pertama kali ini ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Wajah pucah serta wajah sembab karna belum tidur seharian terlihat jelass di wajah Starla.

"Kakinya dibuka tambah lebar lagi, yaa. Kita siap-siap buat ngeden. Kalo saya bilang dorong, ibu bisa dorong kuat-kuat, ngeden kuat-kuat, ambil nafas sebanyak mungkin. Dan waktu ngeden jangan merem, yaa."

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang