21 masalah semakin besar

1.7K 131 3
                                    

Kini Geby masih menangis di pelukan Nara, ia sangat kecewa pada Zhee, Geby tidak pernah menyangka kalau Zhee juga akan menghianatinya.
Sementara Zhee baru tiba di apartemennya dan mencari Geby di sana namun ia tak menemukannya.
Zhee pun masuk ke kamar lalu membuka lemari dan di sana pakaian Geby masih lengkap.
Dia pun merasa lega karna ia pikir Geby hanya pergi untuk menenangkan pikirannya dan mungkin dia bersama temannya.

" maaf kan aku Geby, aku telah menyakitimu" ucap Zhee sambil meremas kuat rambutnya karna merasa bersalah pada Geby.

Di sisi lain Nara masih menenangkan Geby dan mencoba membujuk nya agar menanyakan hal itu pada Zhee.

" Geb lu tenangin pikiran lu dulu dan setelah semuanya udah tenang coba lu temuin Zhee dan tanya maksud kejadian itu" saran Nara pada sahabatnya itu.

" tapi gimana kalo yg gw pikirin itu bener Nar, gw udah terlanjur cinta dan sayang sama kak Zhee" ucap Geby.

" gw yakin Geb, Zhee ga mungkin hianatin lo, percaya sama gw" ucap Naya meyakinkan Geby.

" iya Geb, gw perhatiin Zhee itu sayang banget loh sama lo, jadi ga mungkin dia hianatin lo" timpal Vanila yg ikun menenangkan Geby.

" iya nanti kalian tolong temenin gw ke sana ya" ucap Geby setelah yakin pada sahabat sahabatnya.

Kini pukul 10 : 05 dan Zhee baru saja tiba di kediaman Elsabet.
Setelah mandi dia datang dengan ke adaan marah karna Mira omanya tidak bisa di hubungi setelah kejadian itu semua.
Belum lagi tadi gadis itu di antar ke apartemennya dan jika Geby tau kesalah pahaman bisa semakin besar.

" OMAA!, OMAA!" teriak Zhee setiba di sana dan membuat semua maid dan anak buahnya di sana bergidik ngeri melihat tuannya mengambuk.

" permisi Nona danza, nyonya sedang keluar negeri 1 minggu yg lalu" ucap kepala pengurus rumah dengan rasa takut.

" AAGGHH! PRANGG!" teriak Zhee yg kini sudah tidak bisa mengontrol amarahnya sampai membanting vas bunga kesayangan Oma nya.

Sementara kini Geby sedang menuju ke apartemen Zhee di antar oleh kedua sahabatnya.
Namun di sana mereka tlah di awasi oleh seorang pria yg tidak di ketahui identitasnya dan menelfon seseorang setelah mobil Vanila berjalan menuju ke apartemen Zhee.

" hallo" ucap pria misterius itu

" Gadis itu menuju ke sana"

" kau sudah di apartemen Danz kan?"

" iya aku sudah di apartemennya, dia sedang keluar entah ke mana" ucap seorang gadis di sebrang sana.

" sekarang kau masuk ke kamar Danz dan mandi di sana" ucap lagi pria misterius itu yg memang berniat menghancurkan hubungan Zhee dan Geby.

" baik" ucap gadis itu yg mulai berjalan ke arah kamar Zhee dan setelahnya masuk ia melihat pakaian kantor Zhee yg tadi di pakai di atas kasur.
Ia mengambil kemeja putih itu sambil tersenyum licik, dengan berani ia mencium kemeja itu dengan bibirnya sehingga meninggalkan bekas di sana.
Lalu setelah itu ia menyebarkannya di lantai dan mulai masuk ke kamar mandi dan mandi di sana.
Saat gadis itu mandi Geby pun sampai ke unit apartemen Zhee dan langsung masuk lalu menuju ke kamarnya dan Zhee.
Namun begitu ia membuka pintu kamar ia tak melihat Zhee di sana dan hanya melihat kamar yg berantakan.
Ranjang dan baju di mana mana, bukan hanya baju Zhee tadi tapi juga baju seorang wanita entah milik siapa dia tidak tau.
Geby menginjak kemeja putih Zhee lalu mengambilnya dan betapa kagetnya ia melihat noda lipstik di sana di tambah seorang gadis yg tadi ia lihat di pelelangan baru saja keluar dari kamar mandi.

" Kamu?!, apa yg kamu lakukan di sini?" tanya Geby menatap tajam gadis itu.

" s, saya di suruh tinggal di sini oleh nona Danz non" jawab gadis itu sok polos dan bohong.

" apa yg kalian lakukan di sini?" tanya Geby walau di pikirannya sudah tertuju di sana.

" emm itu, nona, nona- sebelum gadis itu selesai berbicara Geby sudah pergi dulu karna sudah tak sanggup menahan semuanya.
Belum ia mendapat penjalasan timbul lagi sesuatu yg membuatnya semakin salah paham dengan Zhee.
Vanila dan Nara yg mununggu di luar kaget melihat Geby kembali berlinangan air mata dan itu lebih parah dengan yg tadi.

" loh Geby lo kenapa, kok nangis lagi?" tanya Nara menghampiri Geby sambil membawa sebuah koper dan tas ransel.

" gw sementara tinggal di rumah lo ya Nar" ucap Geby belum menjawab pertanyaan Nara.

" Loh si Zhee mana?, kok lo malah makin kaya gini abis ke dalam" ucap Vanila bingung.
Namun Geby bukannya menjawab ia semakin menangis jika mengingat yg ia lihat tadi.

" berengsek!" upat Vanila kesal melihat sahabatnya di sakit lalu masuk ke apartemen itu dan menuju ke kamar Zhee untuk menghajar Zhee. Namun bukannya Zhee yg ia lihat di sana melain kan gadis tadi di pelelangan sedang memungut baju yg berserakan dan masih menggunakan handuk. Tak berbeda dengan Geby Vanila juga memikirkan hal kesana jika semua orang juga melihat hal itu akan mikir ke sana.

" jalang!, ( PLAK ) mana si brengsek itu?" tanya Vanila dengan kasar dan menampar gadis itu.

" s, saya tidak tau nona" ucap gadis itu menunduk seolah takut sambil memegang pipinya.

" udah Van, gw udah ga tahan di sini, ayo kita pergi" ucap Geby pada Vanila meminta pergi.

Vanila pun mengangguk dan pergi di sana membawa Geby dan Nara.
Saat mereka ingin memasuki lift mereka malah berpapasan oleh Zhee yg akan keluar dari lift.
Vanila yg memang lagi emosi pun langsung menarik kerah baju Zhee dan menghantamnya dengan tinju.

" Buk Buk!, bajingan!, brengsek!, anjing lo Buk Buk!" upat Vanila sambil menghajar Zhee.
Zhee yg juga sedang di ambang emosinya tentu tidak diam karna tiba tiba di hajar, ia pun membalas dan sudah pasti Vanila kalah.

" UDAH! STOP" teriak Geby sambil mendorong Zhee menjauh dari Vanila.

" sayang" panggil Zhee pada Geby namun kata itu kini begitu menyakitkan di hatinya.

" ayo kita pergi Van" ucap Geby sambil membantu Nara memapah vanila.

" Geby, sayang kamu mau ke mana bawa koper?" tanya Zhee namun tak di gubris oleh Geby.

" sayang" panggil kembali Zhee sambil menahan sebelah tangan Geby.

" CUKUP KAK!, lebih baik kamu kembali ke gadis itu dan jangan pernah dekati aku lagi" ucap Geby menepis genggaman Zhee.

" jauhin Geby brengsek" ucap Vanila kasar.

" gw kecewa banget sama lo Zhee, gw pikir hal di pelelangan itu ga bener tapi lo bener bener ya ga habis pikir gw, kalo lo selama ini cuman mau main main sama temen gw lebih baik jangan dekati dia lagi" ucap Nara lalu masuk ke lift bersama Vanila dan Geby.

Zhee hanya diam melihat kepergian Geby, ia tidak tau harus apa dan kesalah pahaman semakin parah.
Ia pun kembali ke unitnya untuk melihat apa yg terjadi, namun saat ia kembali gadis itu sedang duduk di soffa sambil menangis dan memegang pipinya bekas tanparan Vanila.

" Apa yg terjadi saat saya tidak ada di sini?" tanya Zhee dengan dingin.

" Tadi ada tiga orang yg tiba tiba masuk dan saat melihat aku mereka seperti marah dan menamparku" jawab gadis itu berbohong kejadian yg sebenarnya terjadi.

" lalu siapa yg menamparmu?" tanya Zhee masih dengan dinginnya.

" Gadis yg tadi bertengkar dengan nona di pelelangan?" jawab gadis itu mengfitnah Geby.

" Dia tidak mungkin melakukan itu" ucap Zhee lalu pergi menuju ke kamarnya meninggal gadis itu.
Dia sudah sangat pusing dengan semua masalah hari ini dan ingin istirahat dan akan mencoba membujuk Geby nanti.
















Bersambung...
Maaf kalo ada typo atau salah kata ya...

Dendam ku (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang