PART 10

188 17 1
                                    

Tidak menerima pembaca pikiran gelap!!!

sementara itu di posisi walangsungsang dan Endang geulis

"Raden apa kau bisa pergi dari sini?"
"apa kau mengusirku?"
"tidak aku hanya ingin beristirahat"

Endang geulis hanya mengangguk walangsungsang pun keluar dari wisma Endang geulis

                                    ****
di sisi wisatri
"Raka apa kau sudah menemukan cara agar kita bisa memancing Rara Santang ke sini?"tanya wisatri pada Wiramantri

"aku sudah menemukan titik kelemahan Rara Santang Rayi"ucap Wiramantri sembari tersenyum miring

"apa itu Raka?"

"apa Rayi nya kian Santang?"
"benar sekali Rayi tetapi kita harus meminta bantuan dari nyi rompang agar bisa mengalahkan kian Santang"

"apa susahnya mengalahkan bocah ingusan itu Raka?"
"kau jangan menganggap remeh kian Santang Rayi dia mewarisi semua ilmu dari Siliwangi sangat susah untuk mengalahkan kian Santang"

"jika begitu kenapa kita tidak menculik Sekar Tanjung?,,dia sangat dekat dengan kian Santang dengan begitu kita dapat dengan mudah mengalahkan Kian Santang"

"kau benar sekali Rayi"

mereka pun merencanakan penculikan terhadap Sekar Tanjung

                                    ****
setelah menyelesaikan tugas nya di istana Kian Santang pun pergi menemui Sekar Tanjung di dekat sungai

sesampainya Kian Santang di sungai tersebut
Kian Santang mendapati Sekar Tanjung sedang memetik bunga yang berada tidak jauh dari sungai tersebut

Kian Santang pun menghampiri Sekar Tanjung

"Nyimas sedang apa kau?"suara kian Santang membuat Sekar Tanjung sedikit kaget

"tidak Raden aku hanya sedang berjalan-jalan"
"lalu bunga apa yang kau petik?"

"ini bunga anggrek bunga ini sangat cantik jika di pajang"
"benarkah?"

"ya Raden"ucap Sekar Tanjung dengan senyuman yang membuatnya semakin cantik

mereka bertatapan beberapa menit lalu Kian Santang menawarkan sebuah bando yang terbuat dari beberapa bunga yang sangat cantik

"ini untuk mu jika kau memakainya kau terlihat lebih cantik"
"apa ini untuk?"

"ya"lalu Kian Santang memakaikan bando itu pada kepala Sekar Tanjung

"sudah ku bilang kau terlihat lebih cantik jika memakai nya"
"terimakasih"

Mereka pun berjalan jalan di sekitaran sungai itu tiba tiba kaki Sekar Tanjung tersandung batu dengan cepat Kian Santang menangkap tubuh Sekar Tanjung

"Nyimas berhati hatilah"
"ya Raden terimakasih karna sudah membantu ku"

ucap Sekar Tanjung
"sama sama"

sementara itu mereka tidak sadar bahwa Wiramantri dan wisatri memerhatikan mereka dari kejauhan

wisatri pun meluncurkan anak panahnya pada Sekar Tanjung

"nyimas awas!"Kian Santang dengan cepat menarik tubuh Sekar Tanjung hingga keduanya terjatuh

"Raden ada apa?"

"sial"umpat wisatri

"lebih baik kau memancing Kian Santang untuk menjauh dari Sekar Tanjung Dengan itu aku bisa menculik Sekar Tanjung"ucap Wiramantri

"baiklah Raka"

wisatri pun meluncurkan satu anak panah kembali

"sepertinya ada yang membuntuti kita Raden"
"benar sekali Nyimas"

"Ternyata kau sudah tau keberadaan ku Kian Santang!!"teriak wisatri dari kejauhan

"Wisatri.."gumam Kian Santang

"Kenapa kau berada di sini!?"teriak Kian Santang menjawab teriakan wisatri

"Jika kau ingin tau kejarlah aku"wisatri pun berlari ke dalam hutan

"Jangan lari kau!"

kian Santang pun mengejar wisatri

tiba tiba dari belakang ada yang menotok Sekar Tanjung hingga pingsan

sudah jelas itu Wiramantri

di posisi Kian Santang dan wisatri mereka bertarung cukup sengit hingga membuat wisatri sedikit kewalahan tetapi masih bisa menghadapi Kian Santang

"sepertinya Raka sudah membawa Sekar Tanjung aku harus pergi"umpat nya dalam hati

Wisatri pun mengambil segenggam tanah lalu di lemparkan nya ke mata Kian Santang

lalu dengan kedipan mata wisatri hilang dari pandangan Kian Santang

"Dia mana kau wisatri!?"
"aku harus segera menemui nyimas Sekar Tanjung"

saat sampai di tempat terakhir Kian Santang bersama dengan Sekar Tanjung dia tidak menemukan Sekar Tanjung berada di sana

"Nyimas!?,kau di mana!"teriak kian Santang mencari keberadaan Sekar Tanjung tetapi tidak kunjung menemukan titik terang

"NYIMAS!!"

                                    ****
di istana Kandang wesi

setelah makan siang selesai
"yunda apa yunda akan bermalam di sini?"

"sepertinya tidak"ucap Subang larang
"mengapa yunda baru ke sini setelah beberapa tahun"

"tidak apa apa menginaplah"lanjut Ratu Parwati

"tetapi di istana tidak ada siapa siapa selain Rayi kian Santang dan Raka walangsungsang Ratu"

ucap Rara Santang memotong pembicaraan Ratu Parwati dan Subang larang

"putriku tidak baik memotong pembicaraan orang tua nak"

"Denger tuh"ejek abikara
"Diam kau!"

"Sudahlah putaku jangan membuat nyimas Rara Santang selalu marah"

"maaf kan abikara nyimas"
"tidak apa apa Ratu lagian bukan salah ratu tapi salah Dia!"

"nyenyenye"ucap abikara
"putaku..."

"Menyebalkan"decak Rara Santang kesal

Rara Santang pun pergi dari ruang makan tersebut

sepanjang jalan Rara Santang hanya mengoceh hingga menabrak seseorang

Bughh

"apa kau punya mata!"

"kau yang jalan tidak liat liat!"
"bukankah kau wanita yang di taman itu"

"Bukan!!"
"masih nanya!"

                                    ****
Plakk!!
satu tamparan keras membangunkan Sekar Tanjung

"akhhh"rintih Sekar Tanjung
"bangun juga kau"ucap wisatri

"Lepaskan aku!"ucap Sekar Tanjung yang berusaha melepaskan ikatan tangan nya

"Jangan harap,,tunggu saja setelah Kian Santang menyerahkan dirinya baru kau ku lepaskan"

"Rencana kalian apa sebenarnya!!"
"jangan mencelakai Raden Kian Santang!!"

"Itu bukan tujuan kami,,tetapi tujuan kami mendapatkan Rara Santang"

"lalu mengapa kalian ingin Raden Kian Santang menyerahkan dirinya!?"
"Kian Santang adalah satu satunya kelemahan Rara Santang dan kau satu satunya kelemahan bagi Kian Santang,,itulah sebabnya kita menculikmu"

ucap Wiramantri
"Licik kalian!!"

"Banyak sekali bicaramu!"

Bughh
satu pukulan mengenai dada Sekar Tanjung

Sekar Tanjung hanya bisa merintih kesakitan apa daya dia di ikat oleh tali yang sangat ketat

                                    ****

PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang