PART 12

158 17 0
                                    

di istana Kandang wesi
Ratu Parwati datang ke wisma Abikara

"Putraku sebenarnya kenapa kau selalu membuat nyimas Rara Santang kesal,apa kau menyukainya?"

"tidak sama sekali ibunda"jawab abikara
"kalau begitu kenapa kau membawa nyimas Rara Santang ke istana?"

"aku hanya membalas kebaikannya saja karna dia sudah menyelamatkan nyawaku."

"apa ibunda ke sini hanya menanyakan itu?"
"tidak."

"lalu?"
"ibunda hanya ingin kau dan gagak lumayang menemani ibunda ke Padjajaran ibunda sudah lama tidak ke sana"

"kenapa harus ke Padjajaran ibunda tinggal menyuruh ratu Subang larang untuk datang lagi ke sini."

"ibunda tidak ingin menyusahkan Subang larang putraku dan ibunda juga penasaran dengan istana Padjajaran sekarang"

"hmm"dehem Abikara
"aku tidak bermaksud tidak ingin ikut ibunda ke Padjajaran tetapi aku sudah sangat malas ketemu wanita itu"

"jangan begitu putraku.."
"lebih baik kau temani ibunda ke Padjajaran jika tidak ibunda tidak akan memberi izin untuk mu ke hutan itu lagi!"

"huft,yasudahlah"
Ratu Ganga pergi setelah mendengar jawaban Abikara

                                    ****
di posisi Rara Santang

suara langkah kaki terdengar jelas di telinga Rara Santang

Rara Santang sudah tau itu langkah kaki siapa

tiba tiba prajurit yang berjaga di penjara Rara Santang membuka pintu sel penjara

"ternyata kau rela melakukan apapun demi adikmu itu,aku bangga padamu Rara Santang"
ucap Wiramantri
"Diam kau,mau apa kau kesini?"

"tidak apa apa hanya ingin melihat wajahmu jika Kian Santang mati hari ini"

Rara Santang menatap tajam Wiramantri

"jangan pernah kau sakiti keluarga ku kalau kau masih ingin hidup!"ucap Rara Santang

"tenanglah aku tadi hanya bercanda"
"tetapi sebenarnya lagi bercandaan ku itu akan menjadi kenyataan"

"Kau!!"

Wiramantri menodongkan pedang nya pada leher Rara Santang

"kau jika kau tidak ingin adikmu mati tetap di sini dan tanpa sengaja kau menyerahkan nyawamu untuk adikmu itu"

"prajurit borgol dia dan jika dia berhasil kabur kalian yang akan menerima balasanya"

"se-sendika Raden"jawab prajurit itu sembari menahan takutnya karna ucapan maupun ancaman Wiramantri tidak pernah bohong

                                    ****
di Padjajaran
tiba tiba ada prajurit yang menghadap Siliwangi

"Sampurasun gusti prabu di luar ada prajurit entah dari mana membawa Raden kian Santang dan nyimas Sekar Tanjung"

"di mana mereka?"tanya walangsungsang
"Di depan gapura istana Raden"

Subang larang dan yang lainya segera keluar
Subang larang dan walangsungsang kaget melihat Kian Santang sudah tidar sadarkan diri

"astaghfirullah putraku!"
"Rayi!"

"astaghfirullah ada apa dengan Raden Kian Santang"ucap ambet kasih

Subang larang berlari ke gapura istana

"putraku kenapa kau seperti ini nak"ujar Subang larang sembari mengelus pipi Kian Santang lembut

"jagat dewa Batara putraku Kian Santang"

"Paman kau dari mana dan kenapa Rayi kian Santang dan nyimas Sekar Tanjung bisa seperti ini?"

"hamba dari wirapurnama dan hamba sudah menemukan Raden kian Santang dalam kondisi seperti ini Raden"

"kerajaan wirapurnama sangat jauh dengan Padjajaran bagaimana bisa prajuritnya sampai ke wilayah Padjajaran"batin walangsungsang

"hamba mohon pamit Gusti ratu sampurasun"
"Rampes"

Kian Santang pun di bawa ke wismanya
dan Sekar Tanjung di bawa ke wisma tamu Sekar Tanjung sedang di obati oleh tabib istana karna lukanya sangat parah

                                    ****
di sisi wisatri dan Wiramantri
"Raka apa kau tidak ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyiksa Rara Santang?"

"Dengan itu dendam yang kita pendam selama ini terbalaskan"
"benar Rayi Siliwangi harus merasakan apa yang di rasakan kita saat Siliwangi membunuh kedua orang tua kita di hadapan kita sendiri"

ucap Wiramantri dengan senyuman liciknya
"dengan itu Siliwangi akan merasakan kehilangan orang yang sangat ia sayangi selama ini"ucap wisatri

wisatri dan Wiramantri pun menuju penjara

saat sampai di penjara Wiramantri melihat Rara Santang sedang berdiri membelakangi nya

"buka."
"baik Raden"

"hey Rara Santang sedang apa kau?"
"aku tau Raka pasti dia sedang memikirkan adiknya itu hahaha"

Rara Santang berbalik badan menghadap mereka berdua dengan tatapan yang tajam dan lurus

"sepertinya kau sangat tegang"ucap wisatri

tanpa aba-aba wisatri langsung menyiram wajah Rara Santang dengan segelas jus apel miliknya

mereka berdua pun tertawa

"apa yang lucu,,apa kalian bodoh?"ucap Rara Santang dengan wajah datar

"bukankah kau dan keluarga mu yang bodoh Rara Santang?"ucap Wiramantri
"haha kau benar Raka dari dulu keluarga mereka tidak ada yang waras"

"apa kalian tidak terima dengan jawaban benar ku?"
"hey kau itu hanya bocah songong dan tidak ada apa apa nya dengan kami"

"benarkah lalu kenapa kalian menjadikan Rayi ku sebagai umpan kalau kalian bisa menangkap ku tanpa umpan"

mereka terdiam sejenak dan memikirkan jawaban dari pertanyaan Rara Santang

"bukan kah aku hanya bocah songong yang tidak bisa apa apa?"

"bedebah kau!"umpat wisatri

Rara Santang tersenyum miring karna wisatri sudah terpanas panasi oleh kata kata Rara Santang

PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang