PROLOG

513 23 1
                                    

malam yang sunyi senyap prabu Siliwangi menunggu di wisma Ratu Subang larang,,karna sebentar lagi hari yang sudah di tunggu tunggu prabu Siliwangi akan datang

Kelahiran putri kedua nya lebih tepatnya dari Ratu Subang larang hanya selisih 2 tahun setelah kelahiran putri pertama nya dari Ratu Ambet kasih

Tidak lama kemudian prabu Siliwangi mendengar suara bayi menangis dari dalam wisma Ratu Subang larang

"Selamat Gusti ratu bayi nya perempuan"ucap tabib istana yang membantu kelahiran putri pertama dari Ratu Subang larang

Subang larang melihat wajah putri nya
"Putriku.."lirih Subang larang

Cklek

Suara pintu wisma Subang larang terbuka

Prabu Siliwangi menghampiri istri nya dan juga putri kecil nya itu

"Dinda apa kau baik baik saja"prabu Siliwangi sedikit khawatir karna wajah Subang larang begitu pucat

"Gusti ratu tidak apa apa,,hanya kecapean saja"ucap tabib istana

"Putriku"ucap Prabu Siliwangi menggendong putrinya terlihat dari wajahnya prabu Siliwangi sangat senang

Prabu Siliwangi melihat wajah putih putri nya itu

"Dia sangat cantik seperti mu adinda"ucap prabu Siliwangi
"Kanda apa kau sudah tau nama untuk putri kita?"tanya Subang larang

"Aku belum tau kita buat upacara memberikan nama pada nya besok saja"

"Kanda,,apa kau ingat janji mu?"tanya Subang larang dengan penuh keraguan
"Apa?"tanya prabu Siliwangi balik

"Semua putra putri ku akan memeluk agama Islam"
"Apa kau tidak keberatan putri kita memeluk agama Islam seperti putra putri yunda ambet kasih?"

"Baiklah"

Keesokan harinya prabu Siliwangi menyuruh para emban dan prajurit nya menghias istana sebaik baiknya karna akan memberikan nama untuk putri yang telah di tunggu tunggu nya

Setelah persiapan pemberian nama pada putri prabu Siliwangi semua rakyat Padjajaran menunggu di alun alun istana dan bersorak gembira

"Kanda bagai mana kalau putri Rayi Subang larang di beri nama Rara Santang?"ucap Ratu Ambet kasih

"Bagai mana menurutmu Dinda apa nama itu cocok?"tanya Prabu Siliwangi kepada Subang larang

"Aku setuju dengan yunda Ambet kasih"
"Baiklah"

Prabu Siliwangi dan kedua istrinya berjalan ke tempat pemberian nama untuk putri keduanya

"Ibunda apa dia perempuan?"tanya Ratna ayu kecil putri pertama Prabu Siliwangi

"Benar putriku lihat dia begitu cantik dan lucu bukan?,,nanti kalau dia sudah besar kau ajak dia main karna kau dan dia saja  anak perempuan dari saudara saudara mu yang lain"ucap ratu ambet kasih

"Baiklah ibunda"

"Atas nama Dewata agung aku akan memberi nama putri keduaku ini dengan nama Rara Santang!!"teriak prabu Siliwangi

Di malam yang sama di istana Kandang wesi juga prabu Brawijaya dan Ratu Parwati melahirkan putra keduanya yang di beri nama Abikara

Dan di beri nama hari yang sama juga seperti pemberian nama bagi putri keduanya prabu Siliwangi dan Ratu Subang larang

Beberapa tahun berlalu kini Rara Santang berusia 10 tahun dan yundanya yaitu putri terakhir dari Ratu Ambet kasih
Yang saat ini berusia 12 tahun

Mereka sedang memanah di halaman istana di temani 3 Emban

Mereka berdua sangat ahli dalam hal memanah tiba tiba walangsungsang dan kian Santang datang

"Rayi sedang apa kau ke sini?"tanya Rara Santang
"Kita hanya lewat dan tidak sengaja melihat yunda Rara dengan yunda Ratna"

"Mau latihan memanah bersama?"tanya Ratna ayu

"Siapa takut"ujar Kian Santang

"Raka apa kau mau ikut kita memanah apel itu bersama yang kalah harus kasih hadiah ke yang menang"ujar Rara Santang

"Tidak lebih baik kalian belajar memasak"ujar walangsungsang mengejek Ratna ayu dan Rara Santang

"Kau meremehkan kita Rayi?"tanya Ratna ayu
"Tidak yunda tetapi benar bukan,,lebih baik kalian belajar memasak"

"Hmm,kau meremehkan bakat kita Raka!"
"Siapa yang meremehkan kalian aku hanya mengatakan hal yang benar hahaha"
"Sudahlah Rayi biarkan saja lebih baik kita lanjut latihan"

Saat walangsungsang hendak meninggalkan mereka bertiga Rara Santang berteriak kepada Walangsungsang

"Raka!!"
"Tunggu di situ jangan kemana mana karna kau telah meremehkan kita biar aku panah!"ucap Rara Santang sembari memasangkan anak panah nya ke busurnya

"Waduh"ucap Kian Santang
"Rayi sebaiknya kita pergi sebelum kena batunya"ucap Ratna ayu kepada Kian Santang
"Kau benar yunda lebih baik kita pergi"

Kian Santang dan Ratna ayu pun berlari masuk ke istana di susul walangsungsang yang lari terbirit birit

Rara Santang hanya tertawa melihat kejadian itu

"Makanya jangan meremehkan seorang Rara Santang Raka!"

Di dalam istana walangsungsang berlari ketakutan mengahmpiri sang ayah yang sedang duduk di singgasana nya

"Ayahanda!!"
"Kenapa putra ku?"

"Nyimas,nyimas Rara Santang mau memanahku!"ucap walangsungsang

"Apa?,tidak mungkin putraku mana mungkin Rayi mu mau memanah mu.."ujar Subang larang

"Tidak ibunda dia benar benar mau memanahku!"
"Kalau tidak percaya tanya saja pada yunda Ratna ayu dengan Rayi kian Santang dia berada di situ!"

"Itu tidak salah ayahanda"ujar Ratna ayu di susul dengan Kian Santang di belakang nya

"Benar bukan?"
"Tetapi Rayi walangsungsang yang memancing anak panah Rayi Rara Santang untuk menembus tubuhnya.."

"Benar itu!"ucap Kian Santang

Beberapa tahun berlalu kini mereka tumbuh besar di istana

Cring

Cring

Cring

Suara gelang kaki milik Rara Santang menarik perhatian semua orang yang berada di aula istana

"Putriku ibunda ingin memberi tau sesuatu.."
"Ada apa ibunda?"ucap Rara Santang

"Ibunda dan ayahanda ingin menjodohkan mu dengan teman ayahanda"sambung walangsungsang yang duduk di tempat duduknya

"Apa?!"ucap spontan Rara Santang

"Benar kata Raka mu putriku"ucap prabu Siliwangi

"Tapi kenapa?,,aku sekarang belum ingin menikah!"

"Tenanglah yunda"bujuk kian Santang

Rara Santang tidak kuasa menahan emosi nya dia meninggalkan aula istana begitu saja

"Putriku!"teriak Subang larang
"Putraku tolong bujuk Rayi mu ibunda tidak ingin dia salah paham pada ibunda dan ayahanda mu"

"Baik ibunda"ucap walangsungsang lalu meninggalkan aula menuju wisma Rara Santang

PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang