PART 16

146 20 2
                                    

"untuk apa kau kesini?"ucap Rara Santang

"Melihatmu menderita."ucap wisatri
"Tapi sayang kau tidak akan pernah melihatku menderita."lanjut Rara Santang

"Sudahlah kau terlalu sombong,tetapi kau akan mati di tangan ku jika bukan sekarang maka waktunya akan tiba tunggulah."ucap wisatri

"Hanya pengecut yang bilang seperti itu kau tau?"
"BEDEBAH!!"sentak wisatri

"Prajurit cambuki dia!"ucap wisatri sembari mengepalkan tangan

"Dan jemur dia di terik matahari siksa dia sampai mati."ucap wisatri

"Sendika nyimas."

Beralih ke Padjajaran

Endang geulis sedang mengobrol dengan Rara Santang [Rara Arum]

"Nyimas apa kau bisa membantuku mempersiapkan penyambutan rombongan Sumedang larang ke Padjajaran?"tanya Endang geulis

"Hmm,baiklah"ucap Rara Arum
"Terimakasih,ohh ya apa kau melihat Raden Abikara?"

"Abikara?,siapa dia aku tidak pernah mendengar nama itu"ucap Rara Arum
"Bagai mana bisa nyimas Rara Santang tidak tau Raden Abikara"batinendang geulis

"Eumm,sudahlah lupakan saja.."ucap Endang geulis
"Lebih baik kita langsung saja mempersiapkan penyambutan rombongan Sumedang larang"lanjut Endang geulis

"Baiklah"ucap Rara Arum

Setelah mempersiapkan segala sesuatu merekapun beristirahat sejenak
Tetiba Sekar Tanjung mendatangi mereka

"Eumm,nyimas apa aku bisa berbicara dengan mu sebentar"ucap Sekar Tanjung pada Rara Arum
"Ya tentu"

Mereka pun pergi meninggalkan Endang geulis
"Hmm,nyimas apa yang menyiapkan ini bersama nyimas Endang geulis"tanya Sekar Tanjung

"Ya"jawab Rara Arum
"Emm,baiklah kau boleh pergi dan tolong berikan ini pada Raden walangsungsang Raden kian Santang menitipkannya"

"Baiklah"ucap Rara Arum

Sekar Tanjung melihat Rara Arum pergi meninggalkannya
"Hmm aura nya seperti bukan aura nyimas Rara Santang pada umumnya"tanya Sekar Tanjung heran

"Hushh sudahlah"

****
Si istana purna sari

Kondisi Rara Santang sangat memperihatinkan luka di sekujur tubuhnya selalu meneteskan darah,memar di mana mana

Tetapi algojo Purnasari tetap menyiksa dan mencambuk Rara Santang,seperti sudah tidak memiliki rasa manusiawi

"Prajurit berhenti!"ucap wisatri

"Rara Santang malang sekali nasib mu,andai kau bisa melihat Rara Arum di Padjajaran kau pasti menangis darah melihatnya aku yakin itu"ucap wisatri sinis

"Untuk apa aku menangis darah?"ucap Rara Santang tak kalah sinis
"Baiklah baiklah,, sebenernya aku tidak puas melihatmu seperti itu"ucap wisatri

"Lebih baik jika ada anggota keluargamu yang melihat mu disiksa seperti ini,tapi siapa?"ucap wisatri

"Sudah ku bilang jangan sentuh keluarga ku!"ucap Rara Santang

"Shuttt diam lah aku hanya bercanda..aaa apa mungkin ibumu?"ucap wisatri

"Jangan kau sekali kali menyentuh ibunda ku!"tegas Rara Santang
"Hmm baiklah,,ahh atau walangsungsang?"

"Sudah ku bilang jangan menyentuh keluarga ku!!"teriak Rara Santang
"Haishh kau tidak bisa di ajak bicara,hmm baiklah kalau begitu Endang geulis saja"

"Jangan."
"Kau apa apa jangan selalu jangan,,huft baiklah tunggu saja kejutan dari ku"ucap wisatri dan pergi begitu saja

"Kejutan.."gumam Rara Santang

****
Di Padjajaran lebih tepatnya di posisi Rara Arum

Tok
Tok
Tok

"Raka ini ada sesuatu dari Rayi kian Santang"ucap Rara Arum mengetuk pintu wisma walangsungsang

Cklek

"Huft,baiklah taruh saja di dalam"ucap walangsungsang

"Baiklah"

Setelah menaruh benda yang di titipkan pada walangsungsang Rara Arum pun pergi dari wisma walangsungsang

Bersambung...
Oke segitu aja ceritanya karna udah kehabisan ide juga and kalau mau lanjut vote jangan cuman baca doang!😗

PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang