PART 2

237 19 2
                                    

"assalamu'alaikum ibunda..sampurasun ayahanda"
"waalaikumsalam,rampes" jawab Siliwangi dan Subang larang bersamaan

"kenapa putraku apa Rayi mu benar benar marah?" tanya Subang larang

"benar ibunda dan nyimas Rara Santang tidak ingin di ganggu"

"bagaimana ini kakanda?" tanya Subang larang kepada Siliwangi

"sudahlah biarkan saja mungkin Rara Santang butuh istirahat"

"biar aku temui yunda" ucap kian Santang
"apa kau serius?" tanya walangsungsang

"ya.." jawab kian Santang lalu pergi ke wisma Rara Santang

tok
tok
tok
suara ketukan pintu terdengar

cklek
"kenapa?" tanya Rara Santang
"yunda apa bisa aku berbicara dengan yunda?"
"ya,masuklah Rayi" ucap Rara Santang

"yunda,aku tau ini berat tapi bukan berati yunda marah sampai segininya.."

"kau tidak mengerti apa yang aku rasakan saat ini Rayi"
"aku tau,,tapi bagai mana kalau kita bicarakan ini baik baik"

"apa itu akan menyelesaikan masalah ini?"tanya Rara Santang

"insyaallah yunda" jawab kian Santang

"kau ada benarnya.."
"yasudah lebih baik kita menemui ayahanda dan ibunda"
"baiklah.."

mereka berdua pun mendatangi Siliwangi dan Subang larang

"putriku" Subang larang lalu memeluk erat tubuh Rara Santang

setelah membicarakan hal itu Rara Santang sudah tidak terlalu marah kepada keluarganya

"baiklah sebaiknya kau pergi ke wisma mu" ucap Subang larang kepada Rara Santang

"baiklah ibunda" Rara Santang pun pergi ke wisma nya

keesokan harinya saat Rara Santang keluar dari wismanya dan mencari kian Santang dia tidak sengaja melihat endang geulis bersama walangsungsang

"endang geulis...?" gumam Rara Santang
"Raka.." panggil Rara Santang

"ya,kenapa nyimas?"
"sejak kapan nyimas Endang geulis datang ke istana?" tanya Rara Santang
"baru saja" jawab walangsungsang

"o-ouhh"
"lalu apa Raka melihat Rayi kian Santang?"
"tidak."
"baiklah"

Rara Santang pun meninggalkan mereka berdua

saat tengah mencari Kian Santang Rara Santang tidak sengaja menabrak seseorang yang menggunakan topeng

"siapa dia aku tidak pernah melihat dia sebelumnya" batin Rara Santang

seseorang itu pun berlari seperti ketakutan
"aneh sekali"

"yunda,,kenapa yunda berada di sini?"tanya kian Santang dari belakang Rara Santang

"ahhh,Rayi kebetulan sekali aku sedang mencarimu"
"kenapa yunda mencari ku?"
"maukah kau ikut bersamaku memanah di hutan?"
"tumben sekali mengajak ku"

"tidak apa apa lagian Raka walangsungsang sedang bernama nyimas Endang geulis"
"ohh ya?"
"iya"

"aku tidak tau bahwa nyimas Endang geulis datang ke istana"

"ya sama hal nya seperti ku Rayi"
"sudah lah lebih baik kita pergi sekarang" lanjut Rara Santang

"tapi aku gak ikut memanah"
"kenapa Rayi?"
"tidak papa"
"baiklah"

mereka pun pergi ke hutan tetapi kian Santang hanya melihat Rara Santang memah
"bagai mana Rayi cara memanahku sangat bagus bukan?"

"ya yunda kau hanya tidak ahli dalam berpedang tapi memanah juga" puji kian Santang

"ini hampir gelap sebaiknya kita pulang ke istana sekarang yunda" ucap kian Santang

"ya kau benar Rayi sebaiknya kita pulang"

Sesampainya mereka di istana
"Rayi kau masuklah terlebih dahulu aku ingin menikmati suasana malam terlebih dahulu"
"baiklah yunda"

kian Santang masuk terlebih dahulu dan meninggalkan Rara Santang di gapura istana

"langit malam tidak pernah salah bintang dan bulan yang indah menerangi langit yang gelap"

setelah menikmati malam Rara Santang kembali masuk ke istana

saat hendak masuk ke wismanya Rara Santang terkejut karna melihat Endang geulis berada di atas kasurnya

"nyimas kenapa kau berada di dalam wismaku?"tanya Rara Santang dengan raut wajah mulai kesal

"apasalahnya?"jawab Endang geulis dengan muka datar sembari mengambil apel
"ini wisma ku kalau kau ingin tidur silahkan tidur di wisma tamu!"tegas Rara Santang

"Hey apa masalahnya?"
"kenapa tidak kau saja yang tidur di wisma tamu?"jawab Endang geulis dengan nada meledek

"jangan mambuat ku habis kesabaran!"tegas Rara Santang
"hey kenapa kalau kau habis kesabaran tidak ada urusannya juga dengan ku" ucap Endang geulis sembari memakan apel

Rara Santang hendak memberi pelajaran bagi Endang geulis karna sudah lancang kepadanya

tiba tiba Endang geulis memasang raut wajah takut dan
"tolong jangan nyimas aku tau aku salah"
"apa maksudmu?"tanya Rara Santang

"nyimas kau kenapa?" tiba tiba suara walangsungsang membuka pintu

"nyimas Rara Santang hendak memukul ku Raden"ucap Endang geulis
"apa maksudmu!?,jaga bicaramu!" teriak Rara Santang

"nyimas kenapa kau membentak nyimas Endang geulis!?"tegas walangsungsang
"dia hanya-"
"karna aku berada di wisma mu bukan?.."lirih palsu Endang geulis semakin membuat Rara Santang kesal

"sudah lah nyimas lebih baik kita pergi saja" ucap walangsungsang
"baiklah Raden"
saat berjalan di di belakang walangsungsang Endang geulis Sempat menengok ke belakang dan senyum miring dengan tatapan licik

in the end

Maaf kalau cerita nya kesana kesini soalnya ini cerita pertama aku😀🫶

Bantu vote yaa💐🥹
Kalau cerita nya kurang bagus bisa kasih saran aku kritik yaa🫡📍

Oke see you next time🫶

PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang