"nyimas apa kau masih marah?"
tanya walangsungsang kepada Rara Santang
"tidak." jawab Rara Santang singkat"baiklah kalau begitu,bersiap lah kita akan berangkat ke kediaman Raden Arya Wiguna"
ucap walangsungsang sembari meninggalkan Rara Santang di wismanya****
setelah rombongan Padjajaran sampai di kerajaan witrajaya mereka di sambut oleh Ratu Ambet Tirta dengan sambutan yang sangat mewahmereka pun masuk ke dalam istana
"jadi bagaimana untuk perjodohan ini?" tanya ratu ambet titra kepada Subang larang"biar ku pikirkan lagi tentang perjodohan ini aku harus memikirkan nya dengan matang"
"baik kalau begitu,kalian bisa bermalam dulu di sini untuk beberapa hari karna jika ingin pulang tidak memungkinkan" ucap ratu ambet titra
di tengah obrolan itu Rara Santang hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun
setelah itu Ratu Ambet Tirta menunjukan wisma kepada masing masing tamu dari Padjajaran
malam harinya kian Santang mendatangi yundanya dan duduk di dekat yundanya
"yunda aku tau ini hal yang berat bagi yunda tapi kita serahkan semua nya kepada Allah"
bujuk kian Santang kepada Rara Santang"aku tau Rayi dan aku sangat tidak suka perjodohan ini" lirih Rara Santang
"tapi bagai mana bisa yunda menolak nya sedangkan ini adalah perintah dan janji ayahanda pada ratu ambet titra" ucap kian Santang
"ya..aku tau.." lirih Rara Santang yang kini tidak kuat untuk menahan air matanya
"baiklah yunda tenangkan dulu diri yunda,,yunda istirahat aja"
"aku hanya ingin memilih calon suami untuk sendiri Rayi.." lirih Rara Santang sembari menangis
"sudahlah yunda tidak baik jika hanya menangis lebih baik yunda tidur saja"
"baiklah.."beberapa hari kemudian rombongan Padjajaran memutuskan untuk kembali ke Padjajaran karna tidak ada yang menjaga istana
"baiklah kalau begitu hati hati di perjalanan" ucap ratu ambet titra
saat rombongan Padjajaran sampai di istana Rara Santang langsung masuk ke dalam istana tanpa berbicara dengan siapapun
"putraku sepertinya Rayi mu marah kembali tolong bujuk rayimu" ucap Subang larang kepada Walangsungsang
"baik ibunda"
****
di wisma Rara Santang
"nyimas kenapa kau terus saja marah?"
tanya walangsungsang
"aku tidak papa." ucap Rara Santang membelakangi walangsungsang
"jika kau marah katakanlah.." bujuk walangsungsang kepada Rara Santang"sudah lah aku hanya mau sendiri hari ini"
ucap Rara Santang tegas
"baiklah kalau begitu nanti biar makanan mu pelayang yang antarkan" ucap walangsungsangwalangsungsang pun pergi dari wisma Rara Santang
di sisi Siliwangi dan walangsungsang
"yunda marah karna perjodohan ini ibunda.."
"ya ibunda sudah tau,,tapi kakanda apakah kita harus mengorbankan putri kita?"
Siliwangi tidak menjawab pertanyaan dari Subang larang
"jawab kakanda apa kakanda tega?"
"sudahlah Dinda hal itu biar kakanda yang urus" jawab SiliwangiIn the end
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTRI DARI PADJAJARAN//PENDEKAR PEDANG BIDADARI
Historical Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] kisah dari putri prabu Siliwangi dan Ratu Subang larang dengan berbagai perjalanan nya kisah cinta,dendam,misteri hingga perperangan kisah Rara Santang dan juga kedua saudara nya yaitu walangsungsang dan Kian Santang Walangsung...