"JAHAT!" Dobby memukul dada pria yang kini berdiri dihadapannya masih dengan tatapan yang sulit diartikan
"Kemana aja kamu, tega kamu ninggalin aku? Apa gak cukup 5thn aku nunggu kamu sampe kamu nambahin 1thun lagi? Jahat kamu hwan jahat" tangis dobby pecah, ia tak bisa membendung lagi airmata yang selama ini ia tahan, segala yang menyesakkan dada'nya selama ini ia luapkan pada pria yang akhirnya ia temukan
"Seenggaknya kamu bilang kalo udah gamau sama aku. Aku mungkin gabakal sekacau ini nungguin kamu datang dan memberi kepastian soal KITA. Kamu jahat hwan JAHAT!" Tubuh dobby hampirsaja merosot jika tidak langsung ditahan oleh junghwan. Kakinya melemah, isakannya pun ikut melemah namun tangannya masih kuat untuk berpegang pada lengan kekar junghwan
Junghwan membawa dobby kepelukannya, bisa ia rasakan bajunya yang mulai basah oleh airmata pria manis ini. Nafas yang masih tersedu, pegangan dobby yang masih mengerat dilengan kekarnya menandakan bahwa dobby masih belum sepenuhnya mengeluarkan beban yang ia pikul selama ini akibat kehilangan junghwan, junghwan memapah tubuh mungil itu menuju kursi yang ada didepan minimarket. Mendudukannya dikursi lalu ia berjongkok tepat didepan dobby
"Udah nangisnya? Kalo masih mau nangis gapapa, aku bakal temenin sampe kamu tenang" junghwan membawa tangan mungil itu kedalam genggamannya, mengelusnya lembut berharap akan memberi ketenangan pada sang kekasih, ya ia masih menganggap dobby kekasihnya karna memang selama ini belum ada kata selesai diantara keduanya
.
.
."Yang, aku mual liat kamu mondar-mandir gitu. Sini duduk nnti juga dobby ngabarin kok kalo udah pulang, yoshi kan bilang kalo hpnya gak kebawa sama dobby" haruto mencoba menenangkan junkyu yang sedang gelisah menunggu kabar dari dobby, pasalnya dobby tidak bilang akan menginap diapart yoshi alhasil mama-papa junkyu menghujani berjuta pertanyaan padanya dan terus menerus meminta kabar dari dobby.
"Gimana kalo dobby diculik yang? Penculik yang sama kek yang nyulik sisapi itu, terus dobby gabakal balik juga bak ditelan bumi kek sisapi"
"Yang husssh ah itu ngomongnya udah ngelantur. Sini duduk aku bilang. Kamu jangan langsung panik gitu, mending kita susulin ke minimarket deket apart kak yoshi, mau? Daripada kamu mondar-mandir gak jelas gini, capek juga kan?" Haruto menarik junkyu untuk duduk dipangkuannya, ia mengelus surai lembut sang kekasih agar lebih tenang, diperlakukan seperti itu junkyu pun luluh dan memilih bersandar didada bidang haruto
"Kita telpon lagi yoshi, ok." Haruto mengambil ponselnya lalu menekan nama yoshi
Tut...
Tut...
"Ya haru?"
"Yosh, dobby udah pulang?"
"Belum, kayaknya sih makan ramyeon disana deh. Tadi bilangnya bosen liatin gue kerja mulu"
"Oh yaudah, kalo udah pulang suruh langsung ngabarin junkyu. Dia khawatir banget ini"
"Ok ok, nnti gue suruh ngabarin. Dah ya gue sibuk, bye"
" Thanks yosh, bye"
"Gimana yang?" Junkyu mendongak menatap wajah haruto
"Katanya dobby langsung makan ramyeon disana, jadi gak langsung pulang"
"Tapi dobby gapapa kan?"
"Ngga sayang, udah ya mending kita cuddle yuk. Aku kangen lho yang" haruto menggendong kekasihnya menuju kamar, hayooooo mau ngapain jangan kepo yaaaa :v
.
.
."Kamu kemana aja selama ini? Kamu gak ada kepikiran soal aku kah? Kenapa lama banget ilang nya" dobby akhirnya membuka suara setelah lelah menangis dan kasihan melihat junghwan yang sedaritadi berjongkok didepannya
"Aku,,"
"Sini duduk, kaki kamu bisa sakit kalo jongkok terus" dobby menepuk kursi kosong disebelahnya
"Ok but look at me" junghwan lalu menurut dan duduk disebelah dobby
"I miss u" junghwan membisikkan kata itu tepat ditelinga dobby membuat dobby merinding seketika
"Ikut aku yuk, biar lebih nyaman ngobrolnya" junghwan berdiri, ia menarik tangan yoshi menjauh dari minimarket tersebut
"Hwan kita mau kemana?" -Dobby
"Ke apart aku" jawab junghwan santai sembari melanjutkan langkahnya diiringi dobby disampingnya
"Kamu?" Dobby mengernyit heran, sejak kapan junghwan mempunyai apartemen sendiri? Dan apa yang sebenarnya terjadi selama junghwan menghilang?
"Nanti aku jelasin semuanya, ok"
Dobby yang masih bingung pun hanya bisa mengikuti langkah junghwan hingga mereka sampai digedung apartemen yang cukup tinggi, setaunya ini adalah apartemen mewah..
"Ayo" junghwan memegang erat tangan dobby, membawanya masuk menuju lift
Ting
Lift telah sampai dilantai yang junghwan tuju, ia lalu melangkah menuju pintu bernomor 207
Tit
Tit
Tit
Ceklek
Junghwan memasuki apartemennya ia berbalik dan melihat dobby yang masih diam didepan pintu dengan tatapan yang junghwan mengerti apa artinya itu
"Masuk sayang" junghwan menarik dobby untuk memasuki apartemennya, pipi dobby memerah mendengar kata yang junghwan ucapkan
"Duduk dulu, aku buatin minum" junghwan mendudukan dobby disofa lalu berjalan menuju dapur meninggalkan dobby yang sedang terpana dengan pemandangannya saat ini. Apartemen ini begitu mewah, desainnya, furniturenya, segalanya memiliki nilai yang fantantis dan dobby tau itu.. yang ia pikirkan saat ini, bagaimana bisa junghwan hidup seperti ini, apa yang telah terjadi selama junghwan menghilang? Pertanyaan itu lagilagi muncul dipikiran dobby
.
.
.~~~to be continue
Hai hai,,, miska gatel mau update
Makanya ini tipis-tipis dulu ya sebelum kita kembali pada keuwuan hwanbby,,kangen gak sihh sweet moment hwanbby?
Akan miska realisasikan di next chapt ya geesssss
Pemanasan dulu kitaa yuhuuu :vJangan lupa voment like share tayangku
Teu bye

KAMU SEDANG MEMBACA
Roses, Love and Hate
Fanfictie18+--Sepercik kisah tentang 'mawar' yang membawa luka. Ini bukan luka karna duri, ini adalah tentang Luka dan cinta yang telah menyatu. "Walau luka ini tidak akan pernah terobati namun ia berhasil menutupi luka ini dengan ketulusannya" dobby BXB. H...