....
Embun yang membentuk butiran kristal kecil itu perlahan memudar di terpa sinar terik matahari yang mulai naik. Meninggalkan kaca bening berdebu yang sebelumnya basah oleh embun pagi.
Beijing cerah hari ini, matahari tidak terlalu terik. Cukup untuk sekedar bepergian atau piknik di sebuah lapangan yang bebas, seperti yang di lakukan beberapa pasien rumah sakit, yang sekedar menikmati cuaca pagi dan angin segar di luar ruangan, untuk sekedar melunturkan rasa bosan.
Diaphragm stetoskop yang dingin menyentuh kulit dada xiao zhan. Benda bulat itu beberapa kali di sentuhkan pada bagian atas tubuh xiao zhan yang duduk setengah berbaring di atas brangkar.
Senyuman di bibir dokter paruh baya itu memberi kesan baik, meski sang empunya tengah merona malu di hadapan dokter dan suster yang datang.
Memang tak banyak yang janggal di dalam ruangan, setelah bercinta wang yibo membersihkan tubuhnya juga kekacauan yang mereka tinggalkan. Saat dokter datang di pagi hari, ruangan telah bersih, seolah tak ada aktivitas apapun yang terjadi semalam.
Hanya saja..
"Semua baik tuan muda xiao, tensi mu normal, detak jantung ibu juga bayinya juga bagus. Semua baik, anda tak perlu khawatir" pandangan dokter itu kemudian mengacu pada lengan zhan yang lebam karena infus di buka paksa, senyuman terbit di sela bibirnya, "bekas infus itu tidak akan menjadi masalah, kau juga tak perlu di infus lagi. Hari ini, anda bisa pulang. Kami hanya perlu meresepkan beberapa vitamin penguat janin"
Xiao zhan semakin tersipu, wajahnya memerah padam. Beruntung dokter tak menanyakan kenapa xiao zhan membuka paksa jarum infus di tangannya.
Sementara nyonya wang melirik tajam putranya yang berdiri di sampingnya. Dia tau pasti itu karena bocah mesum yang dia lahirkan puluhan tahun silam.
Cit
"Akh,, mama.." wang yibo menoleh kesal saat lengannya di cubit ibunya.
Tapi nyonya wang justru memberi tatapan menakutkan yang membuat wang yibo hanya menelan salivanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star among the Sun 🌠
Fanfiction"aku sudah menolaknya dan jangan berharap apapun" pria bermarga wang itu menunjuk wajah xiao zhan. xiao zhan menyandarkan punggungnya di tembok, "tak ada yang aku harapkan darimu. ayo akhiri semuanya setelah papa mama mu pulang" ... "aku katakan pad...