"aku sudah menolaknya dan jangan berharap apapun" pria bermarga wang itu menunjuk wajah xiao zhan.
xiao zhan menyandarkan punggungnya di tembok, "tak ada yang aku harapkan darimu. ayo akhiri semuanya setelah papa mama mu pulang"
...
"aku katakan pad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
....
Mulut xiao zhan meracau tak jelas saat benda tumpul yg keras dan panas menumbuk bagian belakangnya dengan cepat.
Tenggorokannya terasa kering dan perih, hampir 2 jam mereka bergumul di atas ranjang tidur mereka. Wang yibo benar-benar kalap, xiao zhan tidak di biarkan istirahat sejenak pun. Sesi ini bahkan sesi ke 3 dari pergumulan mereka berdua.
Desahan nikmat dan lelah bercampur jadi satu, tak ada tanda-tanda bahwa wang yibo akan menghentikan percintaan mereka dalam waktu dekat.
Sepertinya xiao zhan benar-benar pasrah dengan semua yg di lakukan suaminya. Tak menolak sekalipun mereka melakukannya berjam-jam.
Wang yibo beruforia seorang diri, menikmati jepitan dan remasan hole xiao zhan yg terlalu candu di tubuhnya.
Cincin anal xiao zhan begitu rapat membungkus kejantanannya, tak bisa yibo gambarkan betapa menyenangkannya berada di dalamnya. Sekalipun ada rasa ngilu saat krisan xiao zhan menyempit saat prostatnya di tumbuk oleh batang miliknya. Semua terganti saat mereka sama-sama mencapai klimaks bersama dan sama-sama merasa merinding nikmat setelahnya.
"Hennn, aaakh, yi-boh" Nafas lelah xiao zhan mengalun lirih, tenggorokannya tercekat karena hampir tak ada liur yg masuk.
Wang yibo hampir tak mendengar keluhan xiao zhan, dia hanya hanya mendengar rintihan xiao zhan memanggil namanya.