"honey!"
"Honey kamu kenapa?"
Alister tak menghiraukan panggilan Merry ia memegang kepalanya yang terasa pening. Saat ia menoleh lagi ia tak melihat lagi Reza maupun orang tua Natasha.
"Honey ayok pulang, atau kamu mau diperiksa dulu kamu pucat banget"
"Kita pulang!" Alister berjalan duluan Merry pun mengikuti dengan berlari kecil mengikuti langkah besar Alister.
"Honey jalannya cepat banget sih kan jadi ketinggalan akunya" ia menggerutu sendiri dengan bibir dimanyunkan.
Alister menghentikan langkahnya, tangan Merry kini sudah mengalung di lengannya dengan senyuman mengembang dibibirnya gadis itu menyenderkan kepalanya di bahu Alister. Mereka pun berjalan menghiraukan orang-orang yang menatap mereka.
"Kamu beneran gapapa?"
" Kenapa dari tadi kamu gak jawab aku sih? Kamu marah karena aku ngetawain kamu tadi? Maaf"
"Gak" jawab Alister singkat, Merry menghela nafas ia melepaskan tangannya dari lengan kekasihnya.
"Kamu kenapa sih! Aku udah minta maaf tapi kamu tetap giniin aku, kamu anggap aku pacar gak sih! Harusnya kamu gak usah dekatin aku kalo ujung-ujungnya gini!"
Alister menatap tak percaya Merry sudah cukup ia sabar gadis itu daritadi hanya mengoceh mengomel banyak bicara tidak taukah kalau dirinya sangat pusing sekarang.
"Maaf" hanya itu kata yang keluar dari mulut Alister. Jujur ia merasa sangat bersalah, kesal iya dia memang kesal dengan Merry yang terus mengoceh dari tadi. Tapi disini ia sadar ia yang bersalah. Ia tak seharusnya menjadikan Merry sebagai pacarnya padahal ia sama sekali tak mencintai gadis itu. Itu hanya akan menyakiti perasaan gadis itu yang tak bersalah. Tapi ia juga tidak mungkin melepaskan Merry akan lebih sakit jika Merry mengetahui yang sebenarnya.
"Aku mau pulang sendiri"
"Gak!" Alister menahan tangan Merry yang ingin pergi.
"Lepas Al aku mau pulang sendiri!" Gadis itu menunduk, Alister dapat melihat dengan jelas gadis itu menangis, apakah ia sejahat itu sampai bikin anak orang menangis.
"Aku minta maaf,yaudah aku antar kamu pulang sekarang" meskipun tak menjawab Alister tau jika Merry masih marah.
Dengan sedikit paksaan Merry pun mau Alister mengantarkannya pulang walaupun di motor Merry hanya diam, tidak seperti biasanya gadis itu akan mengoceh dan berbicara panjang lebar bahkan saat ia sudah sampai di depan rumahnya pun gadis itu masih tak bergeming.
Brukk!
Alister melempar kursi di Rooftop membuat semua teman-temannya berjengit kaget. kepalanya sangat pusing, terlebih setelah kejadian kemarin ia tak melihat Merry membuatnya merasa sangat bersalah. Gadis yang biasanya mengiriminya spam chat dan menelponnya setiap jam kini tidak ada kabar sama sekali tadinya ia ingin kekelasnya tapi urung karena ia melihat ada guru sosiologi yang memasuki kelas itu.
"Lo kenapa?" Tanya Jeremy, Reza hanya diam menatap penuh arti Alister. Hingga kedua manik hitam itu bertemu. Alister menatap tajam Reza lalu pergi dari sana tak menjawab Pertanyaan Jeremy.
•••••
Jam istirahat telah berlangsung semua siswa sudah berada di kantin menyisakan Alister yang kini duduk sendiri di bangku panjang yang berada di halaman sekolah. Jika biasanya ia sering membuat ulah keluar masuk ruang bk maka hari ini ia tampak seperti orang yang tak ada gairah hidup. Wajah pucat tampak seperti mayat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER ; Bad Boy (END)
Fiksi Remaja[Follow Author Dulu sebelum membaca] Namanya Alister galen Dirgantara, cowok yang dikenal dengan paras tampan, nakal, dan dingin, juga seorang ketua geng hingga seringkali ia dijuluki badboy. wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang mend...