Di ruangan serba putih seorang pemuda tengah meratapi sepupunya yang terbaring disana dengan beberapa selang di tubuhnya menjadi penopang hidupnya
matanya tengadah menatap langit-langit rumah sakit, tanpa sadar bulir bening mengalir begitu saja dipipinya melihat sang sepupu yang sudah ia anggap sebagai adiknya terbaring lemah tanpa pergerakan sedikitpun.
"Om eja mama kapan angun" pemuda itu menghapus sisa air matanya lalu membalikan badannya, dimana anak kecil tengah berdiri dibelakangnya.
"Sabar ya Alen kita berdoa aja biar Mama bangun." ia berlutut lalu mengusap puncak kepala anak kecil itu penuh sayang.
"tapi Alen angen Mama"
"Reza"
Pemuda itu menoleh kala suara seseorang memanggilnya, ia pun mengangkat tubuh kecil Galen dan menghampiri orang itu.
"Ada apa tan?"
"Tante khawatir melihat kondisi Tasha yang semakin lama semakin memburuk" keluh wanita itu, Matanya menatap penuh kebencian anak kecil yang berada digendongan Reza.
"Kita berdoa aja tan semoga Tasha cepat sembuh hanya itu yang bisa kita lakukan"
"Kalau saja dia nggak hadir di hidup anak saya mungkin ini nggak akan terjadi!" Tukas Wanita paruh baya itu, sebut saja namanya Fela.
"Om...Alen atut ama nenek" adu Galen takut, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Reza.
rahang Reza mengeras mendengar penuturan Galen. Ia tak terima keponakannya dituding Seperti itu.
"Kita pergi dulu" ujarnya dingin tanpa menunggu respon Fela.
Setibanya di rumah Natasha, Reza membaringkan Galen ditempat tidur kamar sepupunya Menatap kasihan wajah anak itu yang tengah terlelap.
Ia mendudukkan bokongnya di Sofa dalam kamar menghela nafas berat, pencariannya selama ini tak membuahkan hasil sedikitpun. ia bahkan masih belum tau siapa papa kandung Galen.
Netra hitamnya mengedar keseluruh ruangan sampai tiba-tiba sebuah lampu muncul di kepalanya.
"Diary?"
Meski ragu Reza pun mulai mencari diary itu, mungkin saja kan Natasha ada menulis sesuatu disana. Ia menggeledah tiap barang-barang natasha mulai dari meja belajar, lemari, meja rias, bahkan tempat-tempat terpencil pun tak ia temukan.
"Payah!"
Baru akan menyerah ia melihat sesuatu di kolong tempat tidur. Sebuah kotak?.
Ia pun meraih kotak itu, kotak yang kini dipenuhi debu lantaran terlalu lama tak disentuh maupun dibersihkan.
Uhukk!
Reza membersihkan debu-debu itu hingga bersih, beruntungnya kotak itu tak memakai kunci yang memudahkannya untuk membukanya.
perlahan ia membuka kotak itu benar saja, disana ada sebuah buku diary berwarna kuning serta banyak foto dan sebuah kalung. Reza meraih kalung berliontin love separuh itu dan menatapnya intens.
"Ini pasti dari Al" lalu matanya melirik sebuah foto yang sepertinya diambil tiga tahun lalu.
Difoto itu terlihat gadis cantik dengan rambut bergelombang berpose manis bersama seorang lelaki yang penampilannya jauh dari kata sempurna. Mereka berdua tampak bertolak belakang, yang satu cantik dan yang satunya lagi nampak culun.
"Andai lo tau sya, dia Sekarang udah bahagia sama orang lain. Sedangkan lo terbaring dirumah sakit." Ia terkekeh hambar, lalu meletakkan kembali foto itu ketempatnya.
Tangannya kemudian meraih buku diary itu, Mengusapnya perlahan lalu membukanya.
Diary Tasha..
Waktu itu aku melihat dia dibully teman sekelasnya. Aku kasihan padanya aku pun membantunya dan sejak saat itu kami dekat.
Aku suka meledeknya namun dia tau aku hanya bercanda. Orang memanggilnya Al tapi aku lebih suka memanggilnya Galen karena menurutku itu sangat lucu.
"Gak guna"
Reza pun membalikan ke lembar selanjutnya, hampir semua diarynya penuh dengan nama Alister membuatnya muak.
Diary Tasha.
Aku mencintainya, bukan karena fisik tapi sifatnya yang sangat perhatian denganku. dia selalu membantuku mengerjakan tugas dan dia nggak pelit hehe, dia selalu membelikan apapun yang aku mau walaupun aku nggak minta.
Tapi suatu hari sepulang sekolah waktu itu dia nggak masuk sekolah, aku merasa ada yang memperhatikanku. aku nggak peduli itu tapi ternyata..
Itu Rafathar cowok yang katanya paling ganteng disekolah, dia menyatakan cinta padaku padahal dia tau aku pacar sahabatnya. aku menolaknya..
"Sahabat, apa sahabat selalu jadi perusak!" Dengus Reza, Ia menutup buku itu namun rasa penasaran mengalahkan egonya. Ia pun membuka kembali buku itu dan membacanya lagi.
Diary Tasha..
Waktu itu hari minggu aku sedang bersama teman-temanku, aku tau mereka cuma berteman denganku cuma karena popularitas, mereka mengajakku pergi ke club.
Awalnya aku menolak tapi setelah mereka membujukku akhirnya aku mau, aku nggak tau kalau itu jadi penyesalanku seumur hidup. Andai aku menolak mungkin kejadian itu nggak akan pernah ada.
Kita bersenang-senang di club, mereka seakan menjebak ku dengan meminum minuman beralkohol sampai aku pusing dan aku nggak sadar lagi setelah itu.
Paginya aku terbangun dalam keadaan mengenaskan tanpa sehelai pakaian pun di ruangan itu, aku syok waktu itu Aku melihat seorang lelaki yang nggak ku kenal juga terbaring dengan tanpa sehelai benang pun.
Aku menangis, mengambil pakaianku dengan tubuh bergetar. aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga dari hidupku. bahkan pacarku sendiri belum Pernah menyentuhku sedikit pun.
Tapi orang itu telah menghancurkan hidupku.. aku hamil.
"Keparat anjing! Kenapa nggak dijelaskan dia siapa"
Reza membuka halaman selanjutnya berharap akan ada petunjuknya didalamnya.
Diary Tasha.
dua tahun aku hidup dalam penderitaan, aku benci anak ini aku benci hidupku. Aku yakin Galen pasti membenciku karena dia pikir aku mengkhianatinya. padahal itu aku lakukan karena aku hamil.. anak orang lain.
aku menamai anakku dengan nama yang sama 'Galen Aldrick' tapi aku tetap membencinya karena dia bukan anak orang yang ku sayang.
lelaki itu, papa dari anakku dia mau bertanggungjawab dia bilang dia dijebak oleh seseorang. tapi aku terlebih dahulu kabur, karena aku nggak mau menikah dengan orang yang aku nggak suka dan aku nggak kenal. Aku pikir aku nggak mungkin hamil tapi ternyata aku salah..
namun dua tahun ini aku sedang berjalan-jalan sendirian ke mall. aku melihat Galen bersama gadis lain mungkin itu pacar barunya, penampilannya sudah berubah tapi aku mengenalinya..karena dia Galenku.
ternyata dia benci aku, dia meninggalkanku dia menyuruhku pergi. tapi saat aku mau pulang aku melihat orang dengan seragam sekolah yang sama dengan Galen..aku mengenali wajahnya. dia papa dari anakku.
dari situ aku mulai menyelidiki, ternyata dia satu sekolah yang sama dengan Galen. dan namanya Damien..
Brakk!
Reza melemparkan Diary itu ke sembarang arah.
"Bajingan jadi ketua Osis itu pelakunya!"
"Gue harus ngomong sama dia kalau perlu gue bunuh dia!"
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER ; Bad Boy (END)
Novela Juvenil[Follow Author Dulu sebelum membaca] Namanya Alister galen Dirgantara, cowok yang dikenal dengan paras tampan, nakal, dan dingin, juga seorang ketua geng hingga seringkali ia dijuluki badboy. wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang mend...