Di Balkon kamar, Alister tampak berdiri dengan rokok terselip di sela-sela jarinya, netranya melirik kebawah dengan tatapan datar. pikirannya larut dalam kejadian tadi siang dimana ia melihat Reza menyeret Damien.
Alister sama sekali belum memberitahu teman-temannya akan hal ini. bahkan sejak tadi siang mereka belum berbicara maupun bertemu.
"Arghh sial!" Alister membuang puntung rokok ke sembarang arah dan menginjaknya kasar.
tangannya terangkat mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi nomor Jeremy.
"Ada apa?" tanya Jeremy di seberang sana, suaranya tampak serak dan lemah.
Alister mengerutkan dahinya. "Lo dimana, gue mau bicara" katanya to the point.
Hingga beberapa detik tak ada sahutan dari Jeremy, Alister berdecak ada apa dengan pemuda itu. apa ia belum melupakan pertengkaran mereka tadi siang.
"Woi bangsat!, Lo ada di markas gak?, gue mau kesana sekarang. ini soal Reza." Jelas Alister Namun Masih belum ada sahutan dari Jeremy. Merasa kesal Alister pun mematikan sambungan teleponnya.
Ia melirik Arloji di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22.00 malam, kemudian bergegas mengambil jaket dan kunci motornya dan pergi ke basecamp.
di Basecamp Alister mendapati semua temannya disana sedang tidur kecuali Jeremy dan Reza membuatnya bertanya-tanya. Jeremy biasanya tak pernah jauh-jauh dari sini.
Namun baru akan menghubungi nomor Jeremy sekali lagi pintu terbuka menampilkan sosok Jeremy yang menatap dingin kearahnya. pemuda itu tampak berkeringat padahal cuaca malam ini sangat dingin.
"mau apa lo kesini?" tanya jeremy pada Alister yang kini sudah mendudukkan bokongnya di kursi.
"Bukannya lo udah nggak peduli sama pertemanan" Jeremy terkekeh hambar, matanya yang tadi berkilat tajam kini meredup. "lo liat pertemanan kita yang dari dulu selalu akur-"
"Jangan buang-buang waktu dengan berbicara ngelantur. gue kesini mau bilang soal, Reza." pungkas Alister.
dahi Jeremy mengernyit. "Maksud lo? bukannya sudah jelas, Reza menjauhi kita kenapa masih lo bahas?" katanya dengan tangan terkepal, bahunya naik turun menyebut nama Reza saja membuat emosinya meluap.
"Ini tentang hal lain. gue tadi nggak sengaja lihat dia menyeret Damien ke belakang gudang, gue curiga ada yang dia sembunyikan." Jeremy terdiam, emosinya yang tadinya meluap bergantikan dengan rasa penasaran.
"Lo denger apa yang mereka bicarakan?"
Alister menggeleng, namun ia tak mungkin bilang kalau tadi Merry sempat kesana membuatnya kehilangan jejak Reza dan Damien.
"Kenapa?! apa yang sebenarnya terjadi anjing. kenapa makin hari pertemanan kita makin hancur bangsat!" Jeremy mencengkram kuat kerah Alister. pemuda itu tak berkutik ia bahkan tak membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER ; Bad Boy (END)
Novela Juvenil[Follow Author Dulu sebelum membaca] Namanya Alister galen Dirgantara, cowok yang dikenal dengan paras tampan, nakal, dan dingin, juga seorang ketua geng hingga seringkali ia dijuluki badboy. wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang mend...