Derap langkah kaki menggema di sepanjang koridor sekolahh, jam istirahat kini berlangsung semua murid sudah berada di kantin. Kecuali tiga orang yang berjalan dengan kepala terangkat dengan sombongnya ia berjalan menuju kantin. Siapa lagi kalau bukan Flory, Chelsea dan Rula.
Senyuman mengembang dibibirnya, terlihat raut bahagia diwajahnya membuat seisi kantin menatap curiga kearahnya termasuk inti geng Omorfos yang kini sudah saling pandang kecuali Alister dan Reza yang hanya cuek saja.
Marvin memperhatikan ketiganya yang kini memasuki kantin. Ia menghitung jarinya " satu, dua, ti-"
"Lo ngapain?" Tanya heran Justin.
"Tiga!" Lanjut Marvin tak memperdulikan pertanyaan Justin. Benar saja setelah hitungan ketiga, Flory, Chelsea dan Rula berjalan menuju ke meja mereka.
Alister memutar bola matanya malas, membuang muka. Kini tatapannya bertemu dengan manik hitam Reza yang menatap tajam kearahnya seolah menunjukkan permusuhan antar keduanya.
"Benar kan dugaan gue si Flo kesini" Imbuh Marvin.
Justin hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Jadi lo menghitung jari lo tadi karena si Flo mau kesini?"
"Ho'oh, kok muka dia mencurigakan" Ujar Marvin kala ketiganya sudah mendekat.
Seperti biasanya Flory akan menganggu Alister, ia mendekat ke tempat dimana Alister duduk dan disebelah kanannya ada Naufal.
"Minggir lo!" Usir Flory.
Naufal menatap kesal gadis itu. "Dasar nenek lampir mau ngapain lo kesini pake ngusir gue segala!"
Flory yang kesabarannya setipis tissue merasa sangat emosi dengan ucapan Naufal, menarik kasar tangan cowok itu membuatnya tersingkir dari tempat duduknya.
Sedangkan Rula dan Chelsea sudah duduk disamping Reza yang berada di sebelah kiri Alister, Chelsea yang notabenenya menyukai Reza menatap kagum wajah tampan pemuda itu membuat pemuda itu risih namun ia berusaha sebisa mungkin tetap tenang selagi Chelsea tidak melewati batas.
"Al kamu tau gak sehari tanpa kamu itu rasanya hampa tau. Tadinya aku males ke kantin tapi karena mau ketemu kamu aja aku jadi kesini"
Alister sendiri fokus dengan makanannya menghiraukan Flory yang terus berbicara panjang lebar dengan suara dilembut-lembutkan, sungguh tidak pantas untuk seorang Flory yang dikenal Queen Bullying.
"Gue jadi gak nafsu makan" celetuk Justin sembari Melirik Alister yang terlihat risih. Namun pemuda itu masih diam saja.
"Makanan lo udah habis bagong bukan gak nafsu!" Tukas Marvin.
Sama halnya dengan Reza yang sedari tadi tampak diam, bedanya Reza memfokuskan matanya ke Handphonenya yang berlogo Apel digigit.
Marvin yang penasaran melirik sedikit kegiatan Reza di handphonenya, ia mendesah kecewa kala ternyata pemuda itu hanya menscrol tiktok dengan Earphone ditelinganya. Beruntungnya layar handphonenya terang kalau tidak ia tidak bisa melihat kegiatan sang teman.
Rula yang berada disampingnya menggeplak kepala pemuda itu karena sedari tadi tidak bisa diam. "Ngelirik apaan lo?!"
"Atau jangan-jangan lo suka sama Chelsea?" Rula bertanya dengan Alis dinaik turunkan. Pasalnya dari tadi pemuda disampingnya terus melirik-lirik kearah Chelsea yang duduk disamping Rula.
Posisinya Marvin duduk disebelah kanannya Rula sementara Chelsea dan Reza duduk disamping kiri Rula. Dan disamping Marvin ada Justin dan Jeremy.
"Rula psst itu sahabat lo kasian juga dicuekin Al" Bisik Marvin, Rula menganggukkan kepalanya. Bibirnya melengkung kebawah menatap sedih sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER ; Bad Boy (END)
Fiksi Remaja[Follow Author Dulu sebelum membaca] Namanya Alister galen Dirgantara, cowok yang dikenal dengan paras tampan, nakal, dan dingin, juga seorang ketua geng hingga seringkali ia dijuluki badboy. wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang mend...