"kenapa wajahmu itu, Rav bonyok gitu?," tanya Camella saat menyadari wajah babak belur Ravin.
Kini mereka semua sudah berada di meja makan, Gilang yang juga baru menyadari sontak menatap intens wajah Ravin.
Alister si pelaku yang membuat wajah saudara sulungnya babak belur itu hanya menatap sekilas seolah tak tau apa-apa. bahkan melanjutkan makanannya tanpa merasa bersalah.
"Kamu habis berantem?," imbuh Gilang. "tapi sejak kapan kamu suka berantem,"
"Bukannya kemaren bang Ravin nggak bonyok gitu, Dad."Nadin ikut menimpali, sementara Ravin masih diam, bingung harus menjelaskan bagaimana.
"Ekhem," Alister berdehem pelan, lantas meletakkan sendok dan garpu nya di piring yang sudah kosong. kemudian menegak susu di atas meja hingga tandas. "Al, berangkat dulu ... udah telat,"
"Yaudah, hati-hati," ucap Camella, sementara Gilang hanya menatap tak minat Alister dan melanjutkan kegiatan makannya.
Dengan terburu-buru Alister keluar rumah, bisa berabe jika Abangnya itu mengadu soal kemarin, bisa-bisa ia dihukum lagi. mau membela diri pun tak bisa karena orang tuanya pasti lebih mempercayai Ravin yang notabenenya anak teladan bukan anak bandel Seperti dirinya.
•••
Alister berjalan melewati koridor dengan ponsel tak lepas dari pandangannya, senyuman terbit di bibirnya kala mendapat balasan pesan dari kekasihnya.
Niatnya mau menghampiri sang kekasih di kelas untuk ke kantin bareng urung, kala si Ayang mengirimi pesan jika ia ada urusan bersama teman sekelasnya.
Wajah yang semula cerah itu mendadak muram, ia kembali memasukan ponselnya di saku lantas mendongak menatap lurus ke depan. pandangannya bertemu dengan Jeremy yang melewatinya begitu saja sembari bersiul.
"Woi, setan!" panggil Alister dengan nada ngegasnya dan Jeremy pun menghentikan langkahnya. "Lo gak liat ada gue?,"
Jeremy memutar bola matanya malas, kemudian melanjutkan langkahnya. "Rooftop," katanya tak mengindahkan ucapan Alister.
Keduanya kini beriringan menuju Rooftop, disana sudah ada teman-temannya yang lain sudah berkumpul seolah sudah menunggu mereka.
Alister mengamati satu persatu wajah teman-temannya, semua nampak biasa saja kecuali Reza. entah kenapa pemuda itu nampak tegang dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya.
"Kenapa, lo?" tanya Alister pada Reza yang hanya dijawab gelengan oleh pemuda itu.
"Gue mau ajak kalian ke suatu tempat,"
Semua tampak saling pandang seolah mempertanyakan kemana Reza akan mengajak mereka. sebelum pertanyaan itu keluar dari mulut mereka, Reza lebih dulu melanjutkan ucapannya.
"Gak perlu bertanya, nanti kalian juga tau," jelasnya singkat.
"Yah gak asik lo, Za." Dengkus Justin, ia tampak kecewa sekaligus penasaran kemana Reza akan membawa mereka. begitupun yang lainnya yang kini bertanya-tanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER ; Bad Boy (END)
Novela Juvenil[Follow Author Dulu sebelum membaca] Namanya Alister galen Dirgantara, cowok yang dikenal dengan paras tampan, nakal, dan dingin, juga seorang ketua geng hingga seringkali ia dijuluki badboy. wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang mend...