04

677 85 2
                                    

Semenjak acara serah terima jabatan OSIS, Asahi dan Mashiho memutuskan untuk bertukar tempat duduk agar Asahi tidak harus bersebelahan langsung dengan Jaehyuk. Setidaknya cara itu lumayan efektif karena Jaehyuk jadi tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Asahi. Saat jam istirahat pun biasanya Mashiho langsung membawa ke kantin karena Jaehyuk akan tetap di kelas dan berkumpul dengan teman-temannya. Jaehyuk jarang ke kantin karena biasanya sudah bawa bekal dari rumahnya.

Sekarang ini sudah seminggu lebih Asahi menghindari Jaehyuk. Dia cukup terbantu oleh Mashiho yang bisa bersikap galak dan tegas pada mantan ketua OSIS itu.

"Mashiho, Asahi mana kok belom dateng?" tanya Jihoon ketika melihat meja sebelah Asahi masih kosong. Biasanya Asahi itu selalu menjadi bagian dari murid-murid yang datang kepagian. Tapi sekarang Asahi belum muncul juga padahal lime menit lagi bel masuk.

Baru saja Mashiho hendak membuka mulut, sosok Asahi muncul dan langsung berlari ke mejanya. Nafasnya tersengal akibat lari-larian. Jaehyuk memperhatikan Asahi yang kini sedang dibantu minum oleh Mashiho seraya mengipasi dirinya dengan tangan. Dahinya berkerut melihat pemuda manis itu mengenakan topi di bawah tudung jaketnya. Sangat tidak biasa menurutnya karena Asahi tak pernah memakai topi ke sekolah.

"Tumben hampir telat, Sa?" tanya Mashiho seraya menyeka keringat di pipi Asahi dengan tisu yang ia bawa.

"Busnya mogok di tengah jalan. Bus berikutnya lama datengnya..."

"Tau gitu kamu bilang aku aja tadi biar aku bisa jemput."

Asahi menggeleng kecil. "Nggak ah. Aku sekarang pulang udah nebeng kamu terus, masa berangkat sekolah masih aja ngerepotin?"

"Dibilang ga ngerepotin. Pokoknya kalau nanti bus kamu bermasalah lagi bilang ya? Biar aku jemput."

"Iya, deh..."

Mashiho telat menyadari kalau Asahi dari tadi memakai topi. Tudung jaketnya kali ini bahkan lebih rapat dari biasanya. "Kamu sakit, Sa?"

"Hah? Nggak kok. Kenapa gitu?"

"Hari ini kamu rapet banget. Pake topi pula."

Asahi melirik ujung topinya lantas menunjukkan cengiran lucu. "Oh, ini bukan gegara sakit kok..."

"Terus?"

Bel masuk berbunyi nyaring dan membuat Mashiho harus menelan kembali pertanyaannya. Tak lama guru yang mengampu pelajaran di jam pertama masuk dan langsung mengecek presensi murid. Pak Jiyong namanya, orangnya agak serius, terkadang bisa jadi menyeramkan, dan tak suka basa-basi.

"Hamada Asahi." pak Jiyoung mengabsen nama Asahi. Refleks Asahi mengangkat tangan. "Hadir, pak."

Pak Jiyoung memperhatikan penampilan Asahi. "Memang tidak ada larangan memakai jaket, hoodie, rompi, atau apapun yang sejenis itu. Tapi kamu tau kan dilarang pakai topi di dalam kelas? Ayo dicopot dulu, Asahi."

Asahi melirik Mashiho. "Uh...i-iya, pak."

Ragu-ragu Asahi menurunkan tudung jaketnya lalu melepas topinya, tapi setelah itu ia buru-buru memakai tudungnya lagi. Mashiho dan sebagian besar anak di kelas itu melongo.

 Mashiho dan sebagian besar anak di kelas itu melongo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JaeSahi - UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang