18

513 68 3
                                    

Asahi berusaha tidak peduli dengan Jihoon yang terus membujuknya untuk kembali ke UKS. Sepanjang lorong kelas, Asahi terus menjadi pusat perhatian yang membuat perasaannya jadi semakin tidak enak. 'Sebenernya ada apa, sih? Bikin gue parno aja!' batinnya kalut.

Asahi hendak berbelok menuju kelasnya saat matanya tak sengaja melihat orang tuanya dan orang tua Jaehyuk yang berjalan menuju ruang rapat sekolah. Keempat orang dewasa itu pun juga melihat Asahi. Namun mama Hamada memberikan gestur dengan telapak tangannya, meminta Asahi untuk tidak mendekat dulu. Setelah itu mereka masuk ke ruang rapat setelah dipersilakan seorang guru.

Asahi terkejut melihat Mashiho yang keluar dari ruang rapat dan langsung menghampirinya dan menariknya menuju kelas mereka. "Cio, ini ada apaan? Kok mama papa aku ke sini? Ada orang tua Jaehyuk pula."

Mashiho melirik Jihoon tajam. "Gue udah minta lo buat nahan Sahi sama Jaehyuk, kan?"

"Sori, Mashi. Jaehyuk sih bisa ditahan sama anak-anak. Tapi Sahi berhasil lolos pas gue halangin."

Mashiho pun meminta Asahi untuk duduk di kursinya. Menuruti sahabatnya itu, Asahi pun duduk. Dan karena haus, dia refleks mencari botol minumnya. Dia kebingungan mendapati botol minumnya tidak ada di tas. "Loh? Botol air aku mana, Cio? Itu tas Jaehyuk kok juga ga ada di kursinya?"

"Bentar ya, Sa. Botol air kamu tadi baru dicek pak Yunho..."

"Pak Yunho guru kimia? Kenapa emang?"

Asahi menatap teman-teman sekelasnya. "Tolong dong kalian jangan diem-diem aja kayak gini. Ini rapatnya berhubungan sama gue? Kok sampe orang tua gue dateng ke sini? Plis jangan bikin gue clueless..." ucapnya dengan nada memelas.

"Gini, Sa..." Olivia akhirnya memutuskan untuk buka suara. Dia tidak tega melihat Asahi kebingungan sendiri begitu. "Tadi pas mulai istirahat, kita semua langsung pada ke kantin, kan? Jadinya kelas kosong..."

Asahi mengangguk dan menunggu penjelasan Olivia dengan sabar.

"Terus...tadi Mashi..."

Asahi beralih menatap Mashiho. "Cio kenapa?"

Mashiho menarik napas panjang. "Aku mergokin Minju naroh entah bubuk apaan ke dalem botol air kamu dan masukin bungkus bekasnya ke tas Jaehyuk."

"Kim Minju?"

Mashiho mengangguk. Dia melirik Olivia, meminta untuk melanjutkan penjelasannya. "Iya, Sa. Kim Minju si drama queen itu. Pas kepergok, si Minju langsung kepengen nyerang Mashi untungnya ga berhasil dan Mashi langsung nangkep Minju dan nyeret dia ke ruang guru sambil bawa bukti botol air kamu dan tasnya Jaehyuk. Jadi sama pak Yunho langsung dibawa ke lab kimia. Mashi diminta jelasin kronologi, dan si Minju itu ditahan di ruang guru."

"Terus? Itu bubuk apaan yang dimasukin ke botol air gue?" tanya Asahi tak sabaran.

"Narkoba, Sa. Dosis besar yang mungkin bisa bikin lo langsung OD." Jihoon yang menjawab karena melihat Olivia yang tampak enggan menjawab.

Asahi melotot.

"Narkoba? Kenapa bisa-bisanya..." Asahi tidak melanjutkan kata-katanya. Lidahnya mendadak kelu saking terkejutnya dia. "Kenapa...kalian ga langsung kasih tau gue?"

"Wali kelas sama guru-guru lain minta kita buat ga kasih tau lo dulu mumpung lo selama jam istirahat terus ada di UKS abis dari kantin. Mereka takut lo syok. Ya kayak begini ini, Sa..."

Asahi terduduk lemas di kursinya. Selama ini dia tak pernah menyenggol Minju sedikitpun setelah masalah dirinya yang disiram air dulu, Asahi sudah tidak mau ambil pusing lagi soal Minju. Dia tidak mau memupuk dendam. Toh pada dasarnya dia dan Minju tak saling kenal. Semuanya dimulai dari obsesi Minju yang ingin dijodohkan dengan Jaehyuk tapi gagal. Minju pun dikucilkan karena drama dan tingkahnya itu sendiri. Asahi tidak mengira Minju akan mendendam padanya hingga merencanakan niat jahat seperti itu. Untungnya, Mashiho tadi kembali ke kelas karena dompetnya tertinggal dan berhasil memergoki Minju.

JaeSahi - UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang