Jihoon menatap Asahi yang tertidur berbantalkan paha Mashiho. Selesai makan tadi mereka lanjut mengobrol santai karena tugas mereka sudah selesai semua. Asahi yang tidak suka terlalu banyak bicara memilih untuk tiduran di paha Mashiho sambil bermain ponsel yang ujung-ujungnya ketiduran.
"Sahi ketiduran tuh, Jae. Kita udah mau pulang, nih..."
"Ya udah biarin aja. Lagian papanya juga belom kelar kerjanya. Kalian pulang aja duluan."
"Mashiho? Mau bareng gue kayak biasa ga?"
"Emang mobil lo nanti muat?" Mashiho melirik Haechan dan Jaemin yang sedang membereskan laptop dan buku-buku mereka.
"Echan dijemput papanya, Jaemin nebeng Echan."
"Yaudah gue ikut lo."
Mashiho perlahan mengangkat kepala Asahi dan Jaehyuk langsung mengambil bantalnya untuk ganti paha Mashiho. Jihoon sebenarnya merasa gemas dan ingin mencubit pipi Asahi, namun Mashiho sudah lebih dulu memukul punggung tangannya. "Nanti kebangun anaknya!" Mashiho menahan suaranya agar tidak terlalu keras. Jihoon hanya bisa cengengesan. Mashiho lalu menatap Jaehyuk yang sedang menyelimuti Asahi.
"Jae..."
"Hm?"
"Kalo bisa naikin suhu AC-nya biar Sahi ga kedinginan. Dia menggigil tadi."
"Oh, oke oke." Jaehyuk mengambil remot AC dan mulai mengatur suhu AC-nya. Setelah itu Jaehyuk mengantar teman-temannya sampai ke depan rumahnya. Di sana sudah ada mobil Jihoon dan Haechan yang sudah menunggu.
"Papi lu sama papanya Sahi masih kerja, yak?"
"Iya kali."
"Ntar sampein makasih lagi ya? Enak banget tadi kita udah dibeliin makan malem."
Jaehyuk mengacungkan ibu jarinya. "Ntar gue sampein."
Setelah Jihoon dan yang lainnya pulang, Jaehyuk kembali ke kamarnya dan mendapati maminya ada di kamarnya sedang mengusap rambut Asahi. Jaehyuk menghampiri nyonya Yoon dengan cepat dan langsung menyentak tangannya agar tak menyentuh Asahi lagi. "Mami ngapain di sini?!" ketus Jaehyuk dengan suara berbisik tertahan. Dia melirik Asahi, memastikan pemuda manis itu tidak terbangun.
Nyonya Yoon terkejut karena Jaehyuk menyentak tangannya seperti itu. "Mami cuma mau lihat Asahi tidur, Jae..."
"Jae minta mami keluar. Ga usah ganggung Sahi." ujar Jaehyuk dingin. Dia duduk di lantai, tepat di samping Asahi. Dia hanya asyik memperhatikan Asahi tidur, sama sekali tidak mau melirik ibunya lagi. Nyonya Yoon pun akhirnya keluar dari kamar Jaehyuk menuju ruang kerja suaminya. Dia lihat sang suami dan papa Hamada yang sedang merapikan tumpukan berkas yang tadi tersebar. Nampaknya pekerjaan mereka memang baru saja selesai.
Tuan Yoon menyadari raut wajah istrinya yang murung. "Kenapa kamu, yang?"
"Tadi aku ke kamar Jaehyuk karna pengen liat Asahi. Tapi Jaehyuk langsung ngusir." jawab nyonya Yoon sedih.
Tuan Yoon lantas menoleh ke arah papa yang kini sedang memasukkan laptopnya ke tas. "Tuh, pak. Kita harus gimana lagi, ya? Bener-bener susah buat luluhin hati Jaehyuk."
Papa Hamada garuk-garuk kepala. "Maaf sebelumnya, pak Yoon. Saya bukannya bermaksud menggurui, tapi sebelumnya gimana sikap bapak sama ibu ke Jaehyuk? Seberapa banyak luka yang Jaehyuk terima dari kedua orang tuanya? Perlakuan, tutur kata, dan sikap bapak dan ibu ke Jaehyuk dari dia kecil itu sangat berpengaruh ke sikap Jaehyuk sekarang."
Tuan dan nyonya Yoon terdiam. Seketika bayangan masa lalu terlintas di pikiran mereka. Dari sejak Jaehyuk lahir ke dunia, mereka sama sekali tidak pernah memperhatikan Jaehyuk dan memberikan kasih sayang selayaknya orang tua. Dari dulu, mereka berpikir kalau memberikan Jaehyuk uang itu saja sudah cukup karena ada dua babysitter yang mengasuh Jaehyuk. Dulu saat ingin memiliki anak, tuan dan nyonya Yoon hanya berpikir masalah memiliki penerus yang akan melanjutkan bisnis mereka di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JaeSahi - Unspoken
FanfictionAsahi sudah lama menyukai Jaehyuk, murid pintar yang juga merupakan ketua OSIS di sekolaahnya. Tapi Asahi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Jangankan mengungkapkan perasaannya, saat melihat Jaehyuk dari kejuahan saja...