"Di rekaman itu, cowok yang masuk ke kelas kita."
"Cowok?"
Jaemin mengangguk. "Dari seragamnya cowok, Liv. Tapi dia make hoodie item sama masker. Jadi mukanya ga keliatan."
Eunbin tersenyum puas. "See? Bukan gue, kan? Jangan-jangan cowok hoodie-an itu si Asahi sendiri?"
Seisi kelas terdiam. Eunbin masih saja bersikap congkak. "Kasian ya Jaehyuk harus punya pacar maling kayak lo. Padahal dia bisa dapet yang lebih baik lagi."
Eunbin syok ketika Jaehyuk mendadak menyiramnya dengan sisa air minum di botolnya. Gadis itu menatap Jaehyuk tak percaya, namun tak berani mengeluarka-kata-kata untuk protes. Raut wajah Jaehyuk sangat menyeramkan di matanya.
"Terus kalau gue ga pacaran sama Sahi, lo pikir gue bakal mau sama lo? Ngaca, njing."
Olivia mendorong Eunbin keluar dari kelas 3-1. "Kami tetep yakin Asahi cuma korban fitnah di sini. Siapapun pelakunya, kami bakal pastiin orang itu ketemu. Dan begitu ketemu, gue akan jamin dia ga akan bisa idup tenang."
Eunbin gemetar mendengar ucapan Olivia. Dia cepat-cepat berlari menuju kelasnya diiringi tatapan menghakimi dari Olivia dan murid kelas 3-1 lainnya.
"Udah tenang aja, Sa. Gue yakin, siapapun itu dia berusaha ngejebak lo. Waktu rekaman yang gue sama Echan liat itu jam dimana kita semua lagi pada olahraga. Jelas-jelas kita semua lengkap ada di lapangan. Jaemin menepuk punggung Asahi pelan.
"Udah. Kalian pulang aja sekarang. Asahi ga usah mikirin apapun. Gue bakal ngomongin ini ke wali kelas kita."
"Gue ikut aja, Liv..." Asahi akhirnya berbicara. Dia tidak mau Olivia bicara sendiri ke wali kelas. Bagaimanapun juga masalah ini sudah melibatkan namanya. Olivia mencubit pipi Asahi gemas. "Udah lo pulang aja. Gue ketua kelas, dan tugas gue buat lindungin anak-anak 3-1, terutama yang ga bersalah. Soal siapa yang ada di rekaman CCTV, nanti kita diskusi lewat grup chat kelas kita, oke? Nanti biar gue mintain rekamannya."
Semua mengangguk setuju. Mereka pun serempak membereskan tas lalu pulang. Asahi pulang ditemani Jaehyuk, Mashiho, dan geng Jaehyuk lainnya. Tak lupa Jaehyuk juga mengabari gengnya dan Yoshi di kelas 3-2 untuk datang ke rumah Asahi setelah jam sekolah. Mereka akan melakukan diskusi langsung di rumah Asahi.
.
.
.
.
.
.
.
"Wah, beneran gila sih fans lo, Jae."
Hal yang Junkyu lakukan pertama kali saat masuk ke kamar Asahi adalah langsung memarahi Jaehyuk. "Di sini Asahi lho yang dirugiin. Untung aja kelas kalian anak-anaknya kompak dan ga langsung ngehakimin Sahi."
Junkyu menatap Asahi yang saat ini sedang melihat rekaman yang dikirimkan Olivia melalui grup chat kelas 3-1. Pemuda manis itu terlihat tenang. Raut wajahnya pun datar. Tapi Junkyu yakin kalau Asahi pasti juga memikirkan hal ini. Dia jadi sering kena masalah, jadi bahan omongan buruk oleh kumpulan fans Jaehyuk, tentunya gara-gara sang mantan ketua OSIS yang dulu terang-terangan mengejarnya. Sekarang ditambah mereka sudah resmi pacaran. Gunjingan itu pasti makin gencar, walaupun sebenarnya para penggemar Jaehyuk tidak bisa melakukannya terang-terangan karena sudah mendapat ancaman dari idola mereka sendiri.
"Kalau kayak gini, gue jadinya dukung Asahi yang tadinya ga mau nerima lo, Jae." sahut Junkyu lagi.
Asahi menarik Junkyu agar duduk lalu menepuk-nepuk bahu lebar pemuda itu. "Udah, jangan merepet gitu, Jun. Gue gapapa, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
JaeSahi - Unspoken
FanfictionAsahi sudah lama menyukai Jaehyuk, murid pintar yang juga merupakan ketua OSIS di sekolaahnya. Tapi Asahi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Jangankan mengungkapkan perasaannya, saat melihat Jaehyuk dari kejuahan saja...