"Dek, nanti bilangin makasih ya ke Jaehyuk karna udah beliin papa sama mama kue bolu. Bibi juga dapet kuenya. Enaaak pisan rasanya. Kamu juga dibeliin pizza itu kan?"
Obrolan disela sarapan kali ini dimulai dengan membicarakan Jaehyuk. Semalam Asahi baru keluar kamar dan makan malam pukul sembilan malam lewat seperempat. Sedangkan di jam segitu biasanya papa dan mamanya sudah masuk kamar dan bersiap tidur. Kedua orang tuanya memang tipe yang selalu tidur lebih awal, jadinya Asahi tidak sempat mengobrol dengan mereka.
"Iya, pa. Nanti adek sampein."
Papanya tersenyum sembari mengoles selai kacang ke rotinya. Asahi dan mamanya sendiri lebih suka sarapan nasi goreng buatan bibi. "Pacar kamu pinter ngambil hati orang ya rupanya..."
Asahi tersedak mendengar ucapan papanya itu. Dia buru-buru menuang air putih ke gelasnya dan minum hingga tandas. Dengan mata yang masih berair, Asahi mendelik ke papanya yang hanya terkekeh pelan. "Pacar apaan? Jaehyuk bukan pacar adek, pa!"
"Bukan pacar?" mama nampaknya tak percaya.
"Bukan! Itu tuh temen sekelas adek, ma."
"Tapi semalem Jaehyuk sendiri yang bilang kalau dia pacar adek tuh."
Asahi tersedak. Lagi.
.
.
.
.
.
Kali ini Asahi ke sekolah diantar oleh papanya. Sekalian karena papa ada urusan di daerah dekat sekolah Asahi.
"Belajar yang rajin, tapi jangan terlalu maksain diri. Entar ngebul otaknya..." begitulah wejangan sang papa. Asahi hanya mengangguk seadanya. "Iya, pa..."
Papa pun mengendarai mobilnya menjauhi area sekolah sementara Asahi langsung berjalan menuju kelasnya. Namun di sepanjang jalan, Asahi bisa merasakan banyaknya pasang mata yang menatap ke arahnya dan membicarakan dirinya.
'Ada apa lagi, nih? Kok perasaan gue ga enak?' batinnya was-was.
Sesampainya di kelas, Asahi langsung menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya yang kebanyakan sedang berkumpul di dekat mejanya dan Jaehyuk. Mashiho yang melihat kedatangan Asahi langsung berdiri dari kursinya dan menghampiri pemuda manis itu.
"Ada apaan, sih?"
"Kemaren Jaehyuk ke rumah kamu, Sa?"
Asahi tersentak kaget mendengar pertanyaan itu. Terlebih Mashiho bertanya secara gamblang, tidak pakai acara bisik-bisik. Diliriknya Jaehyuk yang senantiasa tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan. "Kok kamu tau? Jaehyuk bilang?"
Mashiho menggeleng. "Kamu ada buka instagram dari semalem?"
"Nggak tuh. Abis makan malem aku cuma main game terus tidur."
Asahi berjalan ke mejanya bersama Mashiho. Teman-temannya masih saja memandanginya dengan berbagai ekspresi. Kebanyakan sih ekspresi senang dengan senyum lebar dan sisanya ekspresi bingung. Asahi jadi curiga dan segera membuka instagramnya, namun tidak ada apapun di sana.
"Lo ga follow Jaehyuk berarti, ya?" tanya Jihoon yang dijawab dengan gelengan kepala dari Asahi. Meskipun sesekali suka melihat-lihat isi instagram Jaehyuk, Asahi tak punya cukup keberanian untuk memfollow akun Jaehyuk. Tapi karena pertanyaan Jihoon dan Mashiho, Asahi jadi makin penasaran dan mengecek akun Jaehyuk. Si pemilik akunnya sendiri hanya duduk diam berpangku tangan tanpa berhenti memandangi Asahi. Dari awal, Jaehyuk sama sekali tidak mengatakan apapun.
Dan ketika akhirnya deretan feed instagram Jaehyuk terpampang, Asahi langsung mengerti kenapa dia mendadak jadi pusat perhatian di sepanjang jalan menuju kelasnya. Di feed terbarunya, Jaehyuk memposting foto selfie dimana ada dirinya yang tertidur pulas di pelukan Jaehyuk. mata Asahi membelalak melihat foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JaeSahi - Unspoken
FanfictionAsahi sudah lama menyukai Jaehyuk, murid pintar yang juga merupakan ketua OSIS di sekolaahnya. Tapi Asahi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Jangankan mengungkapkan perasaannya, saat melihat Jaehyuk dari kejuahan saja...