sepuluh.

7.2K 797 75
                                    

Seorang pria asing sedang celingak-celinguk mencari jalan keluar dari pusat kegiatan pasar harian yang sedang ramai, akan tetapi saat dirinya telah berhasil keluar dari pasar, Abian masih tidak dapat menemukan titik di mana Juna memarkirkan motornya, dan kegiatan itu sudah terulang entah beberapa kali.

Entah di sisi mana Abian sekarang ini, panik tentu saja, apalagi setiap orang yang berlalu lalang pasti akan terus melihatnya, seolah Abian adalah hal asing yang baru mereka lihat.

Sebut saja sekarang Abian tersesat, tidak masuk akal memang, tapi itulah faktanya, dan sekarang dirinya sudah seperti anak hilang, mau menghubungi Juna pun percuma karena sialnya Abian baru sadar tidak pernah bertukar nomor dengan pria yang menyandang status sebagai suaminya tersebut.

Di saat Abian jongkok di tepi jalan sambil memainkan ponselnya asal, tiba-tiba dua manusia datang dari arah kanan  yang hampir menabraknya menggunakan motor Scoopy berwarna merah hitam.

"Aduh mas maaf ya, ini semua salah Danu nih yang naik motornya begajulan." Pria dibonceng tadi langsung bergegas menghampiri Abian yang masih dilanda sedikit shock, sungguh hari ini Abian sangat apes.

"Kamu ini bagaimana sih Nu, ini kalau tadi mas nya ketabrak gimana? Bisa masuk penjara kita. Sekali lagi kami minta maaf ya mas," sambung pria sedikit kurus itu lagi, mengomeli satu pria lagi yang Abian tangkap bernama Danu.

"Loh kok salah ku Nang? Kamu itu loh yang langsung teriak di telinga ku, yo kaget lah aku, padahal mah aku liat juga mas nya jongkok di depan." Jelas Danu menyanggah argumen teman nya yang dia sebut Nang tadi.

Abian yang juga sudah ikut berdiri mengamati perdebatan dua manusia di depan, Abian memang sempat kesal dengan keduanya karena telah berhasil menambah satu masalahnya dipagi yang cerah ini.

"Halo mas? Ngga ngomong dia Nu, dia bisu kali ya." Pria yang di sebut Nang tadi melambaikan tangan di depan wajah Abian lalu berbisik pada Danu, yang sialnya masih bisa Abian dengar dengan jelas.

Abian memejamkan matanya sejenak, siap meledak sebentar lagi, "Anjir! Gue ngga bisu sialan," ujarnya menegaskan, lengkap dengan intonasi kesal yang jelas.

Pria tadi menatap Abian terpesona, satu tangan nya digunakan untuk menutupi mulut yang membulat dramatis, "Wah orang kota Nu. Lo keren mas ajarin aku bahasa kota dong," ujarnya.

'Freak' adalah satu kata yang ada dalam kepala Abian ketika melihat pria di sebelahnya ini, dahi serta keningnya sekarang sudah mengerut sempurna pertanda kesal dengan tingkah pria gila di depannya.

"Maaf ya mas, teman saya memang agak ngga jelas. Saya Danu dan teman saya Nanang benar-benar minta maaf atas kejadian barusan,"

Abian beralih pada pria yang memiliki mata seperti anjing, bukan bermaksud menghina tapi mata pria itu memang terlihat seperti anjing, kalau tidak salah jenis Samoyed.

"Ya," balas Abian mengangguk singkat, wajahnya masih menggambarkan raut kesal akibat pria yang bernama Nanang itu.

"Minta maaf atuh Nang, kamu udah ngga sopan tadi."

Pria bernama nama itu terkekeh melihat ke arah Abian, yang mana di balas tatapan waspada oleh Abian sendiri, "Hehehe maaf ya mas udah bilang mas nya bisu. Tapi ajarin gue bahasa kota dong mas, biar keren gitu atuh," katanya mengundang ringisan malu oleh Danu sebagai temannya.

"Duh Nang jangan bikin malu, mending sekarang kita masuk pasar aja," ujar Danu menarik Nanang menjauh dari sana.

Belum sempat mereka beranjak, Abian menahan dua pria itu, menatap mereka sebentar yang terlihat sedikit bingung sebelum mengeluarkan kalimatnya, "Gue bisa ikut kalian? I mean gue nanti mau minta tolong lo buat hantar gue pulang," ucapnya, mendapatkan ekspresi sedikit terkejut dua pria asing yang baru ia temui.

𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang