si mamas sakit.

6.4K 369 29
                                    

Selama menjalin rumah tangga, jarang sekali ia melihat Juna sakit, suaminya itu rasanya selalu siap siaga untuk keluarga kecil mereka.

Namun Juna itu juga manusia, ada saatnya ia tidak akan sanggup membiarkan daya tahan tubuhnya untuk tetap sehat, biasanya karena pekerjaan dinas ke luar daerah yang mengharuskan Juna berpisah beberapa hari dari Abian serta kedua anak mereka, dan jika sudah seperti itu entah kenapa tubuh Juna langsung tumbang seketika, seperti sekarang.

Perjalanan dinas kali ini memakan waktu tiga hari, buat Juna tidak sabar untuk segera memarkirkan mobil yang dia hadiahkan untuk suami kecilnya beberapa waktu lalu di halaman rumah kecil mereka.

Begitu keluar dari mobil, Juna segera mengambil langkah sedikit cepat untuk memasuki rumah, begitu pintu terbuka dapat Juna cium bau khas rumahnya yang sudah ia rindukan beberapa hari lalu.

Sambil menenteng tas ransel yang berisikan laptop dan beberapa berkas Juna kembali melangkah mencari sosok kasihnya, untuk ia rengkuh begitu erat meluapkan rindu yang begitu besar.

Belum sampai pada kamar, dua mata Juna lebih dulu menangkap sosok Abian yang sedang berbaring santai di sofa panjang sambil memainkan gawainya.

Melihat itu Juna langsung melebarkan senyum paling hangat yang ia punya, segera ia cepatkan langkah, lalu tas pada tangan kanan langsung ia letakkan di atas meja berbahan kaca tebal transparan.

Tanpa menunggu lagi Juna langsung menindih tubuh kecil Abian dan berikan pelukan eratnya, Juna juga mengistirahatkan kepalanya di ceruk leher si manis, hal yang selalu menjadi favoritnya.

Abian sempat terkejut tentu saja, namun begitu menyadari bahwa pelakunya adalah Juna maka perlahan senyumnya juga ikut tergambar. Ponsel Abian letakkan, ia biarkan kedua tangannya terulur untuk balas memeluk sambil sesekali menyisir halus rambut halus suaminya yang mulai memanjang.

Sepasang kasih yang baru saja bertemu dalam waktu yang lumayan lama menurut mereka, sengaja membiarkan hening menyelimuti kebersamaan saat itu, mereka rasakan dulu kehadiran satu sama lain baru akhirnya pembicaraan mulai terjalin.

Masih pada posisi yang sama Abian berujar, "Kirain pulangnya agas sore mas, jadi ngga nyambut kan aku."

"Mas mu udah kangen banget ini yang, ngga sanggup mas kalau ngulur waktu selama itu."

Jawaban Juna terdengar jelas oleh Abian karena suaminya itu berbicara pada perpotongan lehernya, terasa sedikit geli membuat Abian terkekeh ringan.

Kepala sedikit Juna jauhkan untuk melihat si manis, "Anak manis sama anak ganteng ku, mana yang?" ujar Juna kembali bersuara.

"Lagi tidur siang, ada tuh di kamar mereka." Abian menjawab, tangannya masih terus menyisir lembut rambut halus suaminya, sebelum ia dikejutkan oleh Juna yang tiba merubah posisi duduk dan menggendongnya ke pengakuan milik prianya.

Dengan posisi ini Abian dapat melihat dengan jelas wajah Juna yang bersandar di sofa masih lengkap dengan seragam coklatnya itu. Satu tangan terulur hingga jari-jari milik Abian berhasil bermain di permukaan wajah lelah Juna, dari menyusuri alis tebal hingga membuat pola-pola abstrak yang mampu membuat mata Juna terpejam nyaman.

"Nah kan mulai panas badannya, kamu tuh kenapa selalu sakit kalau lagi dinas nginap sih mas, heran aku tuh."

Perlahan dua kelopak mata terbuka, Juna dapat melihat wajah manis Abian yang posisinya sedikit lebih tinggi, memang dari kemarin Juna sudah merasa kurang enak badan, dan sudah menjadi kebiasaan jika ia sedang berjauhan dengan suami kecilnya ini.

Juna biarkan dua tangannya bertengger manis pada pinggang suaminya, "Kayaknya memang mas ini ngga bisa jauh-jauh dari kamu sayang." Ujarnya kemudian.

Hal itu memang benar. Entah kenapa bisa, Abian hanya tahu jika setelah ini ia harus siap mengurusi sang suami, karena Juna kalau sakit itu manjanya bisa melebihi dua anak mereka.

𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang